Internasional

WHO Ungkap Kapan Vaksinasi Global Bisa Dilakukan

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
23 July 2020 12:43
Pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA dengan metode real-time RT-PCR (PCR COVID-19) yang mendeteksi 3 (tiga) target gen sekaligus yaitu Gen E, N, dan RdRP sesuai dengan protokol yang ditetapkan World Health Organization (WHO). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA dengan metode real-time RT-PCR (PCR COVID-19) yang mendeteksi 3 (tiga) target gen sekaligus yaitu Gen E, N, dan RdRP sesuai dengan protokol yang ditetapkan World Health Organization (WHO). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti telah membuat kemajuan yang baik dalam mengembangkan vaksin melawan Covid-19. Tak sedikit percobaan yang sudah memasuki tahap III atau akhir.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut bahwa vaksinasi belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Paling tidak pemberian baru bisa dilakukan di 2021.



"Kita memang membuat progres yang baik (dalam pembuatan vaksin)," kata Kepala Program Darurat WHO Mike Ryan sebagaimana ditulis CNA, dikutip Kamis (23/7/2020).

"Secara realistis, ini (tes) akan masih berlangsung hingga awal tahun depan, sebelum orang mendapat vaksinasi."

Ia pun mengatakan bahwa WHO harus juga memiliki pekerjaan rumah (PR) lain terkait vaksin. Hal tersebut adalah bagaimana memastikan distribusi vaksin yang adil ke seluruh dunia.

"Kita harus jujur soal ini, karena ini adalah untuk kebaikan global," katanya.

"Vaksin bukan untuk yang kaya, bukan untuk yang miskin, tapi untuk semua orang."



Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) akan membeli vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan bioteknologi Jerman, BioNTech SE seharga US$ 1,95 miliar (Rp 28,5 triliun, asumsi Rp 14.630/US$).

Jika vaksin terbukti aman dan efektif, AS akan membuat kontrak untuk 100 juta dengan label harga US$ 39 atau sekitar Rp 570 ribu.

Kontrak tersebut disetujui oleh pemerintah AS untuk pengeluaran vaksin, meskipun pada kesepakatan dengan pembuat vaksin lain sebelumnya, AS sempat berjanji membantu membayar biaya pengembangan.

Sebagaimana ditulis oleh Reuters, juru bicara Pfizer menyatakan perusahaan tersebut dan BioNTech tidak akan menerima uang dari pemerintah kecuali vaksin mereka berhasil dalam uji klinis besar dan dapat berhasil diproduksi.

Berdasarkan perjanjian tersebut, pemerintah AS juga akan memiliki opsi untuk mendapatkan tambahan 500 juta dosis. Pfizer mengatakan harga untuk dosis tambahan akan dinegosiasikan secara terpisah jika AS memesannya.

Jika berhasil, vaksin akan tersedia untuk orang Amerika tanpa biaya dengan membebankan asuransi kesehatan mereka, kata Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS).


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Mau Pilih Mana, Vaksin AS atau Vaksin China?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular