
Terbaru, Vaksin Covid-19 RI-China Sudah Masuk Tahap Akhir!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bio Farma akan segera melakukan uji klinis fase tiga pada Juli 2020, setelah pengembangan vaksin Covid-19 bersama Sinovac Biotech Ltd berjalan cukup efektif dalam beberapa waktu terakhir.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Utama Bio Farma Honseti Basyir dalam konferensi pers bersama sejumlah pemangku kepentingan terkait yang disiarkan langsung Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7/2002).
"Kami berencana melakukan uji klinis tahap tiga, bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, dan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan," kata Honseti.
"Hasil tahap awal uji klinis akan dipergunakan untuk kebutuhan emergency pada kuartal I-2021,' katanya.
Sebagai informasi, fase ketiga merupakan pengujian langsung vaksin kepada manusia dalam jumlah besar dengan rentan usia mulai dari anak-anak hingga orang tua. Bila vaksin ini menunjukkan kemanjurannya, akan memasuki persetujuan regulator di fase keempat. Kemudian diproduksi massal.
Adapun Sinovac Biotech merupakan perusahaan vaksin asal China. Sinovac mengklaim vaksin Covid-19 buatannya aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan adanya potensi mempertahankan diri melawan infeksi virus corona baru. Vaksin buatan Sinovac diberi nama CoronaVac.
Bloomberg melaporkan vaksin Covid-19 belum menunjukkan efek samping yang parah dan 90% orang yang disuntikkan vaksin ini menunjukkan adanya pembentukan antibodi penawar dalam 14 hari setelah inokulasi, kata Sinovac dalam siaran pers. Uji klinis fase I dan fase II dilakukan di China dengan melibatkan 743 relawan dengan rentan usia 18 tahun hingga 59 tahun.
Indonesia sendiri, bukan hanya berkolaborasi dengan lembaga internasioanl seperti Sinovac, melainkan juga dengan lembaga riset The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEP) untuk pengembangan vaksin.
Dari dalam negeri, Bio Farma juga termasuk bagian dari konsorsium pengembangan vaksin Covid-19. Saat ini, Selain Bio Farma, ada lembaga-lembaga seperti Eijkman, Balitbangkes, serta sejumlah perguruan tinggi.
"Konsorsium ini merupakan proyek jangka panjang," kata Honseti.
Honseti mengemukakan pengembangan vaksin melalui kolaborasi ini diperkirakan selesai pada kuartal pertama 2022, atau paling lambat di pertengahan 2022. "Jika hasilnya bagus, kita mungkin bisa memiliki vaksin di kuartal pertama atau pertengahan kuartal 20220," katanya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Vaksin Covid-19 US$30, Warga RI Bayar Berapa?