Fakta Vaksin Moderna & Kandungan Manjur Hajar Covid-19

Redaksi, CNBC Indonesia
16 July 2020 06:48
A sign marks an entrance to a Moderna, Inc., building, Monday, May 18, 2020, in Cambridge, Mass. Moderna announced Monday, May 18, 2020, that an experimental vaccine against the coronavirus showed encouraging results in very early testing, triggering hoped-for immune responses in eight healthy, middle-aged volunteers.(AP Photo/Bill Sikes)
Foto: Moderna (AP/Bill Sikes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Moderna akhirnya mempublikasikan hasil uji klinis fase 1 di "New England Journal of Medicine". Dalam jurnal tersebut terdapat bukti bahwa vaksin Covid-19 buatannya manjur atau menghasilkan antibodi di tubuh sukarelawan.

Dalam laporan tersebut, vaksin diujikan ke 45 sukarelawan berusia 18-55 tahun pada 23 Maret hingga 14 April lalu. Ke-45 sukarelawan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok untuk diberikan kandidat vaksin yang berbeda dengan dosis masing-masing 25 mikrogram, 100 mikrogram dan 250 mikrogram per kelompoknya.

Uji kandidat vaksin dilakukan dua kali dengan rentang waktu terpaut 28 hari. Setelah diinjeksi dengan kandidat vaksin pada gelombang pertama, semua sukarelawan teramati mampu menghasilkan antibodi. Semakin tinggi dosis yang diberikan semakin tinggi pula jumlah antibodi yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil pengukuran dengan teknik biologi molekuler bernama enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), rata-rata titer (jumlah) antibodi yang didapati pada kelompok dengan dosis 25 mikrogram sebanyak 40.227. 

Pada kelompok 100 mikrogram dan 250 mikrogram, titer antibodi yang dihasilkan lebih tinggi dari kelompok pertama dengan masing-masing kelompok sebanyak 109,209  dan 213,526. 

Pada injeksi mRNA-1273 periode yang kedua, jumlah antibodi yang dihasilkan tercatat jauh lebih tinggi pada masing-masing kelompok. Pada kelompok yang diberikan dosis 25 mikrogram titer antibodinya mencapai 299.751 atau hampir 7,5 kali lipat dari jumlah antibodi yang dihasilkan pada percobaan pertama.

Hal serupa juga dialami oleh kelompok kedua dan ketiga yang masing-masing diinjeksi dengan dosis 100 mikrogram dan 250 mikrogram. Jumlah titer antibodi yang teramati masing-masing sebanyak 782.719 dan 1.192.154.

Setelah vaksinasi kedua, aktivitas penetralan serum terdeteksi oleh dua metode di semua peserta yang dievaluasi.

Mengingat vaksinasi pada dasarnya adalah memasukkan 'benda asing' ke tubuh manusia untuk memicu respons kekebalan tubuh (imun) maka tak jarang orang yang divaksinasi akan mengalami beberapa gejala umum seperti demam. 

Pada kasus uji klinis tahap satu ini sebagian besar peserta uji coba mengalami kelelahan, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot dan sakit di bagian yang diinjeksi. Dampak yang lebih serius terlihat lebih banyak pada percobaan kedua. 

Namun semua gejala yang dialami ini bukanlah gejala yang serius dan bukan merupakan suatu ancaman yang menjadi risiko. Sehingga hasil uji awal yang positif ini menjadi kabar baik bagi umat manusia. 

Asal tahu saja, vaksin yang sedang dikembangkan oleh Moderna diberi nama mRNA-1237. Vaksin ini akan melakukan uji klinis fase tiga pada 27 Juli 2020.

Vaksin Moderna menggunakan suatu molekul messenger RNA yang mengkode protein virus corona bernama spike dikombinasikan dengan sistem penghantaran obat menggunakan nanopartikel dari suatu jenis lemak tertentu.

Protein spike merupakan suatu protein di permukaan virus yang bentuknya seperti tonjolan sehingga membuat penampakan virus corona seperti mahkota. Menurut Rane, dkk (2020) protein ini memiliki peranan untuk membawa masuk virus ke dalam sel inang. 

Mengetahui peranannya dalam mekanisme infeksi virus, protein ini oleh para ilmuwan digunakan sebagai antigen untuk memancing respons imun inang guna menghasilkan antibodi penetralnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular