
Bukan Kaleng Kaleng, Grab Sumbang Rp 471 M ke BandarLampung

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil riset Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics mencatat gig workers di empat layanan Grab secara keseluruhan berkontribusi sebesar Rp 471 miliar pada perekonomian Bandarlampung pada 2019.
Head of West Indonesia Grab Indonesia, Richard Aditya mengajak bisnis kecil dan tradisional di Bandar Lampung untuk merangkul teknologi agar tidak tertinggal dalam era digital. Menurutnya, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian berbagai kota di Indonesia dan Grab ingin membantu para UMKM ini berkembang lebih maju dengan meningkatkan daya saing di pasaran.
"Selama pandemi ini, kami melihat bahwa UMKM yang belum beralih ke platform digital telah merasakan dampak negatif dari pandemi ini, yaitu jumlah pelanggan mereka berkurang akibat di batasinya kegiatan masyarakat di luar rumah. Ini membuat kami fokus pada digitalisasi dan edukasi UMKM agar mereka bisa bangkit, karena saat mereka bertumbuh, ketahanan ekonomi kota akan terjaga," ujarnya mengutip keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Dia mengatakan, melalui program #TerusUsaha, Grab mengaku jika ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang GrabForGood yang bertujuan memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati manfaat positif dari teknologi kami yang inklusif.
Selain hasil riset yang mencatat kontribusi ekonomi, CSIS dan Tenggara Strategics juga merilis studi yang dilakukan di bulan Januari 2020 di kota Bandar Lampung. Riset ini menemukan bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi Grab telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Bandar Lampung.
"Mitra Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia), tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab," kata Richard.
Ada tiga poin penting terkait kontribusi Grab di Bandar Lampung. Pertama, mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Bandar Lampung yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 34% menjadi Rp 56,3 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Bandar Lampung meningkat 27% menjadi Rp 9 juta per bulan sejak bergabung.
Sebanyak 57% mitra merchant GrabFood Bandarlampung juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya. Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike di Bandarlampung dengan peningkatan pendapatan hingga 81% menjadi Rp 7,1 juta per bulan dan 144% menjadi Rp 3,6 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Peningkatan ini, lanjutnya membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. 28% mitra pengemudi GrabBike dan 14% mitra pengemudi GrabCar di Bandar Lampung baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Kedua, akses perbankan, dimana kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin. 72% mitra pengemudi GrabBike dan 79% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp745 ribu hingga Rp1,6 juta. Sebagai tambahan, 58% dari mitra pengemudi GrabBike dan 77% mitra pengemudi GrabCar mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih mempercayai mereka.
"Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru," ujarnya lagi.
Ketiga, terkait teknologi yang membuka kesempatan usaha, berdasarkan riset di Bandar Lampung tercatat sebanyak 13% mitra merchant GrabFood Bandar Lampung terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 14% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya. Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka.
"23% mitra merchant GrabFood dan 5% agen GrabKios di Bandar Lampung menambah pegawai baru sejak bergabung dengan Grab," ujarnya lagi.
Menanggapi ini, Senior Economist, Tenggara Strategics, mengungkapkan bahwa gig workers yang ada di dalam platform Grab membantu meningkatkan nilai kehidupan untuk banyak pihak. Riset yang sudah dilakukan di Bandarlampung memberikan data tentang kontribusi perekonomian yang langsung dirasakan oleh para gig workers di Bandar Lampung.
"Kami melihat adanya peningkatan 10% dari kualitas hidup para pekerja informal setelah bergabung dengan Grab. Masyarakat di sekitar juga tetap merasa terbantu dalam hal-hal lainnya terlebih saat mereka harus di rumah akibat wabah COVID-19. Sistem digital ini juga yang akan menyiapkan para gig workers untuk menyambut era tatanan hidup baru," katanya.
Berikutnya, Wakil Gubernur Provinsi Lampung, Chusnunia Chalim, mengatakan terobosan Grab di masa pandemi sebagai salah satu upaya menjalankan protokol kesehatan, karena melalui program ini, penjual dan pembeli dapat terlindungi. Pemerintah Provinsi Lampung juga senantiasa mendorong UMKM agar digitalisasi. Selama ini UMKM memiliki hambatan atau kesulitan dalam memasarkan produknya.
"Keberadaan Grab sangat membantu karena dapat memfasilitasi untuk menyambungkan antara produsen dengan konsumen. Selain itu, diperlukan adanya kolaborasi pemerintah dan swasta dalam meningkatkan peran UMKM sebagai penggerak sektor riil dan pilar perekonomian di Indonesia," jelasnya.
Salah satu yang berkontribusi pada perekonomian Bandarlampung adalah Ketut Anggar Sae Prima (24 tahun). Dia adalah pemilik kedai kopi Bun.Kopi yang menjalankan usaha karena melihat kopi sudah menjadi gaya hidup dan tren yang semakin meningkat. Anggar merasakan tantangan di bisnis ini adalah kompetitor sejenis yang semakin menjamur.
"Agar semakin dikenal masyarakat Lampung khususnya, saya langsung mendaftarkan usaha ke GrabFood. Saya juga aktif mengikuti program yang diadakan Grab untuk mitra merchant dan terbukti, penjualan saya meningkat bahkan pernah menyentuh belasan juta per harinya. Kini 70% pembeli Bun.Kopi memesan minuman secara online," ujarnya.
terakhir, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kota Bandarlampung, Pola Pardede, sangat mengapresiasi langkah Grab dalam menunjang perekonomian rakyat Lampung dengan membantu para gig workers dan UMKM lokal. Dia menambahkan, digitalisasi diperlukan untuk memastikan UMKM dapat bersaing secara luas. Saat UMKM berkembang, sektor ini akan memberikan lebih banyak kesempatan dan peluang pekerjaan bagi lebih banyak orang.
"Pemerintah kota Bandar Lampung menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas peluncuran program #TerusUsaha di kota Bandar Lampung. Kami percaya bahwa UMKM memerlukan bekal cukup untuk memajukan perekonomian Indonesia," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Cara Jitu Grab Ajak Jutaan UMKM untuk Go Digital