Fakta & Bukti Vaksin Moderna Manjur bagi Pasien Covid-19

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 July 2020 15:48
A sign marks an entrance to a Moderna, Inc., building, Monday, May 18, 2020, in Cambridge, Mass. Moderna announced Monday, May 18, 2020, that an experimental vaccine against the coronavirus showed encouraging results in very early testing, triggering hoped-for immune responses in eight healthy, middle-aged volunteers.(AP Photo/Bill Sikes)
Foto: Moderna (AP/Bill Sikes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil uji coba kandidat vaksin corona (SARS-CoV-2) produksi Moderna sudah keluar dan dipublikasikan di New England Journal of Medicine (NEJM) kemarin Selasa (14/7/2020). Hasil yang positif mendukung pengembangan lebih lanjut kandidat vaksin ini. 

Uji klinis tahap I kandidat vaksin mRNA-1273 produksi Moderna dilakukan terhadap 45 sukarelawan sehat berusia 18-55 tahun pada 23 Maret hingga 14 April lalu. Uji coba tersebut dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute, Seattle dan di the Emory University School of Medicine, Atlanta.

Ke-45 sukarelawan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok untuk diberikan kandidat vaksin yang berbeda dengan dosis masing-masing 25 mikrogram, 100 mikrogram dan 250 mikrogram per kelompoknya. Uji kandidat vaksin dilakukan dua kali dengan rentang waktu terpaut 28 hari. 

Setelah diinjeksi dengan kandidat vaksin pada gelombang pertama, semua sukarelawan teramati mampu menghasilkan antibodi. Semakin tinggi dosis yang diberikan semakin tinggi pula jumlah antibodi yang dihasilkan. 

Berdasarkan hasil pengukuran dengan teknik biologi molekuler bernama enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), rata-rata titer (jumlah) antibodi yang didapati pada kelompok dengan dosis 25 mikrogram sebanyak 40.227. 

Pada kelompok 100 mikrogram dan 250 mikrogram, titer antibodi yang dihasilkan lebih tinggi dari kelompok pertama dengan masing-masing kelompok sebanyak 109,209  dan 213,526. 

Pada injeksi mRNA-1273 periode yang kedua, jumlah antibodi yang dihasilkan tercatat jauh lebih tinggi pada masing-masing kelompok. Pada kelompok yang diberikan dosis 25 mikrogram titer antibodinya mencapai 299.751 atau hampir 7,5 kali lipat dari jumlah antibodi yang dihasilkan pada percobaan pertama.

Hal serupa juga dialami oleh kelompok kedua dan ketiga yang masing-masing diinjeksi dengan dosis 100 mikrogram dan 250 mikrogram. Jumlah titer antibodi yang teramati masing-masing sebanyak 782.719 dan 1.192.154.

Setelah vaksinasi kedua, aktivitas penetralan serum terdeteksi oleh dua metode di semua peserta yang dievaluasi.

Mengingat vaksinasi pada dasarnya adalah memasukkan 'benda asing' ke tubuh manusia untuk memicu respons kekebalan tubuh (imun) maka tak jarang orang yang divaksinasi akan mengalami beberapa gejala umum seperti demam. 

Pada kasus uji klinis tahap satu ini sebagian besar peserta uji coba mengalami kelelahan, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot dan sakit di bagian yang diinjeksi. Dampak yang lebih serius terlihat lebih banyak pada percobaan kedua. 

Namun semua gejala yang dialami ini bukanlah gejala yang serius dan bukan merupakan suatu ancaman yang menjadi risiko. Sehingga hasil uji awal yang positif ini menjadi kabar baik bagi umat manusia. 

Kandidat vaksin milik Moderna ini pada dasarnya menggunakan antigen yang sama seperti kandidat vaksin lainnya yakni protein struktural milik virus yang bernama spike. Hanya saja gen yang mengkode protein antigen pada mRNA-1273 dibungkus dengan nanopartikel lemak tertentu bukan virus lain yang dilemahkan seperti Adenovirus. 

mRNA-1273 milik Moderna telah digadang-gadang menjadi kandidat kuat vaksin untuk virus corona bersama dua kandidat lain yang diproduksi oleh AstraZeneca dan perusahaan farmasi asal China yakni Sinopec.

Rencananya pada bulan ini, Moderna akan melakukan uji klinis tahap akhir (tahap III) dengan merekrut lebih banyak peserta. Jika berhasil dan menunjukkan hasil yang positif, tahap selanjutnya adalah persetujuan dari otoritas medis terkait seperti Food Drug & Administration (FDA). 

Pengembangan vaksin corona memang dikebut. Menurut perkiraan yang optimistis, vaksin dapat dikembangkan dalam waktu 12-18 bulan. Itu artinya jika tak ada halangan berarti maka vaksin bisa mulai tersedia paling cepat awal tahun depan.

Moderna sendiri mentargetkan produksi 1 miliar dosis mRNA-1273 awal tahun depan. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hasilkan Antibodi, Vaksin Corona Moderna Siap Digunakan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular