Ekonomi Dibuka & Kasus Corona Naik, RI Menuju Herd Immunity?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
09 July 2020 18:57
Suasana Pasar Tanah Abang resmi dibuka kembali hari ini setelah sebelumnya tutup karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta. 15/6/20, CNBC Indonesia/Tri Susilo
Pantauan CNBC Indonesia di Ruko Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/6/2020), kawasan ruko ini didominasi oleh pedagang baju, kain dan kerudung. Setiap pengunjung berjalan, pedagang pun menjajakan barang jualannya.  

Sebelum memasuki pasar pengunjung dicek suhu oleh dinas kesehatan setempat dan pihak pengelola mal sudah menyediakan tempat cuci tangan di setiap Blok pintu masuk pasar.

Terdapat masyarakat dan pedagang yang sedang melalukan transaksi jual-beli. Mereka bertransaksi menggunakan masker. Namun, hanya sedikit pedagang yang menggunakan face shield.

Mayoritas pengunjung membeli barang dalam jumlah yang banyak. Bahkan, tak jarang pengunjung datang dengan membawa trolly lipat untuk memudahkannya membawa barang. 

Seperti diketahui, Perumda Pasar Jaya menerapkan sistem ganjil-genap di pasar-pasar yang dikelolanya. Skema ganjil-genap di pasar berlaku sesuai dengan nomor kios, misalnya apabila tanggal genap, maka kios yang bukan hanya bernomor genap.

Direktur Utama Perumda (PD) Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan aturan ganjil-genap di pasar di wilayah DKI Jakarta akan berlaku pada 15 Juni 2020. Aturan tersebut diberlakukan untuk mencegah semakin masifnya penularan Virus Corona (COVID-19) di pasar. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pasar Tanah Abang (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca ekonomi dibuka, kasus virus corona di Indonesia terus bertambah dan belum terlihat menurun. Apakah ini Indonesia akan menerapkan herd immunity?

Herd immunity adalah sistem kekebalan yang terbentuk di masyarakat setelah 70-80% anggotanya terjangkit virus. Ketika kekebalan ini terbentuk penyebaran virus corona bukan lagi ancaman.

Namun, Juru Bicara Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan membantah konsep itu bakal diterapkan di Indonesia.

"Ngga ada statement siapapun ini ke arah herd immunity. Engga bisa kita bilang penerapan herd imunity. Siapa yang menerapkan? Ngga bisa ada kesimpulan itu," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/7/2020).

Namun, Ia menilai penelitian secara ilmiah dalam penanganan Covid-19 bisa terus dilakukan. Yakni dengan mengulas beragam fakta baru yang muncul. Fakta yang ditemukan secara ilmiah bisa menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan ke depannya.

"Tapi boleh diteliti apa karena banyak orang abai, banyak orang terpapar kemudian terbentuk antibodi? Itu bisa diteliti berapa masyarakat Indonesia yang punya antibodi terhadap Covid-19, dalam artian antibodi yang cukup membuat dia jadi kebal. Boleh juga diteliti," paparnya.

Hingga kini belum ada bukti konsep herd immunity bisa menghadapi virus corona. Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi penyakit menular di WHO, mengatakan tidak diketahui apakah orang-orang yang telah terpapar virus menjadi benar-benar kebal terhadap virus ini dan berapa lama kekebalan tersebut berjalan.

"WHO telah melihat beberapa hasil awal, beberapa studi pendahuluan, hasil pra-publikasi, di mana beberapa orang akan mengembangkan respons kekebalan," ujar Maria Van Kerkhove seperti dikutip dari CNN International, beberapa waktu lalu.

"Kami tidak tahu apakah itu benar-benar memberikan kekebalan, yang berarti mereka benar-benar terlindungi." Lanjutnya

"Vaksin adalah jawaban yang lebih baik. Maksud saya, baru-baru ini kami memiliki lebih dari 130 pengembang, ilmuwan, perusahaan berkumpul untuk mengatakan mereka bersedia bekerja bersama kami untuk memajukan vaksin," sebut Maria.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Fakta Vaksin Moderna yang Hasilkan Antibodi Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular