
Zoom Gratisan Kebagian Fitur Enkripsi, Aman dari Penyusup?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi Zoom Video Communications Inc berencana untuk menawarkan end-to-end encryption (enkripsi ujung-ke-ujung) kepada semua pengguna, baik yang menggunakan secara gratis atau membayar untuk panggilan video.
Menurut perusahaan pada Rabu (17/6/2020), Zoom versi terbarunya ini akan diluncurkan versi uji coba pada Juli mendatang.
Perusahaan yang berbasis di California ini menyewa mantan kepala petugas keamanan di Facebook Inc, Alex Stamos pada bulan April dan meluncurkan peningkatan besar-besaran. Salah satunya adanya enkripsi ujung-ke-ujung.
Enkripsi ujung-ke-ujung merupakan sistem komunikasi di mana pesan atau video yang dikirimkan hanya bisa diakses oleh si pengirim dan penerima.
Sebelumnya, Zoom hanya menyediakan fitur keamanan enkripsi pada pelanggan berbayar. Alasan tak adanya fitur end-to-end encryption di Zoom gratis karena ingin memberikan akses ke penegak hukum khususnya Federal Berau of investigation (FBI) jika diperlukan.
"Kami pikir fitur ini harus menjadi bagian dari penawaran kami kepada pelanggan profesional. Kami tidak ingin memberikan fitur keamanan ini karena kami juga ingin bekerja sama dengan dengan FBI, penegak hukum lokal, jika orang jahat menggunakan Zoom," terang CEO Zoom Eric Yuan, seperti dilansir dari The Verge.
Fitur Enkripsi merupakan salah satu masalah utama Zoom yang dikeluhkan pengguna dan perusahaan sedang berusaha untuk meningkatkan keamanan aplikasi. Namun fitur end-to-end encryption tidak disukai para penegak hukum karena tidak bisa mengakses layanan jika ada pelanggaran hukum.
Aplikasi Zoom mendadak ramai digunakan setelah para pekerja terpaksa untuk bekerja dari rumah (work from home) setelah munculnya wabah virus corona (COVID-19). Tetapi penggunaan Zoom tak hanya untuk bekerja saja, kini aplikasi ini menjadi tempat nongkrong virtual yang berorientasi bisnis.
Namun Zoom juga mendapat kecaman atas masalah privasi dan keamanan pengguna. Perusahaan ini menghadapi kritik besar-besaran karena layanan telekonferensinya tidak sepenuhnya dienkripsi ujung-ke-ujung.
Maka tak heran banyak lembaga dan perusahaan yang melarang penggunaan Zoom untuk bekerja.
Bahkan karena masalah ini, pada Mei lalu, perusahaan Zoom sempat tersandung rumor bahwa memiliki hubungan dengan China. Namun hal ini dibantah oleh CEO Zoom Eric Yuan.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Andai Saja Google Mau Dengar Saran Karyawan Buat Caplok Zoom
