
RI Mau New Normal, Kapan GrabBike Angkut Penumpang Lagi?
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
28 May 2020 20:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah sekitar dua bulan layanan ojek onlineĀ GrabBike tak bisa angkut penumpang di sejumlah daerah, terutama di wilayah yang menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan GrabBike menjadi salah satu layanan yang unik dan memang dibutuhkan oleh banyak masyarakat.
"GrabBike Unik, dibutuhkan masyarakat. Bukan hanya keterjangkauan tapi juga waktu, bisa dijemput langsung," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, Ridzki angkat bicara terkait kabar bahwa kebijakan PSBB akan berakhir dalam waktu dekat. Meski tak menyebut secara pasti kapan layanan ojek online ini akan beroperasi, namun Grab telah menyiapkan beberapa hal, khususnya untuk menghadapi new normal atau tatanan hidup baru ini.
"Kita mempersiapkan bagaimana hal ini, memperhatikan concern dari masyarakat. Sanitasi, higienis, bagaimana ini hal yang dipersiapkan belum saya bisa sebutkan. PSBB berakhir harus siap dengan new normal dan new protokol," tegasnya.
Sebagai perusahaan transportasi berbasis aplikasi, Grab memang tak hanya membawahi mitra pengemudi. Namun ada juga mitra lainnya seperti merchant hingga GrabKios. Jumlahnya mencapai 5 juta di seluruh Indonesia.
"Ini jadi perhatian pertama kita, yang kita pikirkan mitra bagaimana keselamatan, kemudian pelanggan. Karyawan Grab juga," ujarnya.
Menurutnya, the new normal atau tatanan hidup baru ini perlu dilakukan persiapan, agar bisnis bisa bertahan dalam menghadapi apa yang akan terjadi di kemudian hari.
"Kita lihat preferensi masyarakat berubah. Pengiriman, groceries, menjadi hal yang perlu diperhatikan. Bagaimana Grab menyikapi hal ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Hal pertama adalah Grab akan meneruskan misi digitalisasi UMKM, terutama yang menjadi mitra Grab. Hal ini berkaitan dengan bagaimana perilaku masyarakat yang berubah. Layanan pesan antar misalnya, menjadi satu keniscayaan.
"Jangan sampai UMKM tertinggal," ujarnya lagi.
Hal kedua adalah new protokol. Menurutnya Grab akan mempersiapkan apa yang menjadi kebutuhan orang-orang. Sebut saja yang berhubungan dengan kebersihan pasti akan meningkat.
"Pasti perhatian masyarakat terhadap sanitasi, higienis safety akan meningkat. Sehingga kita lakukan protokol baru," tegasnya.
Persiapan selanjutnya adalah inovasi dan kolaborasi. Dia bercerita bagaimana pada 1918 flu Spanyol menyerang benua Eropa. Kala itu, hanya pemerintah yang ambil bagian dalam menangani pandemi tersebut.
"Sekarang modern era, penting dilakukan bersama-sama. Hal-hal apa yang bisa dilakukan. Misalnya Grab melalui GrabHealth. Beruntung diluncurkan sebelum keadaan seperti saat ini," pungkasnya.
(gus) Next Article Terus Mengaspal, Grab Bike Ini Bukan Nekat Tapi Butuh Uang
Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan GrabBike menjadi salah satu layanan yang unik dan memang dibutuhkan oleh banyak masyarakat.
"GrabBike Unik, dibutuhkan masyarakat. Bukan hanya keterjangkauan tapi juga waktu, bisa dijemput langsung," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Kita mempersiapkan bagaimana hal ini, memperhatikan concern dari masyarakat. Sanitasi, higienis, bagaimana ini hal yang dipersiapkan belum saya bisa sebutkan. PSBB berakhir harus siap dengan new normal dan new protokol," tegasnya.
Sebagai perusahaan transportasi berbasis aplikasi, Grab memang tak hanya membawahi mitra pengemudi. Namun ada juga mitra lainnya seperti merchant hingga GrabKios. Jumlahnya mencapai 5 juta di seluruh Indonesia.
"Ini jadi perhatian pertama kita, yang kita pikirkan mitra bagaimana keselamatan, kemudian pelanggan. Karyawan Grab juga," ujarnya.
Menurutnya, the new normal atau tatanan hidup baru ini perlu dilakukan persiapan, agar bisnis bisa bertahan dalam menghadapi apa yang akan terjadi di kemudian hari.
"Kita lihat preferensi masyarakat berubah. Pengiriman, groceries, menjadi hal yang perlu diperhatikan. Bagaimana Grab menyikapi hal ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Hal pertama adalah Grab akan meneruskan misi digitalisasi UMKM, terutama yang menjadi mitra Grab. Hal ini berkaitan dengan bagaimana perilaku masyarakat yang berubah. Layanan pesan antar misalnya, menjadi satu keniscayaan.
"Jangan sampai UMKM tertinggal," ujarnya lagi.
Hal kedua adalah new protokol. Menurutnya Grab akan mempersiapkan apa yang menjadi kebutuhan orang-orang. Sebut saja yang berhubungan dengan kebersihan pasti akan meningkat.
"Pasti perhatian masyarakat terhadap sanitasi, higienis safety akan meningkat. Sehingga kita lakukan protokol baru," tegasnya.
Persiapan selanjutnya adalah inovasi dan kolaborasi. Dia bercerita bagaimana pada 1918 flu Spanyol menyerang benua Eropa. Kala itu, hanya pemerintah yang ambil bagian dalam menangani pandemi tersebut.
"Sekarang modern era, penting dilakukan bersama-sama. Hal-hal apa yang bisa dilakukan. Misalnya Grab melalui GrabHealth. Beruntung diluncurkan sebelum keadaan seperti saat ini," pungkasnya.
(gus) Next Article Terus Mengaspal, Grab Bike Ini Bukan Nekat Tapi Butuh Uang
Most Popular