Ini Canggihnya Teknologi Kandidat Vaksin Covid-19 yang Hits

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 May 2020 14:56
Julie Janke, a medical technologist at Principle Health Systems and SynerGene Laboratory, helps sort samples for different tests Tuesday, April 28, 2020, in Houston. The company, which opened two new testing locations Tuesday, is now offering a new COVID-19 antibody test developed by Abbott Laboratories. (AP Photo/David J. Phillip)
Foto: Ilustrasi Vaksin Antibodi untuk Covid-19 (AP/David J. Phillip)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan vaksin corona Covid-19 mencatatkan kemajuan yang sangat pesat. Beberapa kandidat vaksin yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ternyata dikembangkan dengan teknologi yang mutakhir.

Hanya dalam kurun waktu kurang dari 5 bulan sejak wabah corona merebak, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sudah ada 10 kandidat vaksin yang memasuki fase uji klinis dan ada 114 kandidat yang masih berada dalam tahap evaluasi pre-klinis. 


Dari 10 kandidat vaksin yang sedang diuji secara klinis, ada empat calon yang menyita perhatian publik global menyusul pemberitaan di berbagai media. Keempat vaksin tersebut adalah mRNA-1273 (Moderna), Ad5-nCoV (Cansino Biologics & Beijing Institute of Biotechnology), AZD1222 (Oxfod University & AstraZeneca) dan yang terbaru ada NVX-CoV2373 (Novavax). Masing-masing kandidat vaksin yang dikembangkan menggunakan teknologi yang berbeda-beda.

Nama VaksinPengembangTipe VaksinProgres
mRNA-1273ModernaRNAUji Klinis
AZD1222Oxford Uni & Astra ZeneccaEngineered VirusUji Klinis
Ad5-nCoVCansino BiologicsEngineered VirusUji Klinis
NVX-CoV2373NovavaxProtein RekombinanUji Klinis
Sumber : WHO

Walau teknologi yang digunakan untuk pengembangan vaksin berbeda-beda, tetapi keempat kandidat tersebut memiliki kesamaan. Sama-sama menggunakan teknologi yang tergolong mutakhir.

Dulu vaksin dikembangkan dengan metode konvensional dengan melemahkan virus atau patogen untuk memicu timbulnya respons imun seseorang. Aktifnya respons imun ditandai dengan produksi antibodi dalam tubuh orang yang divaksinasi serta munculnya respon imun memori. 


Munculnya antibodi dan kekebalan ingatan (immunological memory) diharapkan dapat membuat sistem kekebalan tubuh seseorang yang terpapar patogen menjadi siap untuk berperang melawan sumber penyakit. 

Seiring dengan berkembangnya zaman dan makin canggihnya teknologi, terutama di bidang rekayasa genetik dan sistem penghantaran obat (drug delivery system), vaksin dibuat dengan berbagai macam pendekatan. 

Vaksin yang dulunya merupakan virus atau mikroba utuh yang dilemahkan, kini vaksin telah bertransformasi menjadi bagian tertentu dari patogen yang bersifat imunogenik atau dapat memicu aktifnya sistem kekebalan tubuh. 

Kecanggihan empat kandidat vaksin corona terlihat dari metode yang digunakan seperti teknologi rekayasa genetika hingga nanopartikel.


Untuk kandidat vaksin milik Moderna, suatu molekul messenger RNA yang mengkode protein virus corona bernama spike dikombinasikan dengan sistem penghantaran obat menggunakan nanopartikel dari suatu jenis lemak tertentu. 

Fakta yang menarik dari kandidat ini adalah, walau penggunaan molekul RNA dalam pengembangan vaksin adalah hal yang lazim dalam berbagai penelian vaksin, tetapi sampai saat ini belum ada vaksin RNA yang sudah disetujui oleh otoritas makanan dan obat AS (FDA). 

Sementara itu untuk kandidat vaksin corona yang diproduksi oleh AstraZenecca dan Cansino Biologics, keduanya menggunakan metode yang sama yakni memasukkan gen yang mengkode protein spike ke dalam virus dari golongan adenovirus yang sudah direkayasa genetisnya. 

Berbeda dengan Moderna, AstraZenecca dan Cansino Biologics, kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Novavax menggunakan teknologi protein rekombinan yang dipadukan dengan teknologi nanopartikel dalam sistem penghantaran obatnya. 


Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, penggunaan berbagai teknologi di atas memang cenderung lebih menguntungkan dan aman ketimbang harus menggunakan metode konvensional.

Namun kecanggihan teknologi dan timeline yang sangat padat, membuat banyak pihak skeptis bahwa kandidat-kandidat tersebut dapat lolos uji klinis, diproduksi dalam skala yang masif hingga didistribusikan secara global.


TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]






(twg/roy) Next Article Menkes Bidik 100 Juta Orang RI Dapat Booster Pertama Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular