Siapa SoftBank, Investor Grab & Tokopedia yang Rugi Rp 133 T?

Redaksi, CNBC Indonesia
26 May 2020 15:26
Masayoshi Son, CEO Softbank Investor Rp 42 T di Indonesia (CNBC Indonesia TV)
Foto: Masayoshi Son, CEO Softbank Investor Rp 42 T di Indonesia (CNBC Indonesia TV)
Dari pinjaman berbekal kepercayaan tersebut, Softbank berhasil mengembangkan jaringan distribusinya dan menguasai pangsa pasar software dan PC di Jepang hanya dalam setahun. Pada 1983, perseroan menaungi 4.600 penjual PC dan terus naik hingga menjadi 15.000 pada 1992.

Pada 1994, Son melepas sebagian saham Softbank ke publik dan meraup dana sebesar $140 juta untuk ekspansi. Empat tahun kemudian, perseroan menaungi 25.000 distributor PC ritel dan 4.000 firma pengembang software baik dari dalam maupun luar negeri.

Selanjutnya pada 1997, saham perseroan menjadi jawara di bursa Jepang dengan mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar. Pada 2004, Softbank ekspansi ke bisnis layanan internet dan berlanjut ke bisnis jaringan seluler pada 2006.

Saat ini, kapitalisasi pasar Softbank telah menembus US$ 90,07 miliar, naik berkali-kali lipat dari kapitalisasi pasar pertamanya ketika masuk bursa senilai US$ 2,7 miliar. SoftBank pun masuk ke daftar Forbes Global 2000, dan bertengger di urutan ke-62 sebagai emiten yang terbesar dunia, serta yang terbesar ketiga di Jepang setelah Toyota dan Mitsubishi UFJ Financial.

Berbagai akuisisi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) berhasil dituntaskan, meneguhkan posisinya sebagai perusahaan broadband skala dunia dengan bisnis telekomunikasi rumah (fixed-line), e-commerce, internet, layanan teknologi, keuangan, media dan pemasaran, desain semikonduktor, dan bisnis lainnya.

Masayoshi Son sempat mendapat kritikan karena terlalu percaya diri investasi di startup unicorn dengan mengelontorkan dana dalam jumlah besar. Startup merupakan bisnis masa depan, tetapi bisnis ini hanya 5% yang berhasil dan 95% bangkrut.

Kini tekanan meningkat. Vision Fund yang berkinerja buruk membuat target penggalangan dana Vision Fund 2 sebesar US$100 miliar gagal tercapai. Masayoshi Son pun memutuskan untuk investasi menggunakan uang perusahaan sendiri.


(roy/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular