
Sekjen PBB: Corona Picu Tsunami Kebencian
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 May 2020 19:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan bahwa pandemi virus corona (COVID-19) memicu banyak hal negatif, salah satunya adalah kebencian antara tiap individu atau golongan.
"(Pandemi virus corona) picu tsunami kebencian, xenofobia, mengkambinghitamkan dan keresahan," kata Guterres, dikutip dari CNN Internasional.
Dalam sebuah pesan di Twitter, kepala PBB ini meminta orang-orang untuk "berdiri melawan kebencian" dan memulai "upaya habis-habisan untuk mengakhiri ucapan kebencian secara global."
"Covid-19 tidak peduli siapa kita, di mana kita tinggal, atau apa yang kita yakini," katanya.
Guterres juga mendesak para pemimpin politik untuk membantu membangun kohesi sosial di komunitas mereka, sehingga tidak memicu kebencian antar sesama.
"Saya memohon hari ini untuk upaya habis-habisan untuk mengakhiri pidato kebencian secara global," ungkapnya.
"Saya meminta media, terutama perusahaan media sosial, untuk berbuat lebih banyak untuk menandai ... dan menghapus rasis, misoginis, dan konten berbahaya lainnya," tambahnya, "Saya meminta semua orang, di mana saja, untuk melawan kebencian."
Salah satu contoh kebencian akibat pandemi ini adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat menyebut virus corona dengan sebutan virus wuhan atau virus China. Trump bahkan menuduh virus tersebut lolos dari laboratorium virologi di Wuhan.
Virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini memang muncul pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember 2019, dan sudah menjalar ke 210 negara dan wilayah lain di seluruh dunia.
Hingga kini sudah ada 3.930.784 kasus terjangkit secara global, dengan 270.880 kasus kematian, dan 1.348.488 kasus berhasil sembuh per Jumat (8/5/2020), menurut data Worldometers. AS, Spanyol, dan Italia menjadi negara dengan jumlah kasus positif terbanyak sejauh ini.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
"(Pandemi virus corona) picu tsunami kebencian, xenofobia, mengkambinghitamkan dan keresahan," kata Guterres, dikutip dari CNN Internasional.
Dalam sebuah pesan di Twitter, kepala PBB ini meminta orang-orang untuk "berdiri melawan kebencian" dan memulai "upaya habis-habisan untuk mengakhiri ucapan kebencian secara global."
"Saya memohon hari ini untuk upaya habis-habisan untuk mengakhiri pidato kebencian secara global," ungkapnya.
"Saya meminta media, terutama perusahaan media sosial, untuk berbuat lebih banyak untuk menandai ... dan menghapus rasis, misoginis, dan konten berbahaya lainnya," tambahnya, "Saya meminta semua orang, di mana saja, untuk melawan kebencian."
Salah satu contoh kebencian akibat pandemi ini adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat menyebut virus corona dengan sebutan virus wuhan atau virus China. Trump bahkan menuduh virus tersebut lolos dari laboratorium virologi di Wuhan.
Virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini memang muncul pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember 2019, dan sudah menjalar ke 210 negara dan wilayah lain di seluruh dunia.
Hingga kini sudah ada 3.930.784 kasus terjangkit secara global, dengan 270.880 kasus kematian, dan 1.348.488 kasus berhasil sembuh per Jumat (8/5/2020), menurut data Worldometers. AS, Spanyol, dan Italia menjadi negara dengan jumlah kasus positif terbanyak sejauh ini.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Most Popular