
Tokopedia Dibayangi Krisis Kepercayaan dari Konsumen
Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
05 May 2020 21:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Tokopedia kini dibanjiri krisis kepercayaan oleh para pelanggannya. Ini gegara kabar 91 juta data penggunanya bocor dan diperjualbelikan di situs gelap.
Menanggapi hal ini, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung memastikan, bahwa Tokopedia adalah korban.
" Peretasan ini akan menurunkan kepercayaan konsumen, jadi tidak ada platform yang secara sengaja, menurunkan kepercayaan konsumennya terhadap mereka. Artinya tidak ada satu player pun yang akan mengabaikan masalah security," Ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Melalui ZOOM, Selasa (5/5)
Ia menghimbau, bagi seluruh pengguna e-commerce, untuk terus menjaga keamanan akunnya secara berkala, untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan.
" Cara mudahnya, merubah password setiap 3 bulan sekali. Namun langkah ini pun juga tidak menjamin apa-apa," Jelasnya
Ia pun turut meminta semua pihak, untuk melihat permasalahan dengan lebih bijaksana. Karena menurutnya, setiap platform yang mengalami pembobolan data, harus ditempatkan sebagai korban, bukan sebagai pelaku.
"Kita juga dorong pemerintah, soal undang-undang tentang perlindungan konsumen, untuk tidak fokus pada perusahaan yang dibobol saja, tapi yang membobol juga harus dikejar dan diberi efek jera," Jelasnya
(gus/gus) Next Article Beredar Isu 15 Juta Akun Pengguna Tokopedia Bocor, Apa Benar?
Menanggapi hal ini, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung memastikan, bahwa Tokopedia adalah korban.
" Peretasan ini akan menurunkan kepercayaan konsumen, jadi tidak ada platform yang secara sengaja, menurunkan kepercayaan konsumennya terhadap mereka. Artinya tidak ada satu player pun yang akan mengabaikan masalah security," Ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Melalui ZOOM, Selasa (5/5)
" Cara mudahnya, merubah password setiap 3 bulan sekali. Namun langkah ini pun juga tidak menjamin apa-apa," Jelasnya
Ia pun turut meminta semua pihak, untuk melihat permasalahan dengan lebih bijaksana. Karena menurutnya, setiap platform yang mengalami pembobolan data, harus ditempatkan sebagai korban, bukan sebagai pelaku.
"Kita juga dorong pemerintah, soal undang-undang tentang perlindungan konsumen, untuk tidak fokus pada perusahaan yang dibobol saja, tapi yang membobol juga harus dikejar dan diberi efek jera," Jelasnya
(gus/gus) Next Article Beredar Isu 15 Juta Akun Pengguna Tokopedia Bocor, Apa Benar?
Most Popular