
91 Juta Data Akun Tokopedia Bocor, idEA: Tokopedia Korban
Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
05 May 2020 16:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) angkat bicara soal kasus kebocoran 91 juta data pengguna Tokopedia yang dilakukan hacker. Menurut mereka dalam kasus ini Tokopedia adalah korban kejahatan dari hacker.
Pada Sabtu dan Minggu pekan lalu, netizen dihebohkan tangkapan layar yang berisi pernyataan hacker telah menjual 91 data pengguna Tokopedia senilai US$5.000 atau setara Rp 75 juta di Dark Web. Tokopedia mengakui akan adanya aksi peretasan tersebut tetapi memastikan data password dan data transaksi keuangan tidak dicuri.
"Saya melihat, para hacker punya motif "pamer" bahwa mereka bisa meretas perusahaan besar, artinya ini terjadi karena Tokopedia perusahaan besar. Kalau bukan ya, tidak ada untungnya buat mereka, jadi seperti perlombaan saja," Ketua idEA Ignatius Untung kepada CNBC Indonesia,Selasa (5/5/2020).
Ignatius Untung mengungkapkan sebenarnya peretasan data di e-commerce Indonesia cukup jarang terjadi. Namun dampaknya sangat besar.
" Bicara soal pemerograman komputer, untuk proteksi security data base sebenarnya tidak bisa sempurna. Selalu akan ada celah-celah baru," Jelasnya
Ignatius Untung menambahkan peretasan ini akan berpengaruh reputasi dan menurunkan kepercayaan konsumen pada startup tersebut, namun ia meminta masyarakat melihat masalah ini dengan lebih bijaksana.
"Tokopedia itu korban, bukan pelaku. Bicara korban, bisa terjadi di manapun juga," terangnya.
(roy/roy) Next Article Bahaya Lain dari Tokopedia di-Hack & 91 Juta Data Bocor
Pada Sabtu dan Minggu pekan lalu, netizen dihebohkan tangkapan layar yang berisi pernyataan hacker telah menjual 91 data pengguna Tokopedia senilai US$5.000 atau setara Rp 75 juta di Dark Web. Tokopedia mengakui akan adanya aksi peretasan tersebut tetapi memastikan data password dan data transaksi keuangan tidak dicuri.
"Saya melihat, para hacker punya motif "pamer" bahwa mereka bisa meretas perusahaan besar, artinya ini terjadi karena Tokopedia perusahaan besar. Kalau bukan ya, tidak ada untungnya buat mereka, jadi seperti perlombaan saja," Ketua idEA Ignatius Untung kepada CNBC Indonesia,Selasa (5/5/2020).
" Bicara soal pemerograman komputer, untuk proteksi security data base sebenarnya tidak bisa sempurna. Selalu akan ada celah-celah baru," Jelasnya
Ignatius Untung menambahkan peretasan ini akan berpengaruh reputasi dan menurunkan kepercayaan konsumen pada startup tersebut, namun ia meminta masyarakat melihat masalah ini dengan lebih bijaksana.
"Tokopedia itu korban, bukan pelaku. Bicara korban, bisa terjadi di manapun juga," terangnya.
(roy/roy) Next Article Bahaya Lain dari Tokopedia di-Hack & 91 Juta Data Bocor
Most Popular