
Hapus Lockdown, Prancis Bikin Aplikasi Lacak Corona Mirip RI
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 May 2020 15:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Prancis mendukung mengembangkan aplikasi pelacakan kontak bernama "StopCOVID" untuk tangkal virus corona (Covid-19). Menteri Urusan Digital, Cedric O berharap aplikasi ini dapat digunakan paling lambat 2 Juni mendatang.
"Kami berharap memiliki sesuatu sebelum 2 Juni," ujar Cedric O kepada BFM Business TV, dikutip dari Reuters, Selasa (5/5/2020). "Kami sedang mengejar peta jalan kami," tambahnya.
Aplikasi pelacakan kontak "StopCOVID" yang didukung negara Perancis ini harus memasuki fase pengujian pada 11 Mei mendatang, bersamaan dengan pengangkatan aturan penguncian (lockdown).
Sebelumnya, Prancis melaporkan jumlah kematian harian terendah sejak 22 Maret. Menurut angka Kementerian Kesehatan Prancis, virus corona merenggut nyawa 135 orang dalam 24 jam terakhir pada rilis Minggu (3/5/2020) lalu.
Pada Sabtu (2/5/2020), pemerintah Prancis juga mengumumkan akan memperpanjang status darurat wabah menjadi 24 Juli. Keadaan darurat awalnya dinyatakan pada akhir Maret dan ditetapkan akan berakhir 11 Mei.
Perpanjangan itu merupakan bagian dari serangkaian langkah yang diusulkan ke Parlemen. Setelah rapat kabinet, Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan bahwa mencabut perintah darurat sebelumnya akan menyia-nyiakan "upaya besar yang dilakukan oleh orang-orang Prancis."
"Jika kita mengurangi semalam pada 11 Mei upaya yang kita lakukan, kita dapat bertaruh bahwa semua upaya ini, yang dilakukan secara mengagumkan oleh rakyat Prancis, akan sia-sia," kata Veran, dikutip dari CNN Internasional.
Langkah-langkah lain yang diusulkan termasuk membatasi perjalanan ke luar negeri dan memperkenalkan proses karantina bagi beberapa pelancong yang memasuki Prancis.
"Tujuan pemerintah bukan untuk mencegah orang Prancis bepergian; tujuan pemerintah adalah untuk mencegah virus bepergian," kata Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner pada konferensi pers.
Castaner menambahkan langkah-langkah yang diusulkan tidak akan mencakup pembatasan orang yang bepergian antar distrik di Perancis.
Kini Prancis menduduki posisi kelima dengan angka terjangkit terbanyak, dengan 169.462 kasus positif, 25.201 kasus kematian, dan 51.371 kasus berhasil sembuh, menurut data Worldometers.
Di Indonesia, pengembangan aplikasi pelacak corona bernama PeduliLindungi Aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 3 juta kali di Android. Pelacaknya berbasiskan data lokasi dan bluetooth ponsel.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
"Kami berharap memiliki sesuatu sebelum 2 Juni," ujar Cedric O kepada BFM Business TV, dikutip dari Reuters, Selasa (5/5/2020). "Kami sedang mengejar peta jalan kami," tambahnya.
Aplikasi pelacakan kontak "StopCOVID" yang didukung negara Perancis ini harus memasuki fase pengujian pada 11 Mei mendatang, bersamaan dengan pengangkatan aturan penguncian (lockdown).
Perpanjangan itu merupakan bagian dari serangkaian langkah yang diusulkan ke Parlemen. Setelah rapat kabinet, Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan bahwa mencabut perintah darurat sebelumnya akan menyia-nyiakan "upaya besar yang dilakukan oleh orang-orang Prancis."
"Jika kita mengurangi semalam pada 11 Mei upaya yang kita lakukan, kita dapat bertaruh bahwa semua upaya ini, yang dilakukan secara mengagumkan oleh rakyat Prancis, akan sia-sia," kata Veran, dikutip dari CNN Internasional.
Langkah-langkah lain yang diusulkan termasuk membatasi perjalanan ke luar negeri dan memperkenalkan proses karantina bagi beberapa pelancong yang memasuki Prancis.
"Tujuan pemerintah bukan untuk mencegah orang Prancis bepergian; tujuan pemerintah adalah untuk mencegah virus bepergian," kata Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner pada konferensi pers.
Castaner menambahkan langkah-langkah yang diusulkan tidak akan mencakup pembatasan orang yang bepergian antar distrik di Perancis.
Kini Prancis menduduki posisi kelima dengan angka terjangkit terbanyak, dengan 169.462 kasus positif, 25.201 kasus kematian, dan 51.371 kasus berhasil sembuh, menurut data Worldometers.
Di Indonesia, pengembangan aplikasi pelacak corona bernama PeduliLindungi Aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 3 juta kali di Android. Pelacaknya berbasiskan data lokasi dan bluetooth ponsel.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular