RI Bakal Uji Remdesivir Sampai Obat HIV ke Pasien Covid-19

Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 May 2020 12:53
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren)
Foto: Ilustrasi Vaksin (AP/Ted S. Warren)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan pihaknya akan melakukan uji klinis calon vaksin corona ke pasien Covid-19. Salah satunya yang diuji adalah obat yang baru digunakan di Amerika Serikat, yakni remdesivir dan tiga jenis obat lainnya.

Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengatakan untuk melakukan uji coba ini, Kemenkes akan bekerja sama dengan National Institutes of Health (NIH), Amerika Serikat. Untuk melakukan uji klinis, Kemenkes telah menunjuk PT Bio Farma (Persero) dan 22 rumah sakit yang nantinya akan melakukan pengujian


"Indonesia juga terlibat dalam penelitian global Solidarity Trial dengan WHO untuk menguji empat kandidat obat yaitu remdesivir untuk obat ebola, lopinavir dan ritonavir obat untuk HIV/AIDS dan kombinasi obat hidroksiklorokuin untuk obat malaria," kata Oscar dalam rapat kerja dengan Komisi VI, VII dan IX secara virtual, Selasa (5/5/2020).

Selain obat-obatan, Indonesia juga terlibat dalam beberapa uji klinis untuk beberapa jenis perawatan Covid-19 seperti melakukan uji coba vaksin yang bekerja sama dengan Wuhan Institute of Biological Products di China.


Cara perawatan lainnya yang juga saat ini sedang dalam proses uji klinis adalah perawatan dengan plasma konvalesen. Terapi ini dengan menggunakan plasma darah dari pasien yang telah dinyatakan sembuh dan diberikan kepada pasien yang sedang sakit.


Oscar mengatakan, saat ini uji klinis masih dilakukan dengan kerja sama antara PMI-Lembaga Eijkman dan RSPAD Gatot Subroto. Terapi perawatan dengan plasma ini sedang menunggu izin etikal dari Kementerian Kesehatan.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Maaf, Obat HIV dan Flu Ini Gagal Buat Sembuhkan Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular