Program Kartu Prakerja Dihujat, Ini Jawaban Pemerintah
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
20 April 2020 20:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Platform digital yang memfasilitasi pelatihan sebagai mitra Kartu Prakerja banyak dikeluhkan sejumlah masyarakat karena dinilai kurang efektif. Bahkan ada anggapan kalau pemerintah hanya 'membakar uang' dan menguntungkan platform digital tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan kalau platform digital bukan yang mendapatkan uang justru lembaga pendidikan yang menyediakan pelatihannya yang dibayar.
"Yang menerima bantuan itu adalah para peserta. Peserta beli dari lembaga pelatihan bukan platform digital. Mereka tidak menerima satu sen pun dari pemerintah. Justru yang akan transaksi dengan peserta adalah cost provider," ungkap Panji, pada konferensi pers, (20/4/2020).
Ia menambahkan bahwa selain peserta adapun usaha pendidikan, tenaga pengajar, dan lainnya yang juga mendapatkan manfaat.
"Di balik itu ada dunia usaha, dan lain-lain yang bisa dapatkan pemasukan dari pelatihan ini. Ketika orang lain tidak konsumsi, mereka bisa alihkan ke kartu prakerja di sektor pendidikan, sehingga bisa menyokong usaha umkm di bidang pendidikan. Kita perlu lihat konteks besar dan utamanya, tetap yang dapatkan manfaat adalah peserta," kata Panji.
Jika ada komentar pelatihan yang ditawarkan menyerupai dan bisa didapatkan secara gratis di luar platform mitra Kartu Prakerja, Panji menjelaskan kalau semua kembali pada pilihan peserta masing-masing atau malah bisa dinikmati keduanya oleh peserta.
"Kami memberikan bantuan kepada peserta dan peserta punya pilihan full atas bantuannya. Jadi kalau ada pelatihan gratis dan tersedia di luar kartu prakerja, peserta bisa manfaatkan bantuannya untuk jenis pelatihan lain," kata Panji.
(gus) Next Article Ramai Dikritik, Ini Tanggapan Bos Kartu Prakerja
Menanggapi hal tersebut, Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan kalau platform digital bukan yang mendapatkan uang justru lembaga pendidikan yang menyediakan pelatihannya yang dibayar.
"Yang menerima bantuan itu adalah para peserta. Peserta beli dari lembaga pelatihan bukan platform digital. Mereka tidak menerima satu sen pun dari pemerintah. Justru yang akan transaksi dengan peserta adalah cost provider," ungkap Panji, pada konferensi pers, (20/4/2020).
"Di balik itu ada dunia usaha, dan lain-lain yang bisa dapatkan pemasukan dari pelatihan ini. Ketika orang lain tidak konsumsi, mereka bisa alihkan ke kartu prakerja di sektor pendidikan, sehingga bisa menyokong usaha umkm di bidang pendidikan. Kita perlu lihat konteks besar dan utamanya, tetap yang dapatkan manfaat adalah peserta," kata Panji.
Jika ada komentar pelatihan yang ditawarkan menyerupai dan bisa didapatkan secara gratis di luar platform mitra Kartu Prakerja, Panji menjelaskan kalau semua kembali pada pilihan peserta masing-masing atau malah bisa dinikmati keduanya oleh peserta.
"Kami memberikan bantuan kepada peserta dan peserta punya pilihan full atas bantuannya. Jadi kalau ada pelatihan gratis dan tersedia di luar kartu prakerja, peserta bisa manfaatkan bantuannya untuk jenis pelatihan lain," kata Panji.
(gus) Next Article Ramai Dikritik, Ini Tanggapan Bos Kartu Prakerja
Most Popular