5,9 Juta Daftar Kartu Prakerja Putaran 1, Pengangguran Semua?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 April 2020 14:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendaftaran Kartu Prakerja gelombang pertama atau putaran pertama telah ditutup dan para pesertanya pun sudah diumumkan dan bisa memulai pelatihan.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hingga Kamis (16/4/2020) pukul 16.00 WIB ada 5,9 juta pendaftar yang melakukan registrasi. Kemudian 3,2 juta NIK peserta yang terverifikasi.
Kemudian dari 3,2 juta ini dicocokkan dengan data yang ada di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Dari 3,2 juta NIK, pemerintah kemudian mengantongi 2,06 juta nama yang masuk dalam kriteria di gelombang pendaftaran atau gabung Batch Pertama. Dari 2,06 juta nama ini lah, yang kemudian diacak oleh pemerintah untuk bisa memenuhi slot 200 ribu nama di gelombang pertama.
Tidak diketahui dengan pasti apakah 5,9 juta yang mendaftar Kartu Prakerja adalah pengangguran atau korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, konsep Kartu Prakerja saat ini bentuk pelatihan program kartu pra kerja ini hanya sampai pada peningkatan kemampuan keterampilan, dan tidak sampai pada tingkat penyaluran menjadi tenaga kerja.
"Betul [tidak ada penyaluran ke tenaga kerja]. Sekarang ini [program kartu pra kerja] adalah sesuai Inpres No.4 tahun 2020, untuk penanggulangan covid-19. Dampak dari Covid-19 [program kartu pra kerja] adalah untuk perlindungan sosial dan stimulus ekonomi," jelas Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja, Panji Winanteya Ruky kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Senin (20/4/2020).
"Pada awalnya memang fokusnya adalah peningkatan kompetensi dan keperkerjaan [...]. Tapi setelah ada covid-19, kita harus melihat konteks makro besarnya, apakah ada pekerjaan atau tidak. Karena kita tahu sendiri, pertumbuhan ekonomi turun drastis," jelas Panji.
"Jadi, kriteria-kriteria untuk kepekerjaannya kita sampingkan dulu, dan kita fokus dalam pelatihan dan peningkatan keterampilannya lewat pelatihan ini, dan penyaluran insentifnya," kata Panji melanjutkan.
Paling tidak, menurut Panji, lewat program pra kerja ini, karyawan yang di-PHK dan dirumahkan bisa terus melakukan aktivitas di rumah.
"Mungkin tidak ada pekerjaan. Jadi kalau mereka bisa di rumah sambil berlatih, ada kegiatan yang produktif, sambil meningkatkan human capitalnya. Sampai dapat insentif setelahnya. Saya pikir itu cukup untuk membantu di era pandemi covid-19," jelas Panji.
Untuk diketahui, setiap peserta yang berhasil lolos mengikuti pelatihan pra kerja, peserta akan mendapatkan dana sebesar Rp 3,55 juta selama 4 bulan. Dana ini untuk membayar pelatihan dan membeli sembako. Prorgram Pra kerja menyasar 5,6 juta dengan anggaran Rp 20 triliun.
(roy/roy) Next Article Sulit Daftar Kartu Prakerja di Prakerja.go.id? Ini Sebabnya
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hingga Kamis (16/4/2020) pukul 16.00 WIB ada 5,9 juta pendaftar yang melakukan registrasi. Kemudian 3,2 juta NIK peserta yang terverifikasi.
Kemudian dari 3,2 juta ini dicocokkan dengan data yang ada di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Tidak diketahui dengan pasti apakah 5,9 juta yang mendaftar Kartu Prakerja adalah pengangguran atau korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, konsep Kartu Prakerja saat ini bentuk pelatihan program kartu pra kerja ini hanya sampai pada peningkatan kemampuan keterampilan, dan tidak sampai pada tingkat penyaluran menjadi tenaga kerja.
"Betul [tidak ada penyaluran ke tenaga kerja]. Sekarang ini [program kartu pra kerja] adalah sesuai Inpres No.4 tahun 2020, untuk penanggulangan covid-19. Dampak dari Covid-19 [program kartu pra kerja] adalah untuk perlindungan sosial dan stimulus ekonomi," jelas Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja, Panji Winanteya Ruky kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Senin (20/4/2020).
"Pada awalnya memang fokusnya adalah peningkatan kompetensi dan keperkerjaan [...]. Tapi setelah ada covid-19, kita harus melihat konteks makro besarnya, apakah ada pekerjaan atau tidak. Karena kita tahu sendiri, pertumbuhan ekonomi turun drastis," jelas Panji.
"Jadi, kriteria-kriteria untuk kepekerjaannya kita sampingkan dulu, dan kita fokus dalam pelatihan dan peningkatan keterampilannya lewat pelatihan ini, dan penyaluran insentifnya," kata Panji melanjutkan.
Paling tidak, menurut Panji, lewat program pra kerja ini, karyawan yang di-PHK dan dirumahkan bisa terus melakukan aktivitas di rumah.
"Mungkin tidak ada pekerjaan. Jadi kalau mereka bisa di rumah sambil berlatih, ada kegiatan yang produktif, sambil meningkatkan human capitalnya. Sampai dapat insentif setelahnya. Saya pikir itu cukup untuk membantu di era pandemi covid-19," jelas Panji.
Untuk diketahui, setiap peserta yang berhasil lolos mengikuti pelatihan pra kerja, peserta akan mendapatkan dana sebesar Rp 3,55 juta selama 4 bulan. Dana ini untuk membayar pelatihan dan membeli sembako. Prorgram Pra kerja menyasar 5,6 juta dengan anggaran Rp 20 triliun.
(roy/roy) Next Article Sulit Daftar Kartu Prakerja di Prakerja.go.id? Ini Sebabnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular