
Intip Peluang Bukalapak Saingi Tokopedia & Shopee Kuasai RI
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
13 March 2020 06:14

Jakarta, CNBC Indonesia - SektorĀ e-commerce di tanah air sudah memasuki tahap konsolidasi. Mereka kini mulai fokus mengejar profitabilitas ketimbang pertumbuhan bisnis dengan mengurangi startegi bakar uang dengan diskon harga. Bagaimana peluang Bukapalak dan Tokopedia dalam persaingan ini?
Menurut riset Goldman Sachs bertajuk Indonesia Internet: The Fight to Unite the Verticals yang dirilis 10 Maret 2020, e-commerce pemenang harus beralih ke model bisnis harus ekspansi ke model bisnis ke Business to Costumer (B2C) atau perdagangan antar negara (cross border) setelah mendominasi di model costumer to costumer (C2C). Model bisnis ini memiliki margin yang tinggi.
Lazada dan Shopee memiliki kekuatan di model bisnis ini. Sementara Tokopedia fokus pada digital goods di mana kemungkinan model bisnis ini menghasilkan keuntungan (profitable) lebih rendah.
Goldman Sachs menambahkan dari sisi perlombaan transaksi di platform e-commerce, hari ini pemimpinnya adalah Tokopedia dan Shopee. Tokopedia memiliki keunggulan di basis pelanggan yang lebih stabil dengan branding yang lebih kuat di kota tier 1 dengan jumlah barang yang diperjualbelikan yang lebih banyak.
Sementara Shopee memiliki keunggulan di konsumen wanita karena e-commerce ini memiliki jangkauan luas dalam hal unit barang yang diperjualbelikan dari lokal maupun lintas negara.
"Keduanya memiliki basis pelanggan yang besar, tetapi model bisnis Shopee mungkin akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar karena kategori yang disasar perempuan, model bisnis B2C dan cross border memiliki tingkat penerimaan yang lebih tinggi, sementara model digital goods (Tokopedia )pada akhirnya mungkin hanya ke titik impas (dilihat dari pengalaman Tiongkok)," jelas Goldman Sachs.
Sementara Bukalapak, posisinya lebih rentan. Pasalnya Bisnis model Business to Business (B2B) sangat berat dan fokus perusahaan pada kota tier 2 dan tier 3 mungkin membutuhkan waktu yang lebih signifikan untuk menghasilkan keuntungan jika tidak ada dukungan modal yang tidak memadai.
(roy/roy) Next Article E-Commerce RI Tumbuh Pesat, Tapi Kalah Dari China & Singapura
Menurut riset Goldman Sachs bertajuk Indonesia Internet: The Fight to Unite the Verticals yang dirilis 10 Maret 2020, e-commerce pemenang harus beralih ke model bisnis harus ekspansi ke model bisnis ke Business to Costumer (B2C) atau perdagangan antar negara (cross border) setelah mendominasi di model costumer to costumer (C2C). Model bisnis ini memiliki margin yang tinggi.
Lazada dan Shopee memiliki kekuatan di model bisnis ini. Sementara Tokopedia fokus pada digital goods di mana kemungkinan model bisnis ini menghasilkan keuntungan (profitable) lebih rendah.
Sementara Shopee memiliki keunggulan di konsumen wanita karena e-commerce ini memiliki jangkauan luas dalam hal unit barang yang diperjualbelikan dari lokal maupun lintas negara.
"Keduanya memiliki basis pelanggan yang besar, tetapi model bisnis Shopee mungkin akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar karena kategori yang disasar perempuan, model bisnis B2C dan cross border memiliki tingkat penerimaan yang lebih tinggi, sementara model digital goods (Tokopedia )pada akhirnya mungkin hanya ke titik impas (dilihat dari pengalaman Tiongkok)," jelas Goldman Sachs.
Sementara Bukalapak, posisinya lebih rentan. Pasalnya Bisnis model Business to Business (B2B) sangat berat dan fokus perusahaan pada kota tier 2 dan tier 3 mungkin membutuhkan waktu yang lebih signifikan untuk menghasilkan keuntungan jika tidak ada dukungan modal yang tidak memadai.
(roy/roy) Next Article E-Commerce RI Tumbuh Pesat, Tapi Kalah Dari China & Singapura
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular