
Waduh, Corona Bisa Bikin RI Krisis Ponsel!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 February 2020 10:58

Salah satu produk dengan ketergantungan yang tinggi terhadap pasokan dari China adalah telepon seluler (ponsel). Riset DBS menyebutkan, hampir separuh dari 800 fasilitas produksi Apple berada di China. Sekitar 30 perusahaan China menjadi pemasok utama bagi Apple seperti untuk speaker, layar, panel datar, dan IC.
Nah, ini lah yang sepertinya bakal dirasakan oleh Indonesia. Jika semakin lama virus corona membuat pasokan barang dari China terhambat, maka Indonesia bisa jadi akan mengalami krisis ponsel.
Ancaman krisis ponsel tidak main-main. Sebab, harus diakui industri dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan ponsel maupun suku cadangnya. Ketergantungan terhadap impor masih besar, dan apesnya itu dari China.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor produk telekomunikasi dan suku cadangnya (HS 764) sepanjang Januari-November 2019 adalah US$ 6,87 miliar. Dari angka tersebut, US$ 4,09 miliar atau 59,53% berasal dari China.
Sepanjang Januari-November 2019, nilai impor Indonesia dari China adalah US$ 40,79 miliar. Paling tinggi ya HS 764 tadi.
Sepanjang 2019, BPS mencatat nilai impor ponsel (HS 85171200) adalah US$ 259,5 juta. Sebagian besar tentu berlabel made in China.
Â
Oleh karena itu, pasar ponsel Indonesia bakal merasakan dampak signifikan jika pasokan dari China mampet gara-gara virus corona. Tidak hanya itu, industri di China akan benar-benar lesu kalau penyebaran virus ini berkepanjangan.
"Larangan ketat dari pemerintah China untuk mengontrol penyebaran virus COVID-19 menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi. Dampaknya hampir pasti akan terlihat di angka pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2020. Untuk 2020 secara keseluruhan, sepertinya pertumbuhan ekonomi China hanya 5,4%," sebut kajian IHS Markit.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Nah, ini lah yang sepertinya bakal dirasakan oleh Indonesia. Jika semakin lama virus corona membuat pasokan barang dari China terhambat, maka Indonesia bisa jadi akan mengalami krisis ponsel.
Ancaman krisis ponsel tidak main-main. Sebab, harus diakui industri dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan ponsel maupun suku cadangnya. Ketergantungan terhadap impor masih besar, dan apesnya itu dari China.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor produk telekomunikasi dan suku cadangnya (HS 764) sepanjang Januari-November 2019 adalah US$ 6,87 miliar. Dari angka tersebut, US$ 4,09 miliar atau 59,53% berasal dari China.
Sepanjang Januari-November 2019, nilai impor Indonesia dari China adalah US$ 40,79 miliar. Paling tinggi ya HS 764 tadi.
Sepanjang 2019, BPS mencatat nilai impor ponsel (HS 85171200) adalah US$ 259,5 juta. Sebagian besar tentu berlabel made in China.
Â
Oleh karena itu, pasar ponsel Indonesia bakal merasakan dampak signifikan jika pasokan dari China mampet gara-gara virus corona. Tidak hanya itu, industri di China akan benar-benar lesu kalau penyebaran virus ini berkepanjangan.
"Larangan ketat dari pemerintah China untuk mengontrol penyebaran virus COVID-19 menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi. Dampaknya hampir pasti akan terlihat di angka pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2020. Untuk 2020 secara keseluruhan, sepertinya pertumbuhan ekonomi China hanya 5,4%," sebut kajian IHS Markit.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular