Grab & Volocopter Uji Taksi Udara, Segera Masuk RI?
19 February 2020 10:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab menjalin kerjasama dengan perusahaan rintisan atau startup asal Jerman yaitu Volocopter untuk mempelajari uji kelayakan layanan taksi udara di seluruh Asia Tenggara.
Mengutip Business Insider, Rabu (19/2/2020) kedua perusahaan sudah mempublikasikan keterangan resminya pada Selasa (18/2). Uji kelayakan yang dilakukan termasuk mencari segala kemungkinan atas rencana penerbangan ini.
Selain itu, juga dilakukan penelitian ke kota-kota yang cocok dengan rute yang akan dilalui oleh taksi udara di kota-kota Asia Tenggara. Uji kelayakan juga akan melakukan evaluasi dari penggunaan taksi udara.
"Hasilnya akan meletakkan dasar bagi potensi kerjasama ini di masa depan antara kedua perusahaan, yang mencakup peluncuran layanan yang terkait dengan mobilitas udara perkotaan," ungkap pernyataan tersebut.
CEO Volocopter Florian Reuter mengatakan bahwa kemitraan baru ini dapat membantu mengkomersilkan taksi udara di Asia Tenggara, salah satu kawasan paling padat di dunia. Dia juga mengatakan mungkin saja layanan ini bisa menghubungkannya dengan bentuk transportasi umum lainnya.
Kepala usaha Grab Chris Yeo menambahkan Grab memiliki data tentang pola lalu lintas regional dan wawasan pelanggan yang dapat digunakan untuk membuat layanan taksi udara yang relevan dengan masyarakat perkotaan. Ini juga memungkinkan mereka untuk memilih opsi perjalanan berdasarkan pada anggaran dan batasan waktu penggunanya.
Sebagai informasi saja, akhir tahun lalu Volocopter yang memiliki kantor di Singapura, meluncurkan uji terbang di Marina Bay menggunakan landasan di VoloPort, seperti pada airport.
Menurut Volocopter, taksi udara dengan dua tempat duduk dirancang khusus untuk penerbangan di dalam kota, dan akan tetap stabil bahkan dengan turbulensi mikro di sekitar gedung pencakar langit.
Taksi udara ini, yang terlihat seperti helikopter tetapi beroperasi dengan teknologi drone, dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal, membawa bobot hingga 160 kilogram, dan menempuh jarak hingga 30 kilometer. Taksi udara ini bisa menempuh kecepatan tertinggi sekitar 100 km/jam. Bahkan, kendaraan ini disebut juga jauh lebih tenang daripada helikopter.
Kendaraan beroperasi dengan baterai yang dapat diisi ulang, dan dapat dioperasikan oleh pilot menggunakan joystick, atau dari jarak jauh.
(roy/roy)
Mengutip Business Insider, Rabu (19/2/2020) kedua perusahaan sudah mempublikasikan keterangan resminya pada Selasa (18/2). Uji kelayakan yang dilakukan termasuk mencari segala kemungkinan atas rencana penerbangan ini.
Selain itu, juga dilakukan penelitian ke kota-kota yang cocok dengan rute yang akan dilalui oleh taksi udara di kota-kota Asia Tenggara. Uji kelayakan juga akan melakukan evaluasi dari penggunaan taksi udara.
"Hasilnya akan meletakkan dasar bagi potensi kerjasama ini di masa depan antara kedua perusahaan, yang mencakup peluncuran layanan yang terkait dengan mobilitas udara perkotaan," ungkap pernyataan tersebut.
CEO Volocopter Florian Reuter mengatakan bahwa kemitraan baru ini dapat membantu mengkomersilkan taksi udara di Asia Tenggara, salah satu kawasan paling padat di dunia. Dia juga mengatakan mungkin saja layanan ini bisa menghubungkannya dengan bentuk transportasi umum lainnya.
![]() |
Kepala usaha Grab Chris Yeo menambahkan Grab memiliki data tentang pola lalu lintas regional dan wawasan pelanggan yang dapat digunakan untuk membuat layanan taksi udara yang relevan dengan masyarakat perkotaan. Ini juga memungkinkan mereka untuk memilih opsi perjalanan berdasarkan pada anggaran dan batasan waktu penggunanya.
Sebagai informasi saja, akhir tahun lalu Volocopter yang memiliki kantor di Singapura, meluncurkan uji terbang di Marina Bay menggunakan landasan di VoloPort, seperti pada airport.
Menurut Volocopter, taksi udara dengan dua tempat duduk dirancang khusus untuk penerbangan di dalam kota, dan akan tetap stabil bahkan dengan turbulensi mikro di sekitar gedung pencakar langit.
Taksi udara ini, yang terlihat seperti helikopter tetapi beroperasi dengan teknologi drone, dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal, membawa bobot hingga 160 kilogram, dan menempuh jarak hingga 30 kilometer. Taksi udara ini bisa menempuh kecepatan tertinggi sekitar 100 km/jam. Bahkan, kendaraan ini disebut juga jauh lebih tenang daripada helikopter.
Kendaraan beroperasi dengan baterai yang dapat diisi ulang, dan dapat dioperasikan oleh pilot menggunakan joystick, atau dari jarak jauh.
Artikel Selanjutnya
Dikabarkan IPO di Wall Street, Grab Incar US$ 2 Miliar
(roy/roy)