
Ini Ali Mohamed Zaki, Ilmuwan Mesir Penemu Virus Corona
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 January 2020 17:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah merebaknya wabah Virus Corona yang mematikan, muncul berbagai pembahasan terkait hal ini. Mulai dari jumlah korban, penyebaran, penanggulangan, hingga sumber awal virus yang diketahui muncul pertama kali di kota Wuhan, China ini.
Sejak pertama ditemukan pada Desember, per Rabu (19/1/2020) sudah ada lebih dari 130 orang yang dinyatakan tewas akibat virus ini di China dan lebih dari 6.000 orang terjangkit di seluruh dunia. Sementara itu, penyebarannya sudah sampai ke 17 negara, termasuk Thailand, Malaysia, hingga Amerika Serikat dan Jerman.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi yang bisa menjelaskan dari mana sebenarnya virus ini berasal. Namun, tahukah kalian siapa yang pertama kali menemukan virus yang masih satu keluarga dengan virus penyebab Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) tersebut?
Media Inggris the Guardian melaporkan, penemu pertama virus ini adalah seorang ahli virus di Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi, yang bernama Ali Mohamed Zaki pada Juni 2012.
Zaki menemukan virus corona jenis baru itu setelah meneliti dahak dari seorang pasien, pria berusia 60 tahun, yang dirawat di sebuah rumah sakit karena pneumonia virus yang parah. Ia baru menemukan coronavirus baru setelah melakukan serangkaian test.
Setelah menemukan virus corona jenis baru itu, Zaki dengan cepat mengirim email ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda. Laboratorium itu adalah tempatnya pernah meminta bantuan dalam penelitiannya.
Untuk mengingatkan ilmuwan lain, Zaki juga memposting catatan tentang proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah dengan para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Sayangnya, akibat hal itu, ia malah dipecat. Kontrak kerjanya di rumah sakit diputus atas tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, katanya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya di Mesir.
"Mereka tidak suka ini muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya," kata Zaki kepada Guardian dari Kairo. "Saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tetapi itu adalah tugas saya. Ini adalah virus yang serius."
Tak berapa lama setelahnya, kasus serupa dengan pasien Zaki juga dilaporkan terjadi di Inggris, tepatnya di Rumah Sakit St Thomas, London, pada September tahun lalu.
Sejak pertama ditemukan pada Desember, per Rabu (19/1/2020) sudah ada lebih dari 130 orang yang dinyatakan tewas akibat virus ini di China dan lebih dari 6.000 orang terjangkit di seluruh dunia. Sementara itu, penyebarannya sudah sampai ke 17 negara, termasuk Thailand, Malaysia, hingga Amerika Serikat dan Jerman.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi yang bisa menjelaskan dari mana sebenarnya virus ini berasal. Namun, tahukah kalian siapa yang pertama kali menemukan virus yang masih satu keluarga dengan virus penyebab Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) tersebut?
Media Inggris the Guardian melaporkan, penemu pertama virus ini adalah seorang ahli virus di Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi, yang bernama Ali Mohamed Zaki pada Juni 2012.
Zaki menemukan virus corona jenis baru itu setelah meneliti dahak dari seorang pasien, pria berusia 60 tahun, yang dirawat di sebuah rumah sakit karena pneumonia virus yang parah. Ia baru menemukan coronavirus baru setelah melakukan serangkaian test.
Setelah menemukan virus corona jenis baru itu, Zaki dengan cepat mengirim email ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda. Laboratorium itu adalah tempatnya pernah meminta bantuan dalam penelitiannya.
Untuk mengingatkan ilmuwan lain, Zaki juga memposting catatan tentang proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah dengan para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Sayangnya, akibat hal itu, ia malah dipecat. Kontrak kerjanya di rumah sakit diputus atas tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, katanya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya di Mesir.
"Mereka tidak suka ini muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya," kata Zaki kepada Guardian dari Kairo. "Saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tetapi itu adalah tugas saya. Ini adalah virus yang serius."
Tak berapa lama setelahnya, kasus serupa dengan pasien Zaki juga dilaporkan terjadi di Inggris, tepatnya di Rumah Sakit St Thomas, London, pada September tahun lalu.
Next Page
Belum Diketahui Asal Virus Corona
Pages
Most Popular