
Terpopuler Pekan Ini
Wah, Ada Orang Terkaya di Balik Drone Pembunuh Soleimani
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 January 2020 15:26

Richard Whittle dalam bukunya Predator: The Secret Origins of the Drone Revolution, menyebutkan drone 'bisa dibilang adalah teknologi militer baru yang paling penting sejak era rudal balistik antarbenua bersenjata nuklir.'
MQ-9 Reaper ini menjadi salah satu senjata paling penting bagi Amerika Serikat. Sebab drone ini bisa terbang dan meluncurkan misil tanpa suara dengan daya jelajah 1.150 mil dan kemampuan terbang di ketinggian 50.000 kaki.
MQ-9 Reaper disebut sebagai drone 'bersenjata, multimisi, daya terbang menengah dan tahan lama", seperti dikutip dari New York Post, Rabu (8/1/2020).
Selain itu Drone ini juga disebut sebagai alat pengintai terhadap target berprofil tinggi, sensitif terhadap waktu, bisa membantu mencari target dan digunakan untuk operasi perang yang tidak teratur.
Drone berharga US$64,2 juta per unit (Rp 898,9 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$) ini dapat membawa 4 misil Hellfire berdaya ledak cukup dahsyat dan mampu menghancurkan tank.
Menurut laporan media setempat, penyerangan ini menggunakan misil Hellfire R9X 'Ninja' yang dimodifikasi. Moncongnya terdiri dari semacam bilah-bilah pisau tajam dan mematikan.
Drone mematikan ini mulai dioperasikan sebagai senjata oleh AS pada 2007 lalu. Pada September 2015, angkatan udara AS memiliki 93 drone MQ-9 Reaper di gudang senjatanya.
Melansir Forbes, Kamis (9/1/2020), General Atomics pertama kali memperkenalkan drone predator 25 tahun lalu. Drone ini digunakan memata-matai pasukan Serbia oleh pemerintahan Presiden Bill Clinton.
Drone predator ini juga menjadi salah satu senjata pertama AS di Afghanistan setelah kejadian terorisme 9/11 yang dilakukan Al-Qaeda.
(roy/roy)
MQ-9 Reaper ini menjadi salah satu senjata paling penting bagi Amerika Serikat. Sebab drone ini bisa terbang dan meluncurkan misil tanpa suara dengan daya jelajah 1.150 mil dan kemampuan terbang di ketinggian 50.000 kaki.
MQ-9 Reaper disebut sebagai drone 'bersenjata, multimisi, daya terbang menengah dan tahan lama", seperti dikutip dari New York Post, Rabu (8/1/2020).
Drone berharga US$64,2 juta per unit (Rp 898,9 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$) ini dapat membawa 4 misil Hellfire berdaya ledak cukup dahsyat dan mampu menghancurkan tank.
Menurut laporan media setempat, penyerangan ini menggunakan misil Hellfire R9X 'Ninja' yang dimodifikasi. Moncongnya terdiri dari semacam bilah-bilah pisau tajam dan mematikan.
Drone mematikan ini mulai dioperasikan sebagai senjata oleh AS pada 2007 lalu. Pada September 2015, angkatan udara AS memiliki 93 drone MQ-9 Reaper di gudang senjatanya.
Melansir Forbes, Kamis (9/1/2020), General Atomics pertama kali memperkenalkan drone predator 25 tahun lalu. Drone ini digunakan memata-matai pasukan Serbia oleh pemerintahan Presiden Bill Clinton.
Drone predator ini juga menjadi salah satu senjata pertama AS di Afghanistan setelah kejadian terorisme 9/11 yang dilakukan Al-Qaeda.
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular