
Mimpi Bukalapak, Bertahan Hingga 100 Tahun
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
10 January 2020 12:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Bukalapak merayakan hari jadinya yang ke-10 tahun, pada hari ini, Jumat, (10/1/2020). Setelah 1 dekade berjalan, CEO Bukalapak yang baru, Rachmat Kaimuddin, memberikan bocoran target perusahaan pada 2020.
"Kami menargetkan pertumbuhan Bukalapak di tahap selanjutnya adalah menjadi perusahaan yang bisa bertahan lebih dari 100 tahun, yang mana probabilitasnya hanya 0.0045%," ujar Rachmat, di Jakarta, (10/1/2020).
Bukalapak memiliki fokus untuk memperluas jangkauan UMKM sefara nasional dan internasional, baik online ataupun offline.
Pada akhir 2019, Rachmat mengklaim bahwa mitra bukalapak yang telah bergabung saat ini berjumlah lebih dari 3 juta yang terdiri dari warung tradisional dan agen individual mandiri serta tersebar di 477 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Di tahun yang sama, Bukalapak telah membukukan catatan keuangan dengan valuasi mencapai US$2,5 miliar, 70 juta pengguna. Selain itu bukalapak mencatat peningkatan transaksi sebanyak 30% dari tahun sebelumnya dan menjadi transaksi tertinggi sepanjang 10 tahun berdirinya Bukalapak.
Sebelumnya, Manajemen e-commerce Bukalapak kini fokus pada penciptaan perusahaan yang berkelanjutan. Caranya dengan sesegara mungkin mencetak laba dan mengurangi aksi bakar uang di diskon dan cashback.
President Bukalapak Fadjrin Rasyid mengatakan fikus dunia startup global ke depan adalah menciptakan startup yang berkelanjutan (sustainability). Hal ini untuk menghindari kesalahan dari WeWork, startup andalan SoftBank yang rajin bakar uang untuk menciptakan pertumbuhan perusahaan tetapi bisnis tak kuat sehingga valuasi anjlok dalam.
"Kalau dulu fokus-nya growth valuation (membesarkan valuasi), sekarang lebih perduli akan hal-hal seperti path to profitability, growth yang sehat dan lain sebagainya. Jadi itu menurut kita tren startup ke depan termasuk di tahun 2020," ujar Fadjrin Rasyid ketika ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Fadjrin Rasyid menambahkan bisa cara soal pertumbuhan bisnis yang sehat dan keberlanjutan, salah satu parameternya adalah pendapatan (revenue) dan burn money (bakar uang).
"Sejauh ini revenue kita meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Angka saya tidak bisa share. Di sisi burn [money] kita sudah berkurang menjadi sepertiga dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan komitmen kita menjadi sustainibility tadi," jelasnya.
"Dalam waktu dekat [kita akan profitable] tapi saya enggak bisa sebut [pastinya]."
Kemarin (9/12/2019), Bukalapak mengumumkan regenerasi di struktur manajemen. Achmad Zaky mundur sebagai CEO perusahaan dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Pergantian ini efektif 6 Januari 2020.
(roy/roy) Next Article Profil Rachmat Kaimuddin CEO Bukalapak, Suksesor Achmad Zaky
"Kami menargetkan pertumbuhan Bukalapak di tahap selanjutnya adalah menjadi perusahaan yang bisa bertahan lebih dari 100 tahun, yang mana probabilitasnya hanya 0.0045%," ujar Rachmat, di Jakarta, (10/1/2020).
Bukalapak memiliki fokus untuk memperluas jangkauan UMKM sefara nasional dan internasional, baik online ataupun offline.
Sebelumnya, Manajemen e-commerce Bukalapak kini fokus pada penciptaan perusahaan yang berkelanjutan. Caranya dengan sesegara mungkin mencetak laba dan mengurangi aksi bakar uang di diskon dan cashback.
President Bukalapak Fadjrin Rasyid mengatakan fikus dunia startup global ke depan adalah menciptakan startup yang berkelanjutan (sustainability). Hal ini untuk menghindari kesalahan dari WeWork, startup andalan SoftBank yang rajin bakar uang untuk menciptakan pertumbuhan perusahaan tetapi bisnis tak kuat sehingga valuasi anjlok dalam.
"Kalau dulu fokus-nya growth valuation (membesarkan valuasi), sekarang lebih perduli akan hal-hal seperti path to profitability, growth yang sehat dan lain sebagainya. Jadi itu menurut kita tren startup ke depan termasuk di tahun 2020," ujar Fadjrin Rasyid ketika ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Fadjrin Rasyid menambahkan bisa cara soal pertumbuhan bisnis yang sehat dan keberlanjutan, salah satu parameternya adalah pendapatan (revenue) dan burn money (bakar uang).
"Sejauh ini revenue kita meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Angka saya tidak bisa share. Di sisi burn [money] kita sudah berkurang menjadi sepertiga dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan komitmen kita menjadi sustainibility tadi," jelasnya.
"Dalam waktu dekat [kita akan profitable] tapi saya enggak bisa sebut [pastinya]."
Kemarin (9/12/2019), Bukalapak mengumumkan regenerasi di struktur manajemen. Achmad Zaky mundur sebagai CEO perusahaan dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Pergantian ini efektif 6 Januari 2020.
(roy/roy) Next Article Profil Rachmat Kaimuddin CEO Bukalapak, Suksesor Achmad Zaky
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular