
Internasional
Diduga Tembak Boeing 737, Sejauh Mana Serangan Rudal Iran?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
10 January 2020 07:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini rudal Iran menyerang dua pangkalan militer Amerika Serikat yang berada di Irak. Rudal Iran juga diduga menjadi salah satu penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737 milik Ukraine Airlines, yang hendak menuju Ukraina 8 Januari lalu.
Lalu sejauh mana kekuatan rudal Iran bisa menyerang sasaran?
Terkait rudalnya, Iran merupakan salah satu yang memiliki portofolio rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah. Negara tersebut menggunakan persenjataannya untuk memproyeksikan kekuatan di seluruh kawasan.
"Gudang senjata rudal Iran adalah kekuatan mereka untuk menjangkau dan menyentuh atau menahan berbagai sasaran yang berisiko," kata Thomas Karako, Direktur Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional, seperti dilansir dari CNBC Internasional, Jumat (10/1/2020).
"Baik Korea Utara atau Iran atau rezim lain, mereka berinvestasi dalam persenjataan rudal mereka sebagai cara yang relatif hemat untuk menahan target berisiko di kawasan itu," katanya.
Ia pun menegaskan sejauh ini rudal yang dipakai belum menunjukkan kekuatan maksimal Iran. Menurutnya Iran memiliki rudal jarak jauh yang mampu menyerang AS.
Seperti diketahui, ketegangan AS dan Iran berujung pada aksi saling serang antara kedua negara. Sebelumnya pada Rabu (8/1/2020) Iran melancarkan serangan dengan meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik ke dua pangkalan militer AS di Irak.
Aksi itu disebut Iran sebagai aksi balasan atas tewasnya pemimpin militer Iran Qasem Soleimani atas serangan drone AS. Namun Presiden AS Donald Trump mengaku tidak akan membalas serangan ini dan hanya menekan lewat sanksi ekonomi.
(sef/sef) Next Article Drone Pembunuh Soleimani Vs Roket Iran, Canggih Mana?
Lalu sejauh mana kekuatan rudal Iran bisa menyerang sasaran?
Terkait rudalnya, Iran merupakan salah satu yang memiliki portofolio rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah. Negara tersebut menggunakan persenjataannya untuk memproyeksikan kekuatan di seluruh kawasan.
"Baik Korea Utara atau Iran atau rezim lain, mereka berinvestasi dalam persenjataan rudal mereka sebagai cara yang relatif hemat untuk menahan target berisiko di kawasan itu," katanya.
Ia pun menegaskan sejauh ini rudal yang dipakai belum menunjukkan kekuatan maksimal Iran. Menurutnya Iran memiliki rudal jarak jauh yang mampu menyerang AS.
Seperti diketahui, ketegangan AS dan Iran berujung pada aksi saling serang antara kedua negara. Sebelumnya pada Rabu (8/1/2020) Iran melancarkan serangan dengan meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik ke dua pangkalan militer AS di Irak.
Aksi itu disebut Iran sebagai aksi balasan atas tewasnya pemimpin militer Iran Qasem Soleimani atas serangan drone AS. Namun Presiden AS Donald Trump mengaku tidak akan membalas serangan ini dan hanya menekan lewat sanksi ekonomi.
(sef/sef) Next Article Drone Pembunuh Soleimani Vs Roket Iran, Canggih Mana?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular