Simak, Streaming Film Serupa IndoXXI Ini Bisa Nonton Gratis

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
10 January 2020 07:34
Berikut daftar terbaru situs streaming film yang masih bisa diakses penggunanya
Foto: Infografis/IndoXXI Tutup Januari 2020 Bagaimana Bisnis Ini Bisa Cuan?/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Memberantas situs web streaming film bajakan itu bukan perkara mudah. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun mengalami kesulitan karena para situs tersebut akan selalu muncul kembali dengan alamat domain yang baru.
Buktinya masih banyak situs web streaming film ilegal yang bisa diakses oleh pengguna internet di tanah air. Padahal mengakses web streaming film ilegal merugikan bagi pembuat film karena mereka tak mendapatkan pemasukan dari pemutaran film tersebut.

Sementara pengelola situs ilegal ini mendapatkan pemasukan besar karena pengunjung akan dijejali dengan berbagai iklan yang terpampang di sana. Mulai dari iklan judi online hingga iklan situs film porno.
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia berikut daftar terbaru situs streaming film yang masih bisa diakses penggunanya:

cinema21xxi.art
layarkaca21
Bioskopgo.com
Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ferdinandus Setu menjelaskan Kominfo siap siaga memantau situs ilegal tersebut dan bila ditemukan langsung dilakukan pemblokiran serta dengan cara-cara pendukung lainnya.
"Jika ada lagi situs streaming ilegal lagi, Kementerian Kominfo akan kembali lakukan pemblokiran," ujar Ferdinandus kepada wartawan CNBC pekan lalu.
"Pada saat yang sama kami juga lakukan sosialisasi dan edukasi mengenai etika dan tata perilaku di dunia maya termasuk tidak mengakses situs streaming ilegal karena sangat merugikan para konten kreatif dan pekerja seni," sambungnya.


Sebelumnya, Dirjen Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Kominfo mengalami kesusahan untuk menutup situs streaming film ilegal layaknya bermain kucing-kucingan. Jadi, setiap kali Kominfo menutup satu situs, pemilik situs web steraming akan muncul URL yang baru.
"Pemilik situs ini memang nakal, mereka pindah-pindah URL, kita cari terus. Maka kami juga kerja sama," ujar Semuel, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (26/12/2019).
Analis keamanan siber Vaksin.com, Alfons Tanujaya, memberikan gambaran bahwa membeli alamat domain baru sangatlah murah, dari gratis sampai Rp. 100 ribu pertahun untuk 1 domain baru.
Maka dari itu para pemilik situs streaming film ilegal dapat dengan mudah menghindari pemblokiran yang dilakukan oleh Kominfo.
"Jadi kalau ada domain yang di blokir, tinggal beli domain baru dan arahkan server hosting ke domain baru. Dalam sekejap situs yang diblokir aktif lagi dengan nama baru," kata Alfons kepada wartawan CNBC Indonesia, (3/1/2020).
Alfons juga menjelaskan sangat mustahil kalau hanya mengandalkan blokir domain untuk mengatasi masalah pembajakan, perlu cara-cara lain seperti sosialiasi kepada masyarakat atau lewat tindakan hukum.
"Jadi harus diikuti dengan langkah lain oleh pihak terkait seperti penyadaran ke masyarakat dan pembajak bahwa tindakan ini merugikan industri kreatif Indonesia dan melanggar hukum. Kalau sudah di berikan pendidikan dan himbauan tapi tetap membandel yah terpaksa lakukan tindakan hukum," ujar Alfons.
Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, jika pemerintah memang serius akan memblokir layanan streaming film ilegal demi melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), jangan setengah-setengah dan harus siap siaga untuk memberantas semua layanan ilegal itu.
"Kalau hanya satu situs diblokir tidak akan efektif. Sekarang dan nanti akan muncul situs kloningannya. Harus terus-menerus dipantau dan diambil tindakan," ungkap Heru kepada wartawan CNBC Indonesia, (30/12/2019).
Mungkin dari sebagian orang ada yang mempertanyakan dari mana sumber film baru di IndoXXI bukan? Nah, IndoXXI sendiri sebenarnya sudah memberikan keterangan terkait hal tersebut dalam website-nya bahwa ia mendapatkan film baru dari pihak ketiga.
"IndoXXI atau XXI tidak memiliki atau menyimpan konten di server sendiri, hanya mengambil tautan atau embed konten dari luar yang telah di upload ke situs-situs website populer seperti Youtube, Google Drive, Dailymotion, ZShare dan sejenisnya," tulisnya.
Selain itu, IndoXXI menjelaskan kalau ia tidak bertanggungjawab untuk apa yang orang lain upload ke situs pihak ketiga.
"Kami memastikan kepada setiap pemilik hak cipta bahwa setiap tautan-tautan anda berada di tempat lain dan video yang di embed juga dari beberapa situs seperti yang telah disebutkan di atas," sambungnya.
Bermodalkan film-film gratis dan banyak ditonton orang membuat situs IndoXXI menjadi incaran para pemilik iklan. Beberapa analis menilai iklan menjadi kunci cuan situs ini.
"Mereka itu memberikan layanan gratis tapi banyak iklannya kan? Kalau kita salah klik bisa langsung lari ke iklan," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi seperti dikutip dari detikcom.
Dia mengungkapkan, banyaknya iklan merupakan hal yang lumrah, namun pengguna juga harus berhati-hati karena berpotensi disusupi malware. "Iklannya kan banyak sekali, di banner setiap halaman," katanya.
Analis keamanan siber lain Vaksin.com, Alfons Tanujaya menjelaskan model bisnis yang digunakan oleh IndoXXI merupakan murni pembajakan. Hal ini tak ubahnya dengan kios dvd bajakan.
"Mereka dapat keuntungannya dari situ, kalau tukang dvd kan di dunia nyata ada bentuknya, kalau dia di server bisa didownload di mana saja," ujar dia dikutip dari laman yang sama.
Menurut Alfons, selain itu juga ada pendapatan dari iklan yang dipasang di website. Misalnya iklan jenis abu-abu seperti iklan judi online sampai iklan pornografi.
Dia menyebut, harga iklan ini memiliki tarif yang lebih tinggi. Pasalnya iklan-iklan tersebut tak akan bisa memasang di situs-situs konvensional.
"Iklan judi dan pornografi seperti itu harganya tinggi, mereka kalau mau pasang di tempat lain kan tidak bisa. Marginnya gede itu," jelas dia.
Kemudian, ada juga modus mengelabui pengakses untuk menginstal aplikasi sebelum men-download film.
"Ada program yang memaksa pengguna untuk install aplikasi, itu spyware yang menyamar. Misalnya mau download Starwars, sebelum download dia akan bilang harus download ini dulu baru filmnya bisa download. Nah di situ masuklah spyware, malware. Keamanan data terancam, tapi banyak yang bela-belain demi nonton gratis," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article IndoXXI Tutup Januari 2020, Bagaimana Bisnis Ini Bisa Cuan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular