IndoXXI Tutup Januari 2020, Bagaimana Bisnis Ini Bisa Cuan?
Redaksi, CNBC Indonesia
25 December 2019 10:40

Jakarta, CNBC Indonesia - IndoXXI, bakal menutup layanan per 1 Januari 2020. Situs web streaming atau situs torrent tersebut pun berpamitan kepada para penonton.
"Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2020 kami akan menghentikan penayangan film di website ini," tulis situs tersebut dalam penggalan pengumumannya, Selasa (24/12/2019).
Kebijakan penutupan ini dilakukan bukan tanpa pertimbangan. IndoXXI juga tak lupa menyampaikan salam perpisahan kepada penonton setianya.
"Sangat berat tapi harus dilakukan, terima kasih kepada seluruh penonton setia kami," tulis situs ini lagi.
"Penutupan dilakukan demi mendukung dan memajukan industri kreatif tanah air, semoga ke depannya akan menjadi lebih baik. Salam, INDOXXI."
Banyak pihak yang bertanya sebenarnya dari bisnis ini, bagaimana IndoXXI bisa mendapat keuntungan? Beberapa analis menilai iklan menjadi kunci cuan situs ini.
"Mereka itu memberikan layanan gratis tapi banyak iklannya kan? Kalau kita salah klik bisa langsung lari ke iklan," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi seperti dikutip dari Detikcom.
Dia mengungkapkan, banyaknya iklan merupakan hal yang lumrah, namun pengguna juga harus berhati-hati karena berpotensi disusupi malware. "Iklannya kan banyak sekali, di banner setiap halaman," katanya.
Analis keamanan siber lain Vaksin.com, Alfons Tanujaya menjelaskan model bisnis yang digunakan oleh IndoXXI merupakan murni pembajakan. Hal ini tak ubahnya dengan kios dvd bajakan.
"Mereka dapat keuntungannya dari situ, kalau tukang dvd kan di dunia nyata ada bentuknya, kalau dia di server bisa didownload di mana saja," ujar dia dikutip dari laman yang sama.
Menurut Alfons, selain itu juga ada pendapatan dari iklan yang dipasang di website. Misalnya iklan jenis abu-abu seperti iklan judi online sampai iklan pornografi.
Dia menyebut, harga iklan ini memiliki tarif yang lebih tinggi. Pasalnya iklan-iklan tersebut tak akan bisa memasang di situs-situs konvensional.
"Iklan judi dan pornografi seperti itu harganya tinggi, mereka kalau mau pasang di tempat lain kan tidak bisa. Marginnya gede itu," jelas dia.
Kemudian, ada juga modus mengelabui pengakses untuk menginstall aplikasi sebelum mendownload film.
"Ada program yang memaksa pengguna untuk install aplikasi, itu spyware yang menyamar. Misalnya mau download Starwars, sebelum download dia akan bilang harus download ini dulu baru filmnya bisa download. Nah di situ masuklah spyware, malware. Keamanan data terancam, tapi banyak yang bela-belain demi nonton gratis," jelasnya.
(sef/sef) Next Article Tutup Januari 2020, Ini Cara IndoXXI Dapat Film Baru & Cuan
"Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2020 kami akan menghentikan penayangan film di website ini," tulis situs tersebut dalam penggalan pengumumannya, Selasa (24/12/2019).
Kebijakan penutupan ini dilakukan bukan tanpa pertimbangan. IndoXXI juga tak lupa menyampaikan salam perpisahan kepada penonton setianya.
"Penutupan dilakukan demi mendukung dan memajukan industri kreatif tanah air, semoga ke depannya akan menjadi lebih baik. Salam, INDOXXI."
Banyak pihak yang bertanya sebenarnya dari bisnis ini, bagaimana IndoXXI bisa mendapat keuntungan? Beberapa analis menilai iklan menjadi kunci cuan situs ini.
"Mereka itu memberikan layanan gratis tapi banyak iklannya kan? Kalau kita salah klik bisa langsung lari ke iklan," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi seperti dikutip dari Detikcom.
Dia mengungkapkan, banyaknya iklan merupakan hal yang lumrah, namun pengguna juga harus berhati-hati karena berpotensi disusupi malware. "Iklannya kan banyak sekali, di banner setiap halaman," katanya.
Analis keamanan siber lain Vaksin.com, Alfons Tanujaya menjelaskan model bisnis yang digunakan oleh IndoXXI merupakan murni pembajakan. Hal ini tak ubahnya dengan kios dvd bajakan.
"Mereka dapat keuntungannya dari situ, kalau tukang dvd kan di dunia nyata ada bentuknya, kalau dia di server bisa didownload di mana saja," ujar dia dikutip dari laman yang sama.
Menurut Alfons, selain itu juga ada pendapatan dari iklan yang dipasang di website. Misalnya iklan jenis abu-abu seperti iklan judi online sampai iklan pornografi.
Dia menyebut, harga iklan ini memiliki tarif yang lebih tinggi. Pasalnya iklan-iklan tersebut tak akan bisa memasang di situs-situs konvensional.
"Iklan judi dan pornografi seperti itu harganya tinggi, mereka kalau mau pasang di tempat lain kan tidak bisa. Marginnya gede itu," jelas dia.
Kemudian, ada juga modus mengelabui pengakses untuk menginstall aplikasi sebelum mendownload film.
"Ada program yang memaksa pengguna untuk install aplikasi, itu spyware yang menyamar. Misalnya mau download Starwars, sebelum download dia akan bilang harus download ini dulu baru filmnya bisa download. Nah di situ masuklah spyware, malware. Keamanan data terancam, tapi banyak yang bela-belain demi nonton gratis," jelasnya.
(sef/sef) Next Article Tutup Januari 2020, Ini Cara IndoXXI Dapat Film Baru & Cuan
Tags
Related Articles
Recommendation


Harga Emas Anjlok: Bukan Lagi Safe Haven, Emas Kini Jadi Safe Goodbye

Trump Minta Data Warga RI Ditransfer ke AS, Begini Respons Prabowo!

Thailand Tolak Mediasi Perang dengan Kamboja, tapi...

Nasib Harga iPhone di RI Usai Tarif Impor Produk AS Turun ke 0%

Haji Isam Diam-diam Borong 4 Kapal Keruk 8 Vessel dari Belanda-Jepang

Belajar dari Eropa, Data Warga RI di AS Bisa Dipakai Buat Ini

Kumpul Kebo Kian Ramai di RI, Wilayah Ini 'Juaranya'

Perang Minggir! Raja Salman Tebar Duit Rp97 T di Sini, Investasi Jumbo
Most Popular