
Ada Mobil Listrik, Tapi Sayang Listriknya Dari Batu Bara
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
13 December 2019 14:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pemakaian kendaraan listrik untuk menekan emisi karbon baru tahap awal. Pasalnya listrik yang digunakan untuk kendaraan listrik masih diproduksi dengan energi kotor.
"Oke sudah menggunakan kendaraan listrik, tapi listriknya belum mencerminkan keberpihakan pada renewable energi. Ini tahapan yang sangat penting (kendaraan listrik) tapi belum finish," terangnya dalam acara Peluncuran Kendaraan Berbasis Listrik dari Grab di Kantor Maritim, Jumat, (13/12/2019).
Dirinya mendorong agar masyarakat mulai beralih dari kendaraan yang memakai bahan bakar minyak ke kendaraan listrik. Pemakaian mobil listrik hanya membutuhkan charging, sementara kendaraan non listrik harus terus di isi bahan bakar. "Harusnya lebih murah, apalagi listrik renewable akan ciptakan lifestyle pro green. Jangan hanya kendaraan listrik, tapi sampai ke ekosistemnya," imbuhnya.
Dalam hal ini menurutnya PLN harus mendukung renewable energi meski investasinya mahal. Dirinya meminta agar PLN memperhatikan aspek nilai investasi awal dengan biaya operasi. Jika dianalisa secara menyeluruh, renewable jadi komponen penting penyediaan listrik.
"Ada tahapannya, yang pertama kendaraanya, setelah itu sumber energinya dan itu kita mengikuti rencana induk dari energi nasional secara umum, yang sudah ada targetnya," terangnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, komitmen terhadap global untuk mengurangi emisi sudah tertuang dalam Paris Agreement yang ditandatangani tahun 2016. Bagian dari mengurangi emisi adalah mengurangi polusi udara. Khususnya di Jakarta polusi udara terbesar datang dari dua kelompok yakni transportasi dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Saat ini menurutnya kendaraan listrik belum menjadi teknologi yang relatif murah sehingga belum bisa bersaing dengan teknologi reguler. "Kita sebagai pemakai juga harus komitmen memberikan dukungan kendaraan listrik tersebut," imbuhnya.
Dirinya menceritakan selama tiga kali menjabat di institusi selalu membahas isu yang berkaitan dengan kendaraan listrik. Pertama saat menjabat sebagai Menteri Keuangan, membahas tentang pemberian insentif bagi kendaraan hijau, khususnya kendaraan yang diproduksi di dalam negeri.
Menurutnya dari Kementerian Perindustrian sempat ada ide agar insentif bagi kendaraan yang diproduksi dalam negeri dan impor insentifnya sama. Dirinya meminta agar insentif untuk kendaran listrik yang diproduksi dalam negeri tidak disamakan dengan produk impor.
Kemudian saat menjabat Kepala Bappenas kendaran listrik juga dibahas untuk memperbaiki kualitas lingkungan dalam hal ini polusi udara. "Kita bicara juga penggunaan kendaraan listrik," terangnya.
Terakhir saat menjabat di Menristek dirinya fokus pada teknologi sepeda motor Gesits. Produk dalam negeri yang didesign sejak awal dengan melibatkan universitas berkolaborasi apik antara penelitian dan komersial. "Inovasi pada intinya penelitian yang bisa dihilirkan dan dikomersialkan. Sukur jadi produk yang diminati masyarakat dan dipakai masyarakat," jelasnya.
(dob/dob) Next Article Menristek Bocorkan Rahasia Pendanaan dari Softbank
"Oke sudah menggunakan kendaraan listrik, tapi listriknya belum mencerminkan keberpihakan pada renewable energi. Ini tahapan yang sangat penting (kendaraan listrik) tapi belum finish," terangnya dalam acara Peluncuran Kendaraan Berbasis Listrik dari Grab di Kantor Maritim, Jumat, (13/12/2019).
Dirinya mendorong agar masyarakat mulai beralih dari kendaraan yang memakai bahan bakar minyak ke kendaraan listrik. Pemakaian mobil listrik hanya membutuhkan charging, sementara kendaraan non listrik harus terus di isi bahan bakar. "Harusnya lebih murah, apalagi listrik renewable akan ciptakan lifestyle pro green. Jangan hanya kendaraan listrik, tapi sampai ke ekosistemnya," imbuhnya.
Dalam hal ini menurutnya PLN harus mendukung renewable energi meski investasinya mahal. Dirinya meminta agar PLN memperhatikan aspek nilai investasi awal dengan biaya operasi. Jika dianalisa secara menyeluruh, renewable jadi komponen penting penyediaan listrik.
"Ada tahapannya, yang pertama kendaraanya, setelah itu sumber energinya dan itu kita mengikuti rencana induk dari energi nasional secara umum, yang sudah ada targetnya," terangnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, komitmen terhadap global untuk mengurangi emisi sudah tertuang dalam Paris Agreement yang ditandatangani tahun 2016. Bagian dari mengurangi emisi adalah mengurangi polusi udara. Khususnya di Jakarta polusi udara terbesar datang dari dua kelompok yakni transportasi dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Saat ini menurutnya kendaraan listrik belum menjadi teknologi yang relatif murah sehingga belum bisa bersaing dengan teknologi reguler. "Kita sebagai pemakai juga harus komitmen memberikan dukungan kendaraan listrik tersebut," imbuhnya.
Dirinya menceritakan selama tiga kali menjabat di institusi selalu membahas isu yang berkaitan dengan kendaraan listrik. Pertama saat menjabat sebagai Menteri Keuangan, membahas tentang pemberian insentif bagi kendaraan hijau, khususnya kendaraan yang diproduksi di dalam negeri.
Menurutnya dari Kementerian Perindustrian sempat ada ide agar insentif bagi kendaraan yang diproduksi dalam negeri dan impor insentifnya sama. Dirinya meminta agar insentif untuk kendaran listrik yang diproduksi dalam negeri tidak disamakan dengan produk impor.
Kemudian saat menjabat Kepala Bappenas kendaran listrik juga dibahas untuk memperbaiki kualitas lingkungan dalam hal ini polusi udara. "Kita bicara juga penggunaan kendaraan listrik," terangnya.
Terakhir saat menjabat di Menristek dirinya fokus pada teknologi sepeda motor Gesits. Produk dalam negeri yang didesign sejak awal dengan melibatkan universitas berkolaborasi apik antara penelitian dan komersial. "Inovasi pada intinya penelitian yang bisa dihilirkan dan dikomersialkan. Sukur jadi produk yang diminati masyarakat dan dipakai masyarakat," jelasnya.
(dob/dob) Next Article Menristek Bocorkan Rahasia Pendanaan dari Softbank
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular