
Kejar Profit, Bukalapak Kurangi Aksi Bakar Uang
Efrem Linsam Siregar, CNBC Indonesia
10 December 2019 19:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen e-commerce Bukalapak kini fokus pada penciptaan perusahaan yang berkelanjutan. Caranya dengan sesegara mungkin mencetak laba dan mengurangi aksi bakar uang di diskon dan cashback.
President Bukalapak Fadjrin Rasyid mengatakan fikus dunia startup global ke depan adalah menciptakan startup yang berkelanjutan (sustainability). Hal ini untuk menghindari kesalahan dari WeWork, startup andalan SoftBank yang rajin bakar uang untuk menciptakan pertumbuhan perusahaan tetapi bisnis tak kuat sehingga valuasi anjlok dalam.
"Kalau dulu fokus-nya growth valuation (membesarkan valuasi), sekarang lebih perduli akan hal-hal seperti path to profitability, growth yang sehat dan lain sebagainya. Jadi itu menurut kita tren startup ke depan termasuk di tahun 2020," ujar Fadjrin Rasyid ketika ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Fadjrin Rasyid menambahkan bisa cara soal pertumbuhan bisnis yang sehat dan keberlanjutan, salah satu parameternya adalah pendapatan (revenue) dan burn money (bakar uang).
"Sejauh ini revenue kita meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Angka saya tidak bisa share. Di sisi burn [money] kita sudah berkurang menjadi sepertiga dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan komitmen kita menjadi sustainibility tadi," jelasnya.
"Dalam waktu dekat [kita akan profitable] tapi saya enggak bisa sebut [pastinya]."
Kemarin (9/12/2019), Bukalapak mengumumkan regenerasi di struktur manajemen. Achmad Zaky mundur sebagai CEO perusahaan dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Pergantian ini efektif 6 Januari 2020.
Simak video tentang Bukalapak di bawah ini:
(roy/roy) Next Article Mimpi Bukalapak, Bertahan Hingga 100 Tahun
President Bukalapak Fadjrin Rasyid mengatakan fikus dunia startup global ke depan adalah menciptakan startup yang berkelanjutan (sustainability). Hal ini untuk menghindari kesalahan dari WeWork, startup andalan SoftBank yang rajin bakar uang untuk menciptakan pertumbuhan perusahaan tetapi bisnis tak kuat sehingga valuasi anjlok dalam.
"Kalau dulu fokus-nya growth valuation (membesarkan valuasi), sekarang lebih perduli akan hal-hal seperti path to profitability, growth yang sehat dan lain sebagainya. Jadi itu menurut kita tren startup ke depan termasuk di tahun 2020," ujar Fadjrin Rasyid ketika ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
"Sejauh ini revenue kita meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Angka saya tidak bisa share. Di sisi burn [money] kita sudah berkurang menjadi sepertiga dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan komitmen kita menjadi sustainibility tadi," jelasnya.
"Dalam waktu dekat [kita akan profitable] tapi saya enggak bisa sebut [pastinya]."
Kemarin (9/12/2019), Bukalapak mengumumkan regenerasi di struktur manajemen. Achmad Zaky mundur sebagai CEO perusahaan dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Pergantian ini efektif 6 Januari 2020.
Simak video tentang Bukalapak di bawah ini:
(roy/roy) Next Article Mimpi Bukalapak, Bertahan Hingga 100 Tahun
Most Popular