Bukalapak Hingga DANA, Ini Startup yang Masih Bakar Uang

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
10 December 2019 15:30
Bukalapak Hingga DANA, Ini Startup yang Masih Bakar Uang
Foto: infografis/ infografis sedot duit investor untuk di bakar 5 Startup Ini dinyatakan bangkrut/ Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Achmad Zaky buka-bukaan alasannya mundur sebagai chief executive officer (CEO). Alasan ini sendiri sudah dibicarakan dengan para co-founder lainnya.

Achmad Zaky menjelaskan Bukalapak harus memasuki fase berikutnya. Menjadi perusahaan sustainable dan profit sehingga membutuhkan profesional yang bisa memenuhi tuntutan para pemegang saham.

"Untuk itu kita para founder sudah legowo. Hilangkan ego pribadi. Kita legowo kita beranikan diri, itu yang kita inginkan. Hadirnya sosok berpengalaman dan nantinya kita bisa loncat lebih tinggi," papar Zaky di Jakarta, Senin malam (10/12/2019).

"Bukalapak tidak bisa terus bakar uang. Harus semakin mature, perusahaan tak bisa terus-terusan bakar uang. Harus ada return of investment," tegas Zaky.

Saat ini Zaky mengatakan Bukalapak sudah memiliki 2.000 karyawan dengan pelapak yang mencapai 2,5 juta. Bahkan Zaky mengatakan menurut data Bukalapak masuk top 40 startup paling top dari segi valuasi.

"Saya makin sadar, Bukalapak sudah besar sekali dan tantangan makin besar. Me-manage karyawan yang mencapai 2.000 orang tidak mudah dan nanti akan terus bertambah. Butuh pengalaman."

Bakar uang memang menjadi strategi yang lazim digunakan startup untuk menumbuhkan bisnis dan pengguna. Masalahnya bakar uang menyebabkan startup merugi. Tantangan terbesar startup tetap bertumbuh tanpa bakar uang.

Selain Bukalapak, berikut beberapa startup besar yang masih terapkan aksi bakar uang:

Simak video Bos Baru Bukalapak di bawah ini:

[Gambas:Video CNBC]


1. Gojek

Gojek melakukan aksi bakar uang melalui GoPay yang menawarkan potongan harga dan cashback ketika menggunakan layanan Gojek atau berbelanja di merchant-merchant yang menjadi reknanan Gojek.

CEO GoPay Aldi Haryopratomo menambahkan bagi GoPay membakar uang merupakan hal yang lumrah asal diberikan kepada orang yang tepat. "Kami membakar uang untuk mikro entrepreneur membuat transaksi mereka meningkat dan membuat bisnis lebih maju, bagi kami tidak masalah," terangnya. 

2. OVO

OVO merupakan dompet digital milik Lippo Group yang bekerja sama dengan Tokopedia dan Grab Indonesia sebagai alat pembayaran digital. Pengguna bisa mendapatkan diskon dan cashback bila bertransaksi di kedua startup ini atau merchant-merchant rekanan OVO.

Director of Enterprise Payment, OVO, Harianto Gunawan mengatakan bakar duit atau insentif adalah cara untuk menciptakan kepercayaan kepada masyarakat. Dibandingkan perbankan yang sudah membangun kepercayaan bertahun-tahun, e-wallet merupakan hal baru.

"Insentif merupakan salah satu cara untuk mendorong masyarakat beralih dari uang tunai menjadi non tunai dan membuat mereka mencoba menggunakan dan percaya," ujarnya dalam Fintech Summit & Expo di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

3. DANA

Dana merupakan dompet digital milik Emtek. Dompet digital juga menjadi salah satu alat pembayaran digital di Bukalapak. Pengguna juga bisa mendapatkan diskon dan cashback di merchant-merchant rekanannya.

CEO DANA Vincent Iswara mengungkapkan dana yang dibakar oleh fintech pembayaran sebenarnya lebih kecil dibandingkan yang dilakukan perbankan. Maklum, perbankan sudah melakukan edukasi dan memberikan diskon selama bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan masyarakat.

4. Tokopedia

Tokopedia merupakan salah satu e-commerce terbesar di Indonesia. Sebelumnya Tokopedia cukup rajin membakar uang dengan menggelar diskon dan cashback belanja dalam jangka waktu yang lama.

Kini aksi bakar uang tersebut sudah mulai berkurang. Aksi bakar uang dilakukan pada periode tertentu dan dalam bentuk gratis ongkos kirim.

5. Traveloka

Traveloka merupakan startup pemesan tiket secara online. Bentuk bakar uangnya dengan memberikan diskon harga tiket pesawat, hotel, restoran dan hiburan lainnya.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular