Transportasi Disabilitas, GrabGerak Hadir di Semarang & Medan

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
03 December 2019 18:28
Grab Indonesia menargetkan ada 2.000 armada GrabGerak hingga akhir tahun 2019 dan menambah layanan di dua kota yaitu Semarang dan Medan.
Foto: Grab dalam acara program
Jakarta, CNBC Indonesia- Grab Indonesia menargetkan ada 2.000 armada GrabGerak hingga akhir tahun 2019 dan menambah layanan di dua kota yaitu Semarang dan Medan.

"GrabGerak untuk pelanggan disable, driver sudah dilatih. Di Indonesia sekarang sudah ada di Jakarta dan Jogja. Tetapi kita akan hadir di Semarang dan Medan pada Desember 2019," ujar Managing Director Grab Indonesia, Neneng M Goenadi saat ditemui dalam perayaan Hari Disabilitas Internasional di The Westin, Jakarta, selasa (3/12/2019).

Setelah empat kota melayani GrabGerak, dia memastikan akan ada kota lain. Namun dia belum menyebut kota mana saja yang dimaksud. "Tapi melihat kebutuhan masing-masing kota," katanya.


Grab juga bermitra dengan lebih dari 17 rumah sakit, mal, dan pusat rekreasi di kota yang sama untuk mendukung kebutuhan mobilitas para penyandang disabilitas. Kerjasama tersebut termasuk RS MRCCC Siloam Semanggi, RS Murni Teguh Medan, dan lainnya.

GrabGerak pertama kali diluncurkan pada 2018 di Jakarta. GrabGerak adalah layanan transportasi khusus untuk membantu penumpang dengan kebutuhan aksesibilitas. Mitra pengemudi GrabGerak telah menjalani program pelatihan khusus yang mencakup penanganan kursi roda dan perangkat mobilitas lainnya, serta bantuan pemindahan penumpang antara kursi roda dan kendaraan.

Salah satu mitra GrabGerak yang turut hadir dalam acara hari ini adalah Hamdan. Dia bercerita bagaimana menjadi mitra GrabGerak. "Sudah 2 tahun 9 bulan," katanya.

Dia bercerita bagaimana setahun yang lalu pernah menjemput seorang ibu di rumahnya. Awalnya dia merasa ragu, karena pelanggan tersebut salah memesan, alias dari Rumah Sakit ke rumahnya, yang seharusnya sebaliknya.

"Pesan terbalik, mau ngga mau, saya takutnya emergency. Begitu saya sampai rumah, ibunya sudah tidak di kursi roda. Kalau saya batalkan, saya ngga tahu apa yang terjadi," katanya.

Dia juga punya pengalaman lain saat harus mengantar seseorang yang masih dalam pemulihan pasca operasi. Saat di perjalanan, setidaknya dua kali, penumpang tersebut minta dibantu untuk buang air kecil.

"Ya harus, mau tidak mau. harus angkat lagi, keluar masuk lagi. Kapan lagi ketemu lubang-lubang surga, pahala buat kita," ujarnya.


Menurutnya, modal utama menjadi mitra GrabGerak adalah sikap setiap individu. Meski sebelumnya, ada pelatihan yang diberikan oleh Grab. pelatihan itu mencakup bagaimana melipat kursi roda, hingga mengangkat seseorang untuk kembali ke kursi roda dan sebagainya.

"Penekannya adalah sikap. nggak semua disabilitas minta bantuan. Ada yang betul-betul kondisinya krusial. Ada juga orang-orang itu berupaya sendiri. Yang pertama ditekankan adalah sikap. Komunikasi awal, yang kira-kira butuh bantuan, nggak tahunya menolak dibantu," tutupnya.

Setelah Jakarta, GrabGerak Bakal Hadir di Semarang & MedanFoto: Neneng Goenadi, managing Director Grab Indonesia (CNBC Indonesia/Yuni Astutik)

(dob/dob) Next Article Teknologi Grab Bantu Warga Tarakan Masuki Ekonomi Digital

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular