
Luhut Rayu BMW Bangun Pabrik Mobil Listrik di RI
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
29 November 2019 10:51

Muenchen, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan merayu pabrikan otomotif asal Jerman, BMW, untuk menanamkan investasi, terutama dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia. Hal itu terungkap dalam lawatan Luhut ke kantor pusat pabrikan BMW di Muenchen, Jerman, Kamis (28/11/2019) waktu setempat.
"Kami berharap Anda bersedia mempertimbangkan untuk membuka fasilitas pembuatan mobil listrik di Indonesia. Kami juga menginginkan adanya keragaman produsen, sehingga tidak ada monopoli satu merek saja," kata Luhut kepada para petinggi BMW yang dipimpin Vice President Market Development Jochen Scharrer.
Seperti dikutip dari rilis yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (29/11/2019), Luhut juga menjanjikan bahwa pemerintah Indonesia menyiapkan beberapa insentif untuk pabrikan-pabrikan mobil listrik seperti adanya keringanan pajak.
Kemudahan tersebut sebenarnya menjadi peluang bagi BMW yang telah memproduksi mobil elektrik sejak tahun 2014. Bahkan, mereka berencana meluncurkan 12 mobil listrik baru hingga tahun 2025. Sayang, untuk berinvestasi di Indonesia juga tidak mudah. Ada juga beberapa hal yang dianggap kendala oleh BMW.
"Problem kami, baik di Indonesia atau negara-negara lain untuk mengajak konsumen membeli mobil listrik, yaitu kurangnya tempat pengisian daya. Pengguna mobil ini lebih suka mengisi daya di rumah atau mungkin di kantor," kata Scharrer.
Persoalan pengisian daya menjadi salah satu pokok persoalan dalam pengembangan mobil listrik. Namun, sejumlah pihak mencoba memberikan jawaban. Salah satunya adalah PT Pertamina (Persero) yang berkomitmen untuk bisa membuat lebih banyak lagi tempat pengisian daya.
"Pertamina akan manfaatkan SPBU karena tempat strategis untuk manfaatkan charging. Tapi kita perlu bicara dengan PLN untuk tarif listrik dan pemerintah untuk izin menjual listrik," kata Vice President New and Renewable En Energy Investment, Planning, and Risk Management Directorate Pertamina Kristyadi Winarto di Jakarta, Kamis (26/11/2019).
(miq/miq) Next Article BMW Siap Rilis Mobil Listrik Baru Pesaing Tesla
"Kami berharap Anda bersedia mempertimbangkan untuk membuka fasilitas pembuatan mobil listrik di Indonesia. Kami juga menginginkan adanya keragaman produsen, sehingga tidak ada monopoli satu merek saja," kata Luhut kepada para petinggi BMW yang dipimpin Vice President Market Development Jochen Scharrer.
Seperti dikutip dari rilis yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (29/11/2019), Luhut juga menjanjikan bahwa pemerintah Indonesia menyiapkan beberapa insentif untuk pabrikan-pabrikan mobil listrik seperti adanya keringanan pajak.
![]() |
"Problem kami, baik di Indonesia atau negara-negara lain untuk mengajak konsumen membeli mobil listrik, yaitu kurangnya tempat pengisian daya. Pengguna mobil ini lebih suka mengisi daya di rumah atau mungkin di kantor," kata Scharrer.
Persoalan pengisian daya menjadi salah satu pokok persoalan dalam pengembangan mobil listrik. Namun, sejumlah pihak mencoba memberikan jawaban. Salah satunya adalah PT Pertamina (Persero) yang berkomitmen untuk bisa membuat lebih banyak lagi tempat pengisian daya.
"Pertamina akan manfaatkan SPBU karena tempat strategis untuk manfaatkan charging. Tapi kita perlu bicara dengan PLN untuk tarif listrik dan pemerintah untuk izin menjual listrik," kata Vice President New and Renewable En Energy Investment, Planning, and Risk Management Directorate Pertamina Kristyadi Winarto di Jakarta, Kamis (26/11/2019).
(miq/miq) Next Article BMW Siap Rilis Mobil Listrik Baru Pesaing Tesla
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular