
Luhut Klaim Tesla Minat Investasi Baterai Lithium di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim minat investasi di tanah air di tengah pandemi Covid-19 tetap tinggi. Tidak tanggung-tanggung, salah satu pihak yang berminat menanamkan modal di Indonesia adalah Tesla, Inc, raksasa kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Palo Alto, California.
Demikian diutarakan Luhut saat memberikan sambutan dalam acara Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo di Gedung Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Rabu (9/9/2020).
"Sebelum saya mengakhiri sambutan saya, saya ingin sampaikan lagi peminat investasi ke Indonesia banyak, tadi saya baru ditelepon dari Tesla di Amerika mereka juga berminat membangun (pabrik) baterai lithium di Indonesia," kata Luhut.
Menurut Luhut, manajemen Tesla tertarik menanamkan modal lantaran Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Manajemen Tesla bahkan bertanya apakah cadangan nikel tanah air mumpuni.
"Saya bilang kau taruh investasinya di sini hari ini cadangannya kita kasih. Jadi kalau kita itu selalu sekarang mengubah dari comoodity base menjadi downstreem. Jadi produksi-produksi kita lihat hilirisasi. Itu yang akan mengubah indonesia menjadi negara yang hebat jadi masuk ke global supply chain," ujar Luhut.
Dalam sejumlah kesempatan, dia memang kerap menyuarakan tekad Indonesia untuk melakukan hilirisasi pertambangan. Muara yang dibidik adalah baterai lithium yang merupakan komponen penting dalam pengembangan kendaraan listrik. Ia bahkan pernah menyebut ada lobi-lobi dari sejumlah negara agar Indonesia tidak mengembangkan program ini.
"Saya beserta K/L terkait hari ini berkoordinasi tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Di awal, saya tegaskan kepada teman-teman di jajaran K/L terkait untuk menyatukan pandangan bahwa kita tidak bisa main-main dengan lobi-lobi negara lain, hanya ada kepentingan nasional di balik pelaksanaan program ini," kata Luhut dalam pernyataannya dikutip dari akun media sosialnya, Kamis (27/8/2020).
"Saya kira penyusunan peraturan seperti spesifikasi khusus, peta jalan, sampai penyediaan infrastruktur untuk pengisian daya kendaraan listrik, harus diharmonisasikan oleh lintas kementerian terkait," kata Luhut.
Eks Kepala Kantor Staf Presiden itu percaya Indonesia mampu memproduksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di dalam negeri, karena Indonesia sudah menguasai modal awalnya yaitu Baterai Lithium yang merupakan komponen dasar energi kendaraan listrik. Baterai Lithium ini diperoleh dari hasil pengolahan bijih nikel lewat proses hilirisasi.
Ia mengatakan yang paling penting dibutuhkan saat ini adalah perumusan regulasi terkait pengurangan bea masuk, bagi komponen untuk mobil listrik yang sifatnya sementara agar harga mobil listrik dapat bersaing.
"Saya sepakat bahwa ekosistem industri ini juga bisa mendapatkan insentif, sehingga nantinya akan banyak menggerakkan roda perekonomian baru," katanya.
Menurut Luhut perlu dukungan konkret dari pemerintah untuk pengembangan awal kendaraan listrik. Caranya dengan menjadikan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas operasional pada Kementerian/Lembaga/BUMN/D, dan dukungan materil lewat insentif fiskal berbasis TKDN.
"Karena semakin tinggi TKDN, semakin tinggi insentifnya sehingga tercipta peta jalan industri yang dapat memicu tumbuhnya industri komponen dalam negeri," ujarnya.
Luhut mengatakan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai bisa menjadi industri pionir untuk pasar dalam negeri yang potensial, bukan sekedar untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar kendaraan listrik hasil produksi luar negeri. Jika lompatan besar dari bijih nikel menjadi pusat mobil listrik dunia ini berhasil diciptakan.
"Sehingga kami mampu menujukkan kepada dunia internasional bahwa di masa krisis yang dialami seluruh negara di dunia, kami tidak meratapinya. Tetapi kami sedang mempersiapkan diri menjadi pemegang kunci industri kendaraan listrik dunia dengan mengolah hasil kekayaan alam kita sendiri secara mandiri," katanya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tesla Model S Plaid Dibanderol USD 25 Ribu