
Soal Keamanan Data, Bos Telegram: Delete WhatsApp
Redaksi, CNBC Indonesia
22 November 2019 19:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov kembali menyerang WhatsApp. Bahkan ia menyarankan untuk menghapus (delete) WhatsApp jika tidak ingin data pribadi pengguna tersebar.
Menurut Pavel Durov mengungkapkan celah keamanan yang terdapat di WhatsApp adalah bukti lebih lanjut bahwa agen spionase biasa menggunakan WhatsApp sebagai alat pengawasan. Salah satu buktinya adalah kerentanan baru-baru ini dalam kasus spyware Pegasus dari NSO Group.
Ia menggambarkan WhatsApp semacam "Kuda Troya" yang dimanfaatkan untuk memata-matai foto dan user penggunannya dan mengklaim aplikasi chatting milik Facebook ini tidak pernah benar-benar aman dan menempatkan data pribadi pengguna dalam bahaya sebagai objek peretas dan badan intelijen pemerintah.
"Facebook telah menjadi bagian dari program pengintaian jauh sebelum mereka mengakuisisi WhatsApp. Adalah Naif untuk berpikir perusahaan akan mengubah kebijakannya setelah akuisisi," ujar Pavel Durov, seperti dikutip CNBC Indonesia dari Independent, Jumat (22/11/2019).
Bos Telegram ini mengambil contoh pernyataan dari Pendiri WhatsApp, Brian Acton yang menyesal menjual aplikasi ini ke Facebook dengan mengatakan "Saya menjual privasi pengguna untuk keuntungan yang lebih besar."
Pavel Durov menambahkan kurangnya bukti akan adanya eksploitasi masif di WhatsApp telah membuat Facebook selama ini nyaman.
"Yakinlah, kerentanan keamanan sebesar ini pasti telah dieksploitasi," jelasnya.
Menurut Pavel Durov mengungkapkan celah keamanan yang terdapat di WhatsApp adalah bukti lebih lanjut bahwa agen spionase biasa menggunakan WhatsApp sebagai alat pengawasan. Salah satu buktinya adalah kerentanan baru-baru ini dalam kasus spyware Pegasus dari NSO Group.
Ia menggambarkan WhatsApp semacam "Kuda Troya" yang dimanfaatkan untuk memata-matai foto dan user penggunannya dan mengklaim aplikasi chatting milik Facebook ini tidak pernah benar-benar aman dan menempatkan data pribadi pengguna dalam bahaya sebagai objek peretas dan badan intelijen pemerintah.
Bos Telegram ini mengambil contoh pernyataan dari Pendiri WhatsApp, Brian Acton yang menyesal menjual aplikasi ini ke Facebook dengan mengatakan "Saya menjual privasi pengguna untuk keuntungan yang lebih besar."
Pavel Durov menambahkan kurangnya bukti akan adanya eksploitasi masif di WhatsApp telah membuat Facebook selama ini nyaman.
"Yakinlah, kerentanan keamanan sebesar ini pasti telah dieksploitasi," jelasnya.
Next Page
Facebook Membantah
Pages
Most Popular