BCA & Sederet Fakta Cabang Bank Kian Ditinggalkan Nasabah

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
08 November 2019 15:22
Kemajuan teknologi membuat pergeseran perilaku konsumen, dan ini juga terlihat pada perilaku nasabah perbankan yang mulai jarang melakukan transaksi di kantor.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemajuan teknologi membuat pergeseran perilaku konsumen, dan ini juga terlihat pada perilaku nasabah perbankan yang mulai jarang melakukan transaksi di kantor cabang (off-line).

Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja yang menyebutkan jumlah nasabah yang bertransaksi di cabang BCA tinggal 1,8%. Padahal pada tahun 2007 jumlahnya masih mencapai 17%.


"Di cabang yang tadinya 17% sekarang 1,8%," ujar Jahja di Jakarta, seperti dikutip Kamis (7/11/2019).

Meskipun demikian, Jahja membantah bahwa penurunan jumlah nasabah yang bertransaksi berdampak pada nilai transaksi yang disumbangkan. Hal ini dikarenakan dari sisi nilai transaksi di cabang masih mendominasi, sekitar 50%.

Artinya eksistensi cabang masih dibutuhkan untuk mengelola uang tunai, kliring, cek dan lainnya. Atau dengan kata lain penutupan jumlah cabang bukan sesuatu yang akan dilakukan BCA dalam waktu dekat ini. Per September 2019, BCA melayani hampir 21 juta rekening nasabah.

Akan tetapi, patut dicermati bahwa pola transaksi nasabah memang sudah mulai beralih ke digital. Oleh karena itu, terlihat bahwa dalam 3 tahun belakangan ini, bank-bank besar mulai menahan ekspansi kantor dengan tidak membuka cabang baru.

Melansir laporan keuangan tahunan dan press release perusahaan mayoritas bank BUKU IV mencatatkan penurunan jumlah cabang dan outlet di tahun 2019, jika dibandingkan dengan tahun 2016.

Merujuk pada tabel di bawah ini, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan penurunan jumlah outlets paling besar mencapai 1.008 unit, dari 10.642 unit di akhir 2016 menjadi hanya 9.634 unit per 30 September 2019. Kebanyakan kantor BRI yang ditutup adalah Teras BRI dan Teras BRI keliling.

Foto: Kantor cabang bank (CNBC Indonesia/Dwi Ayuningtyas)


Tidak hanya BBRI, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) juga mencatatkan tren serupa. Bank Mandiri banyak menutup kantor kas dan CIMB Niaga memang banyak menutup kantor cabang.

Sejak akhir 2016 hingga September 2019 jumlah cabang BMRI berkurang 164 unit, BNGA turun 168 unit, dan PNBN turun 15 unit.

Hanya BBCA dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang masih melakukan ekspansi dengan penambahan cabang masing-masing 35 unit dan 257 unit.

Sebelum tahun 2016 terlihat bahwa mayoritas bank BUKU IV aktif membuka kantor cabang baru. Ambil contohnya BBRI yang sejak akhir 2010 hingga akhir 2016 membuka 3.639 kantor cabang baru. Disusul oleh BMRI dan BBNI yang masing-masing membuka 1.418 unit dan 837 unit cabang.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy/roy) Next Article Cerita Ribuan Cabang BCA yang Mulai Ditinggalkan Nasabah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular