
Anterin si Kuda Hitam & Impian Saingi Gojek dan Grab
Roy Franedya, CNBC Indonesia
27 September 2019 06:35

Imron menambahkan Anterin tidak menerapkan konsep bakar uang dalam baik dalam skema bisnis maupun dalam pengembangan aplikasi dan layanannya.
"Di tahun awal investasi memang biasanya untuk inovasi, ataupun marketing. Jadi itu investment, bukan burning money kalau itu kasarnya kan buang uang. Kami berusaha monetisasi di berbagai layanan," kata Imron.
Strategi bakar uang biasanya lumrah digunakan di startup baru, untuk menarik konsumen karena membuat harga murah. Imron optimistis Anterin tetap bisa bersaing tanpa perang diskon dan bakar uang.
"Kalau kami lebih suka prolem solving. Kami tidak akan survive kalau haya mengejar valuasi karena belum tentu sustain. Kami akan terbuka skema lain selain langganan," tutur Imron.
Selain itu, Anterin juga tidak mengejar valuasi tinggi tapi merugi. Anterin menargetkan bisa balik modal tiga tahun lagi atau sekitar 2022.
Asal tahu saja Grab dan Gojek merupakan startup yang menyandang status decacorn (valuasi di atas US$10 miliar). Menurut CB Insight, Grab memiliki valuasi US$14 miliar dan Gojek sebesar US$10 miliar.
(roy/sef)
"Di tahun awal investasi memang biasanya untuk inovasi, ataupun marketing. Jadi itu investment, bukan burning money kalau itu kasarnya kan buang uang. Kami berusaha monetisasi di berbagai layanan," kata Imron.
Selain itu, Anterin juga tidak mengejar valuasi tinggi tapi merugi. Anterin menargetkan bisa balik modal tiga tahun lagi atau sekitar 2022.
Asal tahu saja Grab dan Gojek merupakan startup yang menyandang status decacorn (valuasi di atas US$10 miliar). Menurut CB Insight, Grab memiliki valuasi US$14 miliar dan Gojek sebesar US$10 miliar.
(roy/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular