Ngotot Pakai Strategi 'Bakar Duit', Uber Rugi Rp 72,8 T

Redaksi, CNBC Indonesia
09 August 2019 16:34
Kuartal II-2019 Uber catatkan rugi bersih  US$5,2 miliar atau setara Rp 72,8 triliun. Ini jadi kerugian terbesar Uber setelah mempublikasikan laporan keuangan.
Foto: Uber (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa ride-hailing (berbagi tumpangan) Uber Technologies kembali mencatatkan rugi besar. Pada kuartal II-2019, Uber mencetak rugi bersih US$5,2 miliar atau setara Rp 72,8 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000). Ini jadi kerugian terbesar yang dicatatkan Uber setelah mempublikasikan laporan keuangan.

Penyebab terbesar kerugian perusahaan karena adanya kompensasi berbasis saham yang dibayarkan Uber kepada karyawan setelah IPO. Nilainya US$3,9 miliar. Pada kuartalan ini, Uber berhasil mendapatkan pendapatan US$3,1 miliar atau naik 14% dari tahun sebelumnya.


"Kami berpikir tahun 2019 menjadi puncak investasi kami," ujar CEO Uber Dara Khosrawshahi dalam sebuah wawancara dan menambahkan perusahaan mengantisipasi kerugian akan menurun selama dua tahun ke depan. "Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan kami adalah pertumbuhan yang sehat."

Kerugian besar telah membuat banyak pihak meragukan kemampuan Uber mencetak laba karena kebijakan mereka yang gencar dalam membakar uang. Perusahaan harus konsisten memberikan insentif dan diskon tarif untuk menarik penumpang dan driver dan menghadapi persaingan.

Uber pun sedang bergelut dengan efisiensi. Juni lalu Dara Khosrawshahi menggeser chief operating officer dan chief marketing officer dan memecat 400 staf pemasaran.

Dara Khosrawshahi mengatakan perang diskon tarif telah mereda namun perusahaan masih harus bersaing ketat dalam bisnis pengiriman makanan dan berencana untuk mengucurkan investasi secara agresif pada sektor ini.

Simak video tentang Uber di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article Kembangkan Layanan Sejenis GrabFood, Uber Malah Rugi Rp 14 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular