
Ini Alasan Gojek Ganti Logo Lama
Redaksi, CNBC Indonesia
23 July 2019 11:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa ride hailing Asia Tenggara, Gojek memutuskan untuk mengganti logo lama miliknya. Kemarin (22/7/2019) Gojek meluncurkan logo baru bernama Solv. LogobaruGojekbernamaSolv memilik makna memberikan solusi kebutuhan sehari-hari konsumen.
Founder dan CEO Gojek Group Nadiem Makarim mengatakan saat ini Gojek sudah mengalami perubahan dari yang sebelumnya hanya layanan transportasi, saat ini Gojek telah menjadi super-app dengan lebih dari 20 layanan yang dapat mempermudah aktivitas sehari-hari penggunanya.
"Logo ini melambangkan satu tombol untuk semua. Di lain pihak, lingkaran di logo baru ini mewakili ekosistem Gojek yang semakin solid memberikan manfaat untuk semua," ujar Nadiem Makarim, Senin (22/7/2019).
"Logo ini mewakili semangat kami untuk selalu menawarkan cara pintar dalam mengatasi tantangan yang dihadapi para pengguna untuk hidup yang lebih mudah bagi konsumen, untuk akses pendapatan tambahan yang lebih luas bagi mitra, untuk peluang pertumbuhan bisnis yang pesat bagi para merchant, dan masih banyak lagi."
Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan perubahan logo ini merupakan menandai evolusi Gojek dari layanan ride hailing, menjadi ekosistem yang menggerakan orang, barang, dan uang.
Gojek telah tumbuh pesat sejak aplikasi ini diluncurkan, yang didorong oleh peningkatan permintaan konsumen pada aplikasi terintegrasi. Saat ini Gojek memiliki lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu merchant dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara.
"Dari Juni 2016 hingga Juni 2019 jumlah transaksi yang diproses dalam platform kami melesat hingga 1.100% atau 12 kali lipat," kata Kevin.
Saat ini Gojek memiliki 22 layanan on demand dan layanan chat antar pengguna yang diluncurkan pada April 2019. Pengguna Gojek juga bisa memberikan tip secara cashless dengan fitur tipping, yang telah mencapai Rp 285 miliar.
Gojek juga memanfaatkan teknologi terkini termasuk machine learning dan artificial intelligence untuk membangun sistem alokasi pintar.
Presiden Gojek Group Andre Soelistyo mengatakan Gojek saat ini memimpin di pasar Indonesia maupun Asean.
Berdasarkan data Nikkei menyebutkan jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di Indonesia paling banyak di Indonesia dibandingkan aplikasi on demand lainnya.
Data yang sama juga menyebutkan bahwa jumlah pengguna Gojek di Indonesia setara dengan jumlah pengguna aktif bulanan aplikasi ride sharing terbesar di Amerika Serikat. Data ini diperkuat dengan hasil Survei Alvara Research Center yang mengatakan layanan Gojek yaitu transportasi, pesan antar makanan dan pembayaran digital.
"Tidak hanya di Indonesia, negara lain tempat kami berekspansi, Gojek mendapatkan sambutan hangat. Di Vietnam, Thailand, dan Singapura kehadiran kami ditunggu-tunggu oleh konsumen dan mitra driver karena bisa memberikan pilihan," katanya.
(roy/roy) Next Article Berubah, Aplikasi Gojek dan GoLife Logo Baru?
Founder dan CEO Gojek Group Nadiem Makarim mengatakan saat ini Gojek sudah mengalami perubahan dari yang sebelumnya hanya layanan transportasi, saat ini Gojek telah menjadi super-app dengan lebih dari 20 layanan yang dapat mempermudah aktivitas sehari-hari penggunanya.
"Logo ini melambangkan satu tombol untuk semua. Di lain pihak, lingkaran di logo baru ini mewakili ekosistem Gojek yang semakin solid memberikan manfaat untuk semua," ujar Nadiem Makarim, Senin (22/7/2019).
"Logo ini mewakili semangat kami untuk selalu menawarkan cara pintar dalam mengatasi tantangan yang dihadapi para pengguna untuk hidup yang lebih mudah bagi konsumen, untuk akses pendapatan tambahan yang lebih luas bagi mitra, untuk peluang pertumbuhan bisnis yang pesat bagi para merchant, dan masih banyak lagi."
Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan perubahan logo ini merupakan menandai evolusi Gojek dari layanan ride hailing, menjadi ekosistem yang menggerakan orang, barang, dan uang.
![]() |
Gojek telah tumbuh pesat sejak aplikasi ini diluncurkan, yang didorong oleh peningkatan permintaan konsumen pada aplikasi terintegrasi. Saat ini Gojek memiliki lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu merchant dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara.
"Dari Juni 2016 hingga Juni 2019 jumlah transaksi yang diproses dalam platform kami melesat hingga 1.100% atau 12 kali lipat," kata Kevin.
Saat ini Gojek memiliki 22 layanan on demand dan layanan chat antar pengguna yang diluncurkan pada April 2019. Pengguna Gojek juga bisa memberikan tip secara cashless dengan fitur tipping, yang telah mencapai Rp 285 miliar.
Gojek juga memanfaatkan teknologi terkini termasuk machine learning dan artificial intelligence untuk membangun sistem alokasi pintar.
Presiden Gojek Group Andre Soelistyo mengatakan Gojek saat ini memimpin di pasar Indonesia maupun Asean.
Berdasarkan data Nikkei menyebutkan jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di Indonesia paling banyak di Indonesia dibandingkan aplikasi on demand lainnya.
Data yang sama juga menyebutkan bahwa jumlah pengguna Gojek di Indonesia setara dengan jumlah pengguna aktif bulanan aplikasi ride sharing terbesar di Amerika Serikat. Data ini diperkuat dengan hasil Survei Alvara Research Center yang mengatakan layanan Gojek yaitu transportasi, pesan antar makanan dan pembayaran digital.
"Tidak hanya di Indonesia, negara lain tempat kami berekspansi, Gojek mendapatkan sambutan hangat. Di Vietnam, Thailand, dan Singapura kehadiran kami ditunggu-tunggu oleh konsumen dan mitra driver karena bisa memberikan pilihan," katanya.
Simak video perjalanan Gojek dengan logo lama di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Berubah, Aplikasi Gojek dan GoLife Logo Baru?
Most Popular