FaceApp Dituding Curi Data Pribadi, Facebook Cs Lebih Aman?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 July 2019 15:48
Benarkah FaceApp Lebih Berbahaya dari Facebook?
Foto: mekar
Jakarta, CNBC Indonesia- FaceApp, aplikasi yang membuat tampilan wajah penggunanya terlihat tua sedang digandrungi. Orang beramai-ramai mengunggah wajah tua di media sosial Facebook, Instagram dan memberi tagar #AgeChallenge.

Namun belakangan tersisip kabar adanya isu pelanggaran privasi terkait pencurian data pribadi melalui aplikasi ini.

FaceApp, aplikasi ini awalnya dikembangkan Wireless Lab, perusahaan asal Rusia dua tahun lalu. Perusahaan mengembangkan sistem operasi untuk perangkat Apple terlebih dahulu pada Januari 2017, kemudian membuat versi Android sebulan kemudian. Tak lama berselang, aplikasi ini mencuri perhatian banyak orang dan diunduh pengguna di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia.


Lantas kenapa FaceApp kian digandrungi? Dalam tulisan kolomnya, "FaceApp dan Ilusi Wajah Tua" oleh Akhmad Mu di Detik.com, menjabarkan, pada dasarnya manusia menyukai prediksi utamanya yang berkaitan dengan diri sendiri di masa yang akan datang.

William Chopik, profesor psikologi Michigan State University berpendapat, membandingkan wajah di masa sekarang dengan prediksi ketika tua bentuk penekanan kebanggaan dan perilaku narsistik. Rasa penasaran inilah yang kemudian menjadi komoditas bagi pengembang aplikasi seperti FaceApp.

Bahaya mengintai

Menggunakan aplikasi FaceApp, berarti penggunanya setuju data privasi seperti foto-fotonya dapat terakses ke aplikasi, termasuk aplikasi apa saja yang digunakan maupun riwayat web pengguna.

Melansir Russia Beyond, pengembang aplikasi mengklaim bahwa FaceApp tidak akan memberikan data pengguna kepada pihak ketiga atau mempersonalisasinya di server mereka. Meski begitu, data pribadi Anda tetap digunakan untuk tujuan periklanan dan diberikan kepada "mitra" pengembang.

Hal ini rupanya, yang membuat Barat waswas akan kemungkinan keterlibatan peretas Rusia. Senator AS Chuck Schumer bahkan meminta FBI dan Komisi Perdagangan Federal memeriksa FaceApp untuk segala potensi ancaman keamanan nasional.

Pengembang FaceApp menjelaskan, sebetulnya tidak ada perbedaan kebijakan privasi dengan Facebook maupun Instagram.

"Kami hanya mengunggah foto yang dipilih pengguna untuk diedit. Kami tidak pernah mentransfer gambar lain dari ponsel pengguna ke komputasi awan (cloud)," kata pengembang FaceApp, dalam wawancaranya dengan Forbes.

FaceApp menjelaskan, foto-foto yang telah diunggah memang disimpak di cloud untuk alasan performa dan lalu lintas data. "Kami ingin memastikan bahwa pengguna tidak mengunggah foto berulang kali untuk setiap pengeditan. Sebagian besar gambar dihapus dari server kami dalam 48 jam sejak tanggal pengunggahan," tulisnya.



Kepada CNBC Indonesia, Direktur Pengendalian Informasi, Investigasi dan Forensik Digital BSSN Bondan Widiawan menjelaskan, aplikasi FaceApp tidak bisa menjadi alat mata-mata, yang bisa menjadi sasaran adalah sistem operasinya, bukan aplikasinya.

"Kalau dilihat dari faktor keamanan, siapapun nanti bisa menjadi korban karena siapapun bisa melakukan. Kemudian jika dimodifikasi seperti itu, maka ini bagian dari risiko," kata Direktur Pengendalian Informasi, Investigasi dan Forensik Digital BSSN Bondan Widiawan kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/07/2019).

Karena itu, untuk menghindari penyalahgunaan data pribadi di tengah masifnya perkembangan digital, DPR menginisiasi Rancangan Undang-undang Perlindungan Data. Bondan menilai UU ini sangat dibutuhkan oleh semua pihak, dari masyarakat, kelas bisnis, hingga pemerintah sebagai perlindungan.

"Dari pemerintah ini kewajiban melindungi masyrakat. Kami ingat di KTT G20 salah satunya perlindungan dari sisi aturan. Indonesia harus punya equality dalam sisi aturan, dan sekarang lagi digodok," katanya.

[Gambas:Video CNBC]


(dob/dob) Next Article Viral FaceApp, Aplikasi Wajah Tua & Kontroversinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular