Ritel Fisik vs Lazada-Shopee Cs, Siapa Unggul?

Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
12 July 2019 09:54
Barang-barang impor dari China saat ini dapat ditemukan di e-commerce dengan harga yang sangat murah. Beberapa bahkan bebas ongkos kirim.
Foto: Desain : Freepik.com
Jakarta, CNBC IndonesiaBarang-barang impor dari China saat ini dapat ditemukan di e-commerce dengan harga yang sangat murah. Beberapa bahkan bebas ongkos kirim.

Hal ini kemudian kian menambah minat konsumen berbelanja di e-commerce ketimbang offline. Peritel modern pun harus bersaing. Ditambah lagi, pelapak online juga bebas dari pembayaran pajak.

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (RPP E-Commerce) belum disahkan. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pembahasan RPP E-Commerce cukup pelik karena melibatkan banyak kementerian dan pemangku kepentingan (stakeholders).


Di sisi lain, gaya berbelanja online telah berdampak pada ritel modern dengan tutupnya sejumlah gerai. Kabar terakhir, PT Hero Supermarket Tbk (HERO), pengelola Giant, akan menghentikan operasi keenam toko tersebut per 28 Juli 2019. Sebelumnya, HERO telah menutup 26 gerai Giant per tahun 2018.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) juga telah menutup sejumlah gerainya. 

Kembali pada persoalan barang-barang impor dari China yang banyak ditawarkan di e-commerce. 

Ritel fisik vs Lazada-Shopee Cs, siapa unggul?Foto: Freepik

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengaku tidak mempermasalahkan banyaknya barang impor yang beredar di platform e-commerce. Konsumen, katanya, berhak untuk mengimpor barang.

Namun, Tutum lebih mencermati perihal keadilan dalam persaingan ini. Ia meminta pemerintah agar mengawasi perpajakan sejumlah pelapak online.

"Saya tidak mempermasalahkan impor atau tidak impor. Yang saya masalahkan adalah keadilan di persaingan. Apapun yang dijual dan beredar di Indonesia itu harus sama-sama bayar pajak, mengurus SNI, BPOM," kata Tatum kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/7/2019).


Ia pun mengakui bahwa semua kategori barang yang diperjualbelikan di ritel saat ini tengah bersaing dengan e-commerce. Ia juga menilai persaingan ini adalah hal lumrah dalam bisnis.

"Pengusaha mencari peluang dan keuntungan. Tidak ada yang lain," katanya.

Sementara itu, Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar mengatakan sebagai salah satu Unicorn di Asia Tenggara, sistem Shopee memang memungkinkan adanya pengiriman dari luar Indonesia.


Namun, ia mengatakan bahwa berdasarkan data internal Shopee hanya 5% barang dari luar negeri yang ada di Shopee.

"Fokus kami sedari dulu tidak berubah, yakni mengembangkan UMKM negara setempat agar lebih melek digital. Khusus di Indonesia kami bahkan membuat laman khusus untuk mengakomodir produk-produk asli nusantara yakni Kreasi Nusantara," ujar Rezki Yanuar.


(roy/roy) Next Article Pedagang Asing Ramai di e-Commerce, Kemendag Siapkan Aturan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular