
Ikuti Intel & Microsoft, Apple Tolak Tarif Impor Baru Trump
Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 June 2019 17:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple Inc bergabung dengan produsen laptop dan tablet Amerika Serikat (AS) yang menolak rencana tambahan bea impor yang diajukan oleh Presiden Donald Trump.
Dalam surat resminya kepada Menteri Perdagangan AS Robert Lighthizer, raksasa teknologi itu meminta pemerintah membatalkan rencana tersebut. Alasannya, kebijakan tarif tersebut lebih menguntungkan kompetitor ketimbang Apple terutama Huawei yang tidak berekspansi ke pasar AS karena diblokir pemerintah.
Apple menjelaskan tarif impor tersebut akan berdampak pada produk-produk utama termasuk iPhone, iPads, Airpods serta suku cadang yang digunakan untuk memperbaiki perangkat. Sebagian besar perangkat Apple dirakit di China.
"Kami mendesak pemerintah AS untuk tidak mengenakan bea masuk pada produk-produk ini," ujar Apple, BBC melaporkan dan dikutip CNBC Indonesia, Jumat (21/6/2019). "Tarif baru akan merusak daya saing global Apple."
Perwakilan Perdagangan AS (USTR) sedang melakukan uji publik tentang rencana bea masuk impor tambahan terhadap produk dari China sebesar US$300 miliar. Tarif ini sebagai bentuk ancaman pada China jika kesepakatan dagang tidak tercapai.
Dell Technologies Inc, HP Inc, Microsoft Corp dan Intel Corp juga telah menyampaikan keberatan terhadap rencana tarif tersebut. Bagi Dell, HP, Intel, dan Microsoft penjualan notebook dan tablet menyumbang 52% pendapatan perusahaan dan tarif bea masuk tambahan akan menaikkan biaya yang harus ditanggung konsumen.
Dalam pernyataan resminya, keempat perusahaan menyatakan tarif tersebut akan merugikan konsumen dan industri. Tarif impor baru akan menaikkan harga laptop dan tablet di AS setidaknya 19% atau sekitar US$120 (Rp 1,7 juta).
"Kenaikan harga sebesar itu mungkin membuat perangkat laptop di luar jangkauan konsumen yang paling sadar biaya," ujar keempat perusahaan dalam keterangan resmi seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/6/2019). Kenaikan harga akan dirasakan selama puncak liburan dan musim masuk sekolah.
USTR memulai tujuh hari uji publik tentang rencana Presiden Donald Trump untuk mendapatkan tarif impor barang China senilai US$ 300 miliar. Sidang akan berakhir pada tanggal 25 Juni. Namun tarif akan diterapkan setelah 2 Juli.
Simak video tentang perang dagang di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Microsoft Salip Apple Jadi 'Raksasa' Teknologi Terkaya Dunia!
Dalam surat resminya kepada Menteri Perdagangan AS Robert Lighthizer, raksasa teknologi itu meminta pemerintah membatalkan rencana tersebut. Alasannya, kebijakan tarif tersebut lebih menguntungkan kompetitor ketimbang Apple terutama Huawei yang tidak berekspansi ke pasar AS karena diblokir pemerintah.
Apple menjelaskan tarif impor tersebut akan berdampak pada produk-produk utama termasuk iPhone, iPads, Airpods serta suku cadang yang digunakan untuk memperbaiki perangkat. Sebagian besar perangkat Apple dirakit di China.
![]() |
Perwakilan Perdagangan AS (USTR) sedang melakukan uji publik tentang rencana bea masuk impor tambahan terhadap produk dari China sebesar US$300 miliar. Tarif ini sebagai bentuk ancaman pada China jika kesepakatan dagang tidak tercapai.
Dell Technologies Inc, HP Inc, Microsoft Corp dan Intel Corp juga telah menyampaikan keberatan terhadap rencana tarif tersebut. Bagi Dell, HP, Intel, dan Microsoft penjualan notebook dan tablet menyumbang 52% pendapatan perusahaan dan tarif bea masuk tambahan akan menaikkan biaya yang harus ditanggung konsumen.
Dalam pernyataan resminya, keempat perusahaan menyatakan tarif tersebut akan merugikan konsumen dan industri. Tarif impor baru akan menaikkan harga laptop dan tablet di AS setidaknya 19% atau sekitar US$120 (Rp 1,7 juta).
"Kenaikan harga sebesar itu mungkin membuat perangkat laptop di luar jangkauan konsumen yang paling sadar biaya," ujar keempat perusahaan dalam keterangan resmi seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/6/2019). Kenaikan harga akan dirasakan selama puncak liburan dan musim masuk sekolah.
USTR memulai tujuh hari uji publik tentang rencana Presiden Donald Trump untuk mendapatkan tarif impor barang China senilai US$ 300 miliar. Sidang akan berakhir pada tanggal 25 Juni. Namun tarif akan diterapkan setelah 2 Juli.
Simak video tentang perang dagang di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Microsoft Salip Apple Jadi 'Raksasa' Teknologi Terkaya Dunia!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular