
Mau Naik Taksi Terbang? Ongkosnya Mulai Rp 1 Juta
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 June 2019 17:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Mobil terbang selama ini hanya ada dalam dunia fiksi. Namun, belakangan semakin banyak perusahaan yang berharap dapat mewujudkan mimpi ini jadi nyata.
Salah satu perusahaan yang ingin menjadikan hal itu kenyataan adalah Lilium, sebuah startup atau perusahaan rintisan dengan ambisi besar untuk transportasi masa depan yang berbasis di Munich, Jerman.
Mengutip CNBC International, Kamis (13/6/2019), perusahaan ini akan meluncurkan taksi listrik terbang dengan lima kursi penumpang, yang akan tersedia untuk umum pada 2025.
Menurut Chief Commercial Officer-nya, Remo Gerber, tujuan utama Lilium adalah membuat layanan taksi terbang tersedia dan terjangkau bagi setiap orang layaknya aplikasi layanan ride-hailing seperti Uber.
Dalam wawancara dengan CNBC International, Gerber mengatakan saat Lilium didirikan, founder-nya sadar betul untuk tidak membuat "produk mewah" atau "sesuatu yang hanya bisa dijual ke orang kaya," namun lebih kepada menciptakan "layanan murah."
Untuk menggambarkan seberapa murah layanannya, Gerber mencontohkan perjalanan seorang penduduk New York dari Manhattan ke Bandara John F. Kennedy yang bisa ditempuh hanya enam menit dengan biaya US$ 70 atau sekitar Rp 1 juta.
Sebagai perbandingan, Uber berencana membuat layanan serupa dengan helikopter yang disewakannya dari Manhattan ke bandara JFK dengan biaya sekitar US$ 200 untuk waktu penerbangan sekitar delapan menit.
Lilium mengatakan kendaraan terbangnya yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal, dapat menjelajah 300 kilometer dalam waktu sejam dengan hanya diisi bahan bakar sekali. Itu berarti taksi tersebut bisa mengangkut penumpang dari London ke Manchester jika di Inggris, dalam satu kali terbang.
Untuk biayanya secara umum, Gerber mengatakan untuk perjalanan jangka pendek, biayanya akan setara dengan biaya untuk berkendara menggunakan layanan Uber atau Lyft. Sementara untuk perjalanan jarak jauh, akan setara dengan biaya bepergian dengan pesawat kelas ekonomi.
Dengan rute perjalanan London ke Manchester, maka pelanggan akan perlu membayar biayanya setara dengan harga tiket kereta, kata Gerber. Mengutip mesin pencarian perjalanan Gopili, rata-rata harga tiket kereta untuk rute itu adalah sekitar US$ 76.
Taksi terbang Lilium ini pertama kali mengudara bulan lalu. Sebelumnya, perusahaan sudah menguji coba taksi dengan dua kursi pada 2017.
Lilium didirikan pada 2015 oleh tiga sekawan dari Technical University of Munich. Hingga saat ini, perusahaan sudah mendapatkan suntikan dana US$ 100 juta dari berbagai investor, termasuk Tencent dari China dan perusahaan yang berbasis di London, Atomico.
Enam tahun dari sekarang, kata Gerber, taksi terbang Lilium akan sudah tersedia di "berbagai kota di seluruh dunia."
Saat ini memang taksi terbangnya akan memerlukan pengawasan pilot, namun perusahaan juga mengaku tengah mengembangkan taksi terbang tanpa awak. Menurut Morgan Stanley, pasar mobil terbang otonom akan bernilai hingga US$ 1,5 triliun pada 2040, mengutip CNBC International.
Namun, Lilium mendapat saingan dari berbagai perusahaan termasuk Uber dan perusahaan penerbangan raksasa seperti Boeing dan Airbus, serta perusahaan Jerman Volocopter, yang juga tengah mengerjakan taksi terbang yang bisa take-off dan landing secara vertikal.
Saksikan video mengenai taksi terbang Lilium berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Siap-siap, Taksi Terbang Akan Segera Jadi Kenyataan
Salah satu perusahaan yang ingin menjadikan hal itu kenyataan adalah Lilium, sebuah startup atau perusahaan rintisan dengan ambisi besar untuk transportasi masa depan yang berbasis di Munich, Jerman.
Mengutip CNBC International, Kamis (13/6/2019), perusahaan ini akan meluncurkan taksi listrik terbang dengan lima kursi penumpang, yang akan tersedia untuk umum pada 2025.
Dalam wawancara dengan CNBC International, Gerber mengatakan saat Lilium didirikan, founder-nya sadar betul untuk tidak membuat "produk mewah" atau "sesuatu yang hanya bisa dijual ke orang kaya," namun lebih kepada menciptakan "layanan murah."
![]() |
Untuk menggambarkan seberapa murah layanannya, Gerber mencontohkan perjalanan seorang penduduk New York dari Manhattan ke Bandara John F. Kennedy yang bisa ditempuh hanya enam menit dengan biaya US$ 70 atau sekitar Rp 1 juta.
Sebagai perbandingan, Uber berencana membuat layanan serupa dengan helikopter yang disewakannya dari Manhattan ke bandara JFK dengan biaya sekitar US$ 200 untuk waktu penerbangan sekitar delapan menit.
Lilium mengatakan kendaraan terbangnya yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal, dapat menjelajah 300 kilometer dalam waktu sejam dengan hanya diisi bahan bakar sekali. Itu berarti taksi tersebut bisa mengangkut penumpang dari London ke Manchester jika di Inggris, dalam satu kali terbang.
Untuk biayanya secara umum, Gerber mengatakan untuk perjalanan jangka pendek, biayanya akan setara dengan biaya untuk berkendara menggunakan layanan Uber atau Lyft. Sementara untuk perjalanan jarak jauh, akan setara dengan biaya bepergian dengan pesawat kelas ekonomi.
Dengan rute perjalanan London ke Manchester, maka pelanggan akan perlu membayar biayanya setara dengan harga tiket kereta, kata Gerber. Mengutip mesin pencarian perjalanan Gopili, rata-rata harga tiket kereta untuk rute itu adalah sekitar US$ 76.
Taksi terbang Lilium ini pertama kali mengudara bulan lalu. Sebelumnya, perusahaan sudah menguji coba taksi dengan dua kursi pada 2017.
![]() |
Lilium didirikan pada 2015 oleh tiga sekawan dari Technical University of Munich. Hingga saat ini, perusahaan sudah mendapatkan suntikan dana US$ 100 juta dari berbagai investor, termasuk Tencent dari China dan perusahaan yang berbasis di London, Atomico.
Enam tahun dari sekarang, kata Gerber, taksi terbang Lilium akan sudah tersedia di "berbagai kota di seluruh dunia."
Saat ini memang taksi terbangnya akan memerlukan pengawasan pilot, namun perusahaan juga mengaku tengah mengembangkan taksi terbang tanpa awak. Menurut Morgan Stanley, pasar mobil terbang otonom akan bernilai hingga US$ 1,5 triliun pada 2040, mengutip CNBC International.
Namun, Lilium mendapat saingan dari berbagai perusahaan termasuk Uber dan perusahaan penerbangan raksasa seperti Boeing dan Airbus, serta perusahaan Jerman Volocopter, yang juga tengah mengerjakan taksi terbang yang bisa take-off dan landing secara vertikal.
Saksikan video mengenai taksi terbang Lilium berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Siap-siap, Taksi Terbang Akan Segera Jadi Kenyataan
Most Popular