Boikot 5G Huawei, Biaya Operator Telco UE Bengkak Rp 880 T
Roy Franedya, CNBC Indonesia
07 June 2019 19:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Larangan penggunaan perangkat Huawei Technologies dan ZTE Corp untuk infrastuktur jaringan 5G akan membuat perusahaan telekomunikasi Eropa mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Riset GSMA, asosiasi operator telekomunikasi yang beranggota 750 lebih perusahaan telekomunikasi, menyebutkan larangan penggunaan perangkat dua raksasa teknologi China ini akan membuat perusahaan telekomunikasi Eropa harus membayar biaya tambahan US$ 62 miliar atau setara Rp 880,4 triliun (asumsi US$1= Rp 14.200).
Larangan penggunaan perangkat Huawei dan ZTE akan berdampak pada mundurnya penerapan teknologi 5G selama 18 bulan. ZTE dan Huawei memiliki pangsa pasar gabungan 40% lebih di Uni Eropa. Kedua operator ini menawarkan harga yang lebih murah ketimbang kompetitor.
"Setengah dari [biaya tambahan] tersebut dirasakan operator Eropa sebagai dampak biaya input yang lebih tinggi setelah hilangnya persaingan yang signifikan di pasar peralatan seluler," ujar laporan GSMA, demikian dikutip CNBC Indonesia dari Reuters, Jumat (7/6/2019). "Selain itu, operator perlu mengganti infrastruktur yang ada sebelum menerapkan peningkatan 5G."
Terkait penundaan peluncuran teknologi 5G, hal tersebut terjadi karena kendala pengiriman. Pasalnya, jika Huawei dan ZTE dilarang maka Ericsson, Nokia dan Samsung akan menerima lonjakan permintaan secara tiba-tiba sementara perangkat belum diproduksi.
"Penundaan ini akan membuat kesenjangan penerapan teknologi 5G antara Eropa dengan AS semakin melebar," ujar laporan GSMA.
Asal tahu saja, AS baru saja menerbitkan aturan yang melarang penggunaan perangkat Huawei untuk membangun infrastruktur 5G. AS terus membujuk dan memaksa para sekutunya agar tidak menggunakan perangkat Huawei.
Simak video pernyataan Presiden Donald Trump soal teknologi 5G di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dob) Next Article AS Serukan Blokir, Ini Negara yang Larang Teknologi 5G Huawei
Riset GSMA, asosiasi operator telekomunikasi yang beranggota 750 lebih perusahaan telekomunikasi, menyebutkan larangan penggunaan perangkat dua raksasa teknologi China ini akan membuat perusahaan telekomunikasi Eropa harus membayar biaya tambahan US$ 62 miliar atau setara Rp 880,4 triliun (asumsi US$1= Rp 14.200).
Larangan penggunaan perangkat Huawei dan ZTE akan berdampak pada mundurnya penerapan teknologi 5G selama 18 bulan. ZTE dan Huawei memiliki pangsa pasar gabungan 40% lebih di Uni Eropa. Kedua operator ini menawarkan harga yang lebih murah ketimbang kompetitor.
Terkait penundaan peluncuran teknologi 5G, hal tersebut terjadi karena kendala pengiriman. Pasalnya, jika Huawei dan ZTE dilarang maka Ericsson, Nokia dan Samsung akan menerima lonjakan permintaan secara tiba-tiba sementara perangkat belum diproduksi.
"Penundaan ini akan membuat kesenjangan penerapan teknologi 5G antara Eropa dengan AS semakin melebar," ujar laporan GSMA.
Asal tahu saja, AS baru saja menerbitkan aturan yang melarang penggunaan perangkat Huawei untuk membangun infrastruktur 5G. AS terus membujuk dan memaksa para sekutunya agar tidak menggunakan perangkat Huawei.
Simak video pernyataan Presiden Donald Trump soal teknologi 5G di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dob) Next Article AS Serukan Blokir, Ini Negara yang Larang Teknologi 5G Huawei
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular