
OJK: 80% Transaksi Akan Menggunakan Smartphone
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
02 May 2019 12:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pada tahun 2020 kegiatan pasar akan lebih banyak dilakukan menggunakan smartphone. Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida menyebut persentasenya mencapai 80% dari seluruh kegiatan pasar.
"Hasil analisis IT (Informasi dan Teknologi) kami, di 2020 nanti sekitar 80% dari kegiatan di pasar akan didominasi oleh smartphone. Akan banyak sekali penggunaan teknologi yang maju dan perbankan konvensional perlu menyesuaikan diri," kata Nurhaida dalam Seminar Digital Disruption and Banking For the Future: Avoiding 'Extinction Phase', Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Di era digital saat ini, lanjut Nurhaida, semakin banyak sektor jasa keuangan yang beralih ke digitalisasi. Hampir seluruh sektor pasar modal, perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB) dan financial technology (fintech) menunjukkan tren digitalisasi.
Ada banyak inovasi yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin serba cepat dan murah. "Inovasi keuangan ini tidak terlepas dari kebutuhan. Masyarakat membutuhkan layanan yang cepat, efisien, mudah dan murah," tambah Nurhaida.
Inovasi-inovasi ini, lanjut Nurhaida, memang akan menimbulkan disrupsi. Namun, di balik itu akan muncul proses bisnis dan kesempatan baru bagi perbankan. Untuk itu, bukan hanya dibutuhkan mindset yang baru tapi juga skill set sumber daya manusia (SDM) yang baru.
Namun demikian, menjamurnya fintech dinilai tidak akan serta merta menghilangkan peran perbankan di industri sektor jasa keuangan. Peran perbankan masih tetap ada dengan berkolaborasi bersama fintech.
"Peran antara perbankan dan fintech akan berkolaborasi. Jadi, ada perannya masing-masing tetapi berkolaborasi. Bank tetap lakukan perannya tapi juga melakukan transformasi. Fintech juga akan bisa digunakan secara bersamaan dengan perbankan." tandas Nurhaida.
(roy/roy) Next Article Rudiantara Sebut Fintech Mulai 'Sikat' Nasabah Bank
"Hasil analisis IT (Informasi dan Teknologi) kami, di 2020 nanti sekitar 80% dari kegiatan di pasar akan didominasi oleh smartphone. Akan banyak sekali penggunaan teknologi yang maju dan perbankan konvensional perlu menyesuaikan diri," kata Nurhaida dalam Seminar Digital Disruption and Banking For the Future: Avoiding 'Extinction Phase', Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Di era digital saat ini, lanjut Nurhaida, semakin banyak sektor jasa keuangan yang beralih ke digitalisasi. Hampir seluruh sektor pasar modal, perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB) dan financial technology (fintech) menunjukkan tren digitalisasi.
Inovasi-inovasi ini, lanjut Nurhaida, memang akan menimbulkan disrupsi. Namun, di balik itu akan muncul proses bisnis dan kesempatan baru bagi perbankan. Untuk itu, bukan hanya dibutuhkan mindset yang baru tapi juga skill set sumber daya manusia (SDM) yang baru.
Namun demikian, menjamurnya fintech dinilai tidak akan serta merta menghilangkan peran perbankan di industri sektor jasa keuangan. Peran perbankan masih tetap ada dengan berkolaborasi bersama fintech.
"Peran antara perbankan dan fintech akan berkolaborasi. Jadi, ada perannya masing-masing tetapi berkolaborasi. Bank tetap lakukan perannya tapi juga melakukan transformasi. Fintech juga akan bisa digunakan secara bersamaan dengan perbankan." tandas Nurhaida.
(roy/roy) Next Article Rudiantara Sebut Fintech Mulai 'Sikat' Nasabah Bank
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular