
Yang Lain Sudah Unicorn, Duet e-Bay & Telkom Kok Masih Kecoa?
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
15 March 2019 20:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Unicorn ramai diperbincangkan setelah disinggung dalam debat pilpres. Empat dari tujuh unicorn di Asia Tenggara memang lahir di Indonesia. Namun tidak dengan startup Indonesia besutan e-bay dan raksasa telekomunikasi nasional ini. Mengapa?
Jika bicara e-commerce dan marketplace, siapa yang tidak kenal dengan Tokopedia dan Bukalapak? Bersama Go-Jek dan Traveloka, keduanya sukses meraih status sebagai unicorn-sebutan untuk startup (perusahaan rintisan) yang meraih valuasi US$1 miliar (Rp 14,13 triliun).
Tokopedia didirikan pada 2009 oleh William Tanuwijaya, sedangkan Bukalapak berdiri setahun kemudian oleh Achmad Zaky. Keduanya berangkat nyaris dari nol, tanpa dukungan korporasi atau brand besar pada masa pendiriannya.
Namun tidak banyak yang tahu bahwa pada kurun waktu yang sama, raja layanan komunikasi nasional PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah menjalankan marketplace yang bahkan sudah menggandeng pemain global e-Bay.
Ingatkah anda dengan plasa.com, marketplace yang juga menyediakan layanan email sejak awal tahun 2000? Pada 2010, platform milik Telkom ini bekerja sama dengan E-bay menyediakan layanan cross border trading yang memungkinkan kita jual-beli barang di lapak e-bay.
Pada tahun 2012, kerja sama Telkom dengan perusahaan internet terbesar ke-10 di dunia itu kian mengental dengan merombak ulang plasa.com menjadi brand baru, yakni blanja.com. Kerja sama itu memungkinkan pengguna Blanja untuk mengakses 500 juta produk e-Bay.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan baru itu digawangi oleh Aulia E. Marianto yang juga menjadi Chairman Indonesian E-Commerce Association (idEA). Telkom pun mengerahkan saudara-saudaranya, 118 BUMN, untuk mengisi Blanja.com dengan produk unik mereka.
Dari situ, Digital News Asia (DNA) melaporkan rata-rata transaksi di Blanja mencapai 5.000 per hari, dengan 30 juta pengunjung dan total transaksi US$100 juta. Menurut startupranking, blanja.com berada di peringkat keenam terbaik startup nasional, dan di peringkat 115 startup terbaik dunia. Bukalapak berada di posisi wahid di tingkat nasional, dan di level 23 di tingkat global.
Antara Suntik Valuasi dan Genjot Kinerja
Lalu dengan capaian seperti itu, mengapa Blanja kedodoran dari sisi valuasi? Ketika Tokopedia dan Bukalapak berubah menjadi unicorn berkat suntikan angel investor, Blanja masih berstatus cockroach (kecoa). Cockroach adalah sebuatan untuk startup bervaluasi rendah tetapi memiliki arus kas sehat dan efisien, sedangkan Unicorn adalah perusahaan bervaluasi di atas US$1 miliar meski profitabilitas belum terjaga.
Jawabannya kembali pada kuatnya kultur korporasi yang mengayomi Blanja.com. Berbeda dari dua kompetitornya tersebut, Telkom memberikan dukungan dana kuat dan sedangkan e-Bay memberi dukungan infrastruktur dan branding sehingga suntikan dana angel investor bukan menjadi prioritas.
Namun jika bicara valuasi, suntikan investasi baru adalah komponen utama yang menyuntik kenaikan valuasi startup. Dana tersebut pada gilirannya dipakai untuk mendongkrak platform mereka melalui strategi pemasaran yang masif dan membangun basis data pengguna.
"Kami harus memilih antara membuat website internasional yang sama (dengan e-Bay) ataukah mengembangkan platform dari remah-remah, melokalisasikannya, membangun konten dan baru mendongkraknya nanti. Kami memilih yang kedua," tutur Aulia sebagaimana dikutip DNA pada 11 April 2017.
Membangun dari awal mendorong Blanja.com memilih fokus membangun infrastruktur dan platform layanan, dan alih-alih menarik angel investor dari berbagai negeri. Strategi ini bisa jadi benar jika perseroan konservatif dengan menyeimbangkan biaya ekspansi dengan menjaga kesehatan cash flow.
Namun jika berbicara dalam konteks dunia startup, bukankah ini berarti mereka melewatkan persaingan untuk menarik basis pengguna secara lebih cepat, yang pada ujungnya juga membahayakan posisi brand dan valuasi perseroan?
TIM RISET CNBC INDONESIA
Apa peran eBay di blanja.com? Simak dalam video di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(ags/roy) Next Article Sayonara! Telkom Resmi Tutup Blanja.com
Jika bicara e-commerce dan marketplace, siapa yang tidak kenal dengan Tokopedia dan Bukalapak? Bersama Go-Jek dan Traveloka, keduanya sukses meraih status sebagai unicorn-sebutan untuk startup (perusahaan rintisan) yang meraih valuasi US$1 miliar (Rp 14,13 triliun).
Tokopedia didirikan pada 2009 oleh William Tanuwijaya, sedangkan Bukalapak berdiri setahun kemudian oleh Achmad Zaky. Keduanya berangkat nyaris dari nol, tanpa dukungan korporasi atau brand besar pada masa pendiriannya.
Ingatkah anda dengan plasa.com, marketplace yang juga menyediakan layanan email sejak awal tahun 2000? Pada 2010, platform milik Telkom ini bekerja sama dengan E-bay menyediakan layanan cross border trading yang memungkinkan kita jual-beli barang di lapak e-bay.
Pada tahun 2012, kerja sama Telkom dengan perusahaan internet terbesar ke-10 di dunia itu kian mengental dengan merombak ulang plasa.com menjadi brand baru, yakni blanja.com. Kerja sama itu memungkinkan pengguna Blanja untuk mengakses 500 juta produk e-Bay.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan baru itu digawangi oleh Aulia E. Marianto yang juga menjadi Chairman Indonesian E-Commerce Association (idEA). Telkom pun mengerahkan saudara-saudaranya, 118 BUMN, untuk mengisi Blanja.com dengan produk unik mereka.
Dari situ, Digital News Asia (DNA) melaporkan rata-rata transaksi di Blanja mencapai 5.000 per hari, dengan 30 juta pengunjung dan total transaksi US$100 juta. Menurut startupranking, blanja.com berada di peringkat keenam terbaik startup nasional, dan di peringkat 115 startup terbaik dunia. Bukalapak berada di posisi wahid di tingkat nasional, dan di level 23 di tingkat global.
Antara Suntik Valuasi dan Genjot Kinerja
Lalu dengan capaian seperti itu, mengapa Blanja kedodoran dari sisi valuasi? Ketika Tokopedia dan Bukalapak berubah menjadi unicorn berkat suntikan angel investor, Blanja masih berstatus cockroach (kecoa). Cockroach adalah sebuatan untuk startup bervaluasi rendah tetapi memiliki arus kas sehat dan efisien, sedangkan Unicorn adalah perusahaan bervaluasi di atas US$1 miliar meski profitabilitas belum terjaga.
Jawabannya kembali pada kuatnya kultur korporasi yang mengayomi Blanja.com. Berbeda dari dua kompetitornya tersebut, Telkom memberikan dukungan dana kuat dan sedangkan e-Bay memberi dukungan infrastruktur dan branding sehingga suntikan dana angel investor bukan menjadi prioritas.
Namun jika bicara valuasi, suntikan investasi baru adalah komponen utama yang menyuntik kenaikan valuasi startup. Dana tersebut pada gilirannya dipakai untuk mendongkrak platform mereka melalui strategi pemasaran yang masif dan membangun basis data pengguna.
"Kami harus memilih antara membuat website internasional yang sama (dengan e-Bay) ataukah mengembangkan platform dari remah-remah, melokalisasikannya, membangun konten dan baru mendongkraknya nanti. Kami memilih yang kedua," tutur Aulia sebagaimana dikutip DNA pada 11 April 2017.
Membangun dari awal mendorong Blanja.com memilih fokus membangun infrastruktur dan platform layanan, dan alih-alih menarik angel investor dari berbagai negeri. Strategi ini bisa jadi benar jika perseroan konservatif dengan menyeimbangkan biaya ekspansi dengan menjaga kesehatan cash flow.
Namun jika berbicara dalam konteks dunia startup, bukankah ini berarti mereka melewatkan persaingan untuk menarik basis pengguna secara lebih cepat, yang pada ujungnya juga membahayakan posisi brand dan valuasi perseroan?
TIM RISET CNBC INDONESIA
Apa peran eBay di blanja.com? Simak dalam video di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(ags/roy) Next Article Sayonara! Telkom Resmi Tutup Blanja.com
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular