Berhasil Tekan Fraud dan Opik, Grab Buka Rahasianya

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
14 March 2019 13:04
Tingkat penipuan pada layanan pemesanan transportasi Grab hanya sebesar 1/6 dibanding pesaing utamanya.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Rata-rata bisnis e-commerce, termasuk pemesanan perjalanan atau ride hailing di Asia Tenggara kehilangan 1,6% pendapatan akibat tindak kecurangan. Transaksi palsu dan manipulasi yang dilakukan para pelaku kejahatan terjadi di berbagai platform.

Hal ini memberi pengaruh negatif pada ekonomi digital, karena akan menghancurkan kepercayaan antara para pengguna, penyedia layanan, dan platform.

Head of User Trust at Grab Wui Ngiap Foo mengatakan selama beberapa tahun belakangan ini, Grab telah berinvestasi besar untuk pengembangan sistem yang lebih kuat berkat dukungan machine learning serta kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan mencegah kecurangan pada platform Grab.
Hasilnya, penelitian independen oleh Spire Research and Consulting menemukan bahwa tingkat penipuan pada layanan pemesanan transportasi Grab hanya sebesar 1/6 dibanding pesaing utamanya.

"Setiap hari machine learning kami menganalisis jutaan data secara real-time untuk mendeteksi pola kecurangan, baik yang telah ada maupun yang baru," kata Foo, Rabu (13/03/2019).

Menurutnya tindak kecurangan akan terus berevolusi, oleh karena itu Grab membangun algoritma yang juga dapat berevolusi dan mempelajari polanya sehingga bisa selangkah lebih maju dari pelaku kejahatan.

Untuk itulah Grab Holding meluncurkan teknologi deteksi dan pencegahan kecurangan terbaru untuk mitra Grab, melalui serangkaian perangkat Grab Defence. Grab Defence dapat dimanfaatkan oleh mitra strategis untuk mengurangi tindak kecurangan untuk memperkuat ekosistem teknologi dan arus transaksi.

"Melalui Grab Defence, kami ingin berbagi keahlian yang kami miliki dengan para mitra yang mungkin menghadapi masalah yang sama," kata dia.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan di Indonesia pihaknya telah melihat sindikat kejahatan yang mendapatkan keuntungan secara ilegal.

Beberapa diantaranya menggunakan aplikasi GPS palsu, atau aplikasi yang telah dimodifikasi serta metode lainnya untuk mencuri insentif hasil kerja keras mitra pengemudi dan menciptakan pengalaman buruk bagi pengguna di platform Grab.

"Kami telah meluncurkan kampanye Grab Lawan Opik! tahun lalu di Indonesia untuk memerangi order fiktif dan mencanangkan Grab FairPlay yang mendorong mitra pengemudi untuk melaporkan tindak kecurangan yang terjadi dalam ekosistem Grab," tegas Ridzki.

Asal tahu saja, Grab merupakan startup berstatus decacorn. Ini merupakan julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$10 miliar. Techcrunch melaporkan suntikan dana terakhir telah membuat valuasi Grab melonjak menjadi US$14 miliar.

Saksikan video Grab Lirik Investasi Mobil Listrik


(dob) Next Article Grab Luncurkan Fitur Keamanan Baru, Pelecehan Turun 70%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular