
Internasional
Ini Alasan Trump Bersikap Galak ke Huawei
Roy Franedya, CNBC Indonesia
19 February 2019 13:06

Dalam teknologi 5G, Huawei memang termasuk salah satu perusahaan yang terdepan dalam teknologi ini. Huawei berkembang karena pesatnya penetrasi internet di China.
Menurut Pusat Informasi Jaringan Internet China pada 2016 pengguna internet melalui perangkat seluler sudah mencapai 95,1%.
Tak hanya di China, Huawei juga mengembangkan sayap bisnis ke negara-negara lain. Bahkan perusahaan mengklaim tahun ini sudah mendapat kontrak 5G lebih dari 30 negara. Cepatnya gerak Huawei tentu membuat AS khawatir.
"Amerika Serikat tidak akan mendapatkan kesempatan kedua untuk memenangkan perlombaan global 5G," ujar Meredith Attwell Baker, presiden dan CEO kelompok industri nirkabel CTIA, pada April 2018.
Saat itu, kelompok tersebut merilis sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa AS tertinggal dari China dan Korea Selatan dalam mempersiapkan jaringan 5G. Jika tidak berubah, ekonomi AS akan menderita, Wired melaporkan.
Wired melaporkan hari ini AS tidak memiliki kecepatan broadband rumah tercepat, jaringan 4G tercepat atau yang paling banyak tersedia, sering tertinggal dari negara-negara seperti Finlandia, Jepang, dan Korea Selatan.
Sebuah laporan tahun 2016 yang dikutip oleh perusahaan konsultan Accenture memperkirakan bahwa pembangunan dan pemeliharaan jaringan 5G di AS dapat menciptakan 3 juta pekerjaan dan tambahan bagi produk domestik bruto (PDB) sebesar US$500 miliar.
Roger Entner, pendiri Recon Analytics dan penulis pendamping laporan CTIA, mengakui mungkin tidak masalah bila AS beberapa bulan lebih lambat dari China memperkenalkan 5G. Jepang negara pertama yang memperkenalkan 3G dan Eropa lebih dulu meluncurkan 2G tetapi Apple dan Google mampu mendominasi pasar smartphone.
Tetapi Entner berpendapat jika China mengalahkan AS satu atau dua tahun, itu dapat merusak kemampuan AS untuk bersaing di pasar teknologi global.
Komisioner Federal Communications Commission (FCC) Brendan Carr mengatakan ia percaya negara pertama yang meluncurkan jaringan 5G akan menikmati pertumbuhan ekonomi besar.
"Kami telah melihat generasi sebelumnya, apakah itu bergerak dari 2G, 3G, atau 4G, ada keuntungan ekonomi besar bagi negara ketika jadi penggagas pertama dalam hal teknologi yang digunakan," ujar Brendon Carr, Inverse melaporkan.
Keuntungan lainnya, negara yang terdepan yang mengembangkan 5G akan memiliki kemampuan menentukan standar berkembangnya teknologi.
"Jadi, Anda dapat memastikan AS dan perusahaan teknologi AS terus menjadi pemain dan ikut menentukan standar yang berkembang," katanya.
(roy/prm)
Menurut Pusat Informasi Jaringan Internet China pada 2016 pengguna internet melalui perangkat seluler sudah mencapai 95,1%.
Tak hanya di China, Huawei juga mengembangkan sayap bisnis ke negara-negara lain. Bahkan perusahaan mengklaim tahun ini sudah mendapat kontrak 5G lebih dari 30 negara. Cepatnya gerak Huawei tentu membuat AS khawatir.
Saat itu, kelompok tersebut merilis sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa AS tertinggal dari China dan Korea Selatan dalam mempersiapkan jaringan 5G. Jika tidak berubah, ekonomi AS akan menderita, Wired melaporkan.
![]() |
Wired melaporkan hari ini AS tidak memiliki kecepatan broadband rumah tercepat, jaringan 4G tercepat atau yang paling banyak tersedia, sering tertinggal dari negara-negara seperti Finlandia, Jepang, dan Korea Selatan.
Sebuah laporan tahun 2016 yang dikutip oleh perusahaan konsultan Accenture memperkirakan bahwa pembangunan dan pemeliharaan jaringan 5G di AS dapat menciptakan 3 juta pekerjaan dan tambahan bagi produk domestik bruto (PDB) sebesar US$500 miliar.
Roger Entner, pendiri Recon Analytics dan penulis pendamping laporan CTIA, mengakui mungkin tidak masalah bila AS beberapa bulan lebih lambat dari China memperkenalkan 5G. Jepang negara pertama yang memperkenalkan 3G dan Eropa lebih dulu meluncurkan 2G tetapi Apple dan Google mampu mendominasi pasar smartphone.
Tetapi Entner berpendapat jika China mengalahkan AS satu atau dua tahun, itu dapat merusak kemampuan AS untuk bersaing di pasar teknologi global.
Komisioner Federal Communications Commission (FCC) Brendan Carr mengatakan ia percaya negara pertama yang meluncurkan jaringan 5G akan menikmati pertumbuhan ekonomi besar.
"Kami telah melihat generasi sebelumnya, apakah itu bergerak dari 2G, 3G, atau 4G, ada keuntungan ekonomi besar bagi negara ketika jadi penggagas pertama dalam hal teknologi yang digunakan," ujar Brendon Carr, Inverse melaporkan.
Keuntungan lainnya, negara yang terdepan yang mengembangkan 5G akan memiliki kemampuan menentukan standar berkembangnya teknologi.
"Jadi, Anda dapat memastikan AS dan perusahaan teknologi AS terus menjadi pemain dan ikut menentukan standar yang berkembang," katanya.
(roy/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular