Kisah Sopir Grab Sekolahkan Anak ke Fakultas Kedokteran NUS

Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
18 February 2019 18:13
Sang sopir harus bekerja dari pagi hari hingga malam hari untuk dapat menyekolahkan sang putra.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Berdiri dengan tinggi lebih dari 1,8 meter, Wymann Tang membuat ayahnya Tang Jui Hai terlihat kerdil. Ayahnya hanya setinggi dagu putranya.

Tetapi Tang muda tahu bahwa di sinilah ia berada sekarang, berdiri di atas bahu seorang raksasa, ayahnya.

Wymann Tang, seorang mahasiswa baru berumur 22 tahun di Yong Loo Lin School of Medicine (Sekolah Kedokteran) di Universitas Nasional Singapura, program studi yang populer di kalangan rekan-rekannya di Raffles Junior College.

Sementara itu, pendidikan formal Tang Jui Hai hanya sampai sekolah dasar, sesuatu yang umum pada generasinya.

Sebelumnya pria 60 tahun ini memiliki usaha distribusi gas, namun terpaksa dia tutup karena popularitas kompor listrik mengalahkan kompor gas. Tak gentar, Tang mengambil lisensi mengemudi untuk mencari sesuap nasi sebagai sopir taksi. Istrinya bekerja sebagai kasir paruh waktu di supermarket.

Bagi kebanyakan orang, tidak terpikirkan beralih dari bisnis menjadi pengemudi taksi. Tetapi pergantian karier adalah sesuatu yang sepertinya harus dilakukan.

Wymann Tang mengagumi keuletan dan kemampuan beradaptasi ayahnya. "Saya pikir dibutuhkan banyak kemauan untuk melakukan apa yang dia lakukan setiap hari. Dia selalu pergi lebih awal dan kembali terlambat," ujar Wymann seperti dilansir dari Straitstimes, Senin (18/02/2019).

Sebagai pengemudi penuh waktu Grab, Tang yang sudah tua mulai mengemudi sejak jam 7.30 pagi dan berhenti bekerja hanya di malam hari. Waktu istirahatnya adalah pada hari Sabtu pagi, ketika jumlah penumpang lebih sedikit, sehingga bisa berangka kerja lebih lambat dari biasanya.

Wymann Tang menyadari bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari mengemudi dalam waktu yang lama.

Meski dia tahu ayahnya istirahat teratur (aplikasi Grab memastikan ini dengan mengirimkan peringatan, juga ibunya yang selalu mengingatkan melalui pesan teks) tetapi itu tidak menghentikan mahasiswa kedokteran tersebut dari mengkhawatirkan kesejahteraan ayahnya.

Karena itu, ia mendorong ayahnya untuk berolahraga secara teratur dan mereka berlari bersama ketika mereka punya waktu). Sayangnya, saat tersebut sering kali menjadi langka.

Wymann Tang tinggal di kampus dan pulang hanya pada akhir pekan. Bahkan, tidak ada jaminan melihat ayahnya, yang meninggalkan rumah sebelum Wymann Tang bangun, dan kadang-kadang kembali setelah putranya tidur.

Kadang-kadang, ayah dan anak tersebut pergi tanpa bertemu satu sama lain selama berminggu-minggu, membuat waktu bersama menjadi sangat berharga.

Ketika mereka bisa, keluarga Tang duduk makan bersama, sebuah kemewahan dibandingkan dengan cemilan sore yang disantap oleh Tang Jui Hai saat shift.

Mungkin sulit melihat ayahnya bekerja keras untuknya, tetapi itu juga membuat Wymann Tang semakin bertekad untuk tidak mengecewakan pengorbanan ayahnya sebaik-baiknya.

Wymann Tang memantapkan hati untuk menjadi seorang dokter. Setelah magang di organisasi kesejahteraan sukarela Olimpiade Khusus Singapura dan Rumah Sakit Assisi, Wymann Tang menyadari bahwa dia ingin menyemangati orang lain, sama seperti ayahnya telah menyemangati untuk mengejar keinginannya.

"Sangat berarti bagi saya untuk terlibat dalam perawatan kesehatan. Kedokteran adalah bidang yang memungkinkan anda untuk menyemangati orang lain," katanya. "Mungkin ada banyak orang di luar sana yang seperti orang tua saya, orang-orang yang bekerja sangat keras sehingga hampir tidak punya waktu untuk merawat kesehatan mereka sendiri."

Inilah mengapa Wymann Tang berterima kasih atas asuransi yang diberikan Grab untuk ayahnya, serta untuk beasiswa Grab senilai US$ 10.000 atau setara Rp 141 juta (kurs Rp 14.100) yang diberikan kepadanya, sehingga ayahnya dapat mengurangi jam kerjanya.

Tetapi masih ada hal-hal yang dia khawatirkan ketika ayahnya di jalan, seperti bahaya yang ditimbulkan oleh pengguna jalan lain atau penumpang yang kasar. "Orang harus mencoba berempati dengan pengemudi. Tidak mudah berada di jalan untuk waktu yang lama."

Saksikan video Bos Grab Buka-Bukaan Soal Rencana Bisnis

[Gambas:Video CNBC]
(dob) Next Article Grab Luncurkan Fitur Keamanan Baru, Pelecehan Turun 70%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular