
Bicara Fenomena Gopay-OVO, Sri Mulyani Bakal Atur?
Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
12 February 2019 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya meningkatkan kapasitasnya dalam era perkembangan teknologi yang super dahsyat dan canggih. Pemahaman digitalisasi harus terus ditingkatkan agar Indonesia tidak ketinggalan.
"Kita harus memahami ini, mengantisipasi, mengelola, memanage, memanfaatkan. Kalau tidak kita ketinggalan. Ini tanggung jawab yang berat," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Dijelaskan Sri Mulyani, kebijakan harus diarahkan untuk mengakomodir seluruh perkembangan teknologi. Kemenkeu, sambung Sri Mulyani harus punya kesadaran dan pemahaman tentang digital.
"Tidak mungkin Kemenkeu punya gen digital kalau anda tidak memahaminya. Kita tidak mampu menyiapkan policy tentang digital payment. Gopay berbagai macam, OVO, kita seperti digiring."
"Sebagai institusi harus berpikir ini artinya apa, implikasinya apa, tidak hanya pengguna. Kalau Kemenkeu hanya fokus APBN, mikir jelasin utang, kita harus gerak cepat," imbuhnya.
Indonesia akan terus menjadi pasar yang potensial karena sebanyak 55 juta orang Indonesia berhubungan dengan gadget dan internet.
"Peranan keuangan negara penting, kemampuan pahami teknologi digital, akan muncul budaya yang tidak ada gap antara teknologi digital dengan our daily work," tutur Sri Mulyani.
(dru/roy) Next Article Ratu Maxima, Sri Mulyani, dan Perempuan 'Melek' Keuangan
"Kita harus memahami ini, mengantisipasi, mengelola, memanage, memanfaatkan. Kalau tidak kita ketinggalan. Ini tanggung jawab yang berat," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Dijelaskan Sri Mulyani, kebijakan harus diarahkan untuk mengakomodir seluruh perkembangan teknologi. Kemenkeu, sambung Sri Mulyani harus punya kesadaran dan pemahaman tentang digital.
"Sebagai institusi harus berpikir ini artinya apa, implikasinya apa, tidak hanya pengguna. Kalau Kemenkeu hanya fokus APBN, mikir jelasin utang, kita harus gerak cepat," imbuhnya.
Indonesia akan terus menjadi pasar yang potensial karena sebanyak 55 juta orang Indonesia berhubungan dengan gadget dan internet.
"Peranan keuangan negara penting, kemampuan pahami teknologi digital, akan muncul budaya yang tidak ada gap antara teknologi digital dengan our daily work," tutur Sri Mulyani.
(dru/roy) Next Article Ratu Maxima, Sri Mulyani, dan Perempuan 'Melek' Keuangan
Most Popular