
Ratu Maxima, Sri Mulyani, dan Perempuan 'Melek' Keuangan
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 November 2018 20:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Era ekonomi digital telah meningkatkan literasi keuangan dan literasi digital khususnya untuk perempuan di Indonesia. Hal ini didukung dengan adanya empat unicorn yang telah berhasil mentransformasi ekonomi dan membuka akses kepada pengusaha termasuk perempuan.
Para pengusaha yang sebelumnya tidak punya akses terhadap pasar, menjadi sangat mudah terhubung dengan pasar. Perkembangan ini sangat membantu perempuan terlibat aktif dalam inklusi keuangan.
Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi panel "The Role of Finance for Women's Economic Empowerment" di Buenos Aires, yang merupakan rangkaian pertemuan tahunan negara-negara anggota G20.
Panelis yang dimotori oleh Ratu Maxima itu dihadiri oleh Presiden Bank Dunia Jim Young Kim, Gubernur provinsi Buenos Aires Maria Eugenia Vidal dan Sekretaris Hubungan Ekonomi India Subhash Chandra Gark.
"Salah satu efek positif perubahan teknologi adalah meningkatnya inklusi keuangan untuk perempuan," ujar Sri Mulyani, seperti dikutip Jumat (30/11/2018).
"Adanya perusahaan unicorn di Indonesia telah memudahkan perempuan untuk bisa menjalankan dua hal yaitu menjaga keluarga dan mencari uang dalam waktu yang sama," jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, peningkatan inklusi keuangan perempuan akan meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, dan menjembatani kesenjangan yang sering menjadi permasalahan negara berkembang.
Meski demikian, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan inklusi digital bagi perempuan. Tantangan tersebut, bukan hanya berasal dari sisi permintaan melainkan juga sisi penawaran.
Dari sisi permintaan, antara lain kemampuan literasi digital yang lebih rendah, kurangnya jaminan untuk mendapatkan pembiayaan lembaga keuangan formal, serta mayoritas pekerja yang lebih nyaman dengan sektor informal.
Sementara dari sisi penawaran, perempuan menghadapi kendala yaitu masih adanya kesenjangan informasi dan infrastruktur teknologi khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, serta jenis pembiayaan untuk perempuan.
Sri Mulyani mengatakan, pembangunan infrastruktur menjadi penting untuk mengatasi permasalahan digital bagi Indonesia yang merupakan sebuah negara kepulauan.
"Dalam menciptakan lingkungan untuk mendukung inklusi digital, Kementerian Keuangan telah melakukan kebijakan untuk meningkatkan peran aktif perempuan."
(dru) Next Article Tahun Depan Pegawai Kemenkeu Dapat Pulsa Jatah Rp 200 Ribu
Para pengusaha yang sebelumnya tidak punya akses terhadap pasar, menjadi sangat mudah terhubung dengan pasar. Perkembangan ini sangat membantu perempuan terlibat aktif dalam inklusi keuangan.
Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi panel "The Role of Finance for Women's Economic Empowerment" di Buenos Aires, yang merupakan rangkaian pertemuan tahunan negara-negara anggota G20.
![]() |
Panelis yang dimotori oleh Ratu Maxima itu dihadiri oleh Presiden Bank Dunia Jim Young Kim, Gubernur provinsi Buenos Aires Maria Eugenia Vidal dan Sekretaris Hubungan Ekonomi India Subhash Chandra Gark.
"Salah satu efek positif perubahan teknologi adalah meningkatnya inklusi keuangan untuk perempuan," ujar Sri Mulyani, seperti dikutip Jumat (30/11/2018).
"Adanya perusahaan unicorn di Indonesia telah memudahkan perempuan untuk bisa menjalankan dua hal yaitu menjaga keluarga dan mencari uang dalam waktu yang sama," jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, peningkatan inklusi keuangan perempuan akan meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, dan menjembatani kesenjangan yang sering menjadi permasalahan negara berkembang.
Meski demikian, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan inklusi digital bagi perempuan. Tantangan tersebut, bukan hanya berasal dari sisi permintaan melainkan juga sisi penawaran.
Dari sisi permintaan, antara lain kemampuan literasi digital yang lebih rendah, kurangnya jaminan untuk mendapatkan pembiayaan lembaga keuangan formal, serta mayoritas pekerja yang lebih nyaman dengan sektor informal.
Sementara dari sisi penawaran, perempuan menghadapi kendala yaitu masih adanya kesenjangan informasi dan infrastruktur teknologi khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, serta jenis pembiayaan untuk perempuan.
Sri Mulyani mengatakan, pembangunan infrastruktur menjadi penting untuk mengatasi permasalahan digital bagi Indonesia yang merupakan sebuah negara kepulauan.
"Dalam menciptakan lingkungan untuk mendukung inklusi digital, Kementerian Keuangan telah melakukan kebijakan untuk meningkatkan peran aktif perempuan."
(dru) Next Article Tahun Depan Pegawai Kemenkeu Dapat Pulsa Jatah Rp 200 Ribu
Most Popular