Diawasi, Perilaku Ngebut Sopir Grab di Indonesia Turun 76%

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
27 December 2018 17:50
Teknologi ini membuat Grab bisa mengetahui perilaku mengemudi hanya melalui aplikasi.
Foto: Ilustrasi Grab bike (Istimewa Grab Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Grab, aplikasi transportasi online terpopuler di Asia Tenggara, menyatakan perilaku mengebut atau mengemudi dengan kecepatan tinggi oleh para mitra driver, telah berkurang sekitar 76% dalam satu tahun terakhir.

Hal tersebut merupakan hasil analisis dari telematika perilaku pengemudi yang dikumpulkan melalui data GPS, giroskop, dan akselerometer dari aplikasi Grab. Teknologi ini membuat Grab bisa mengetahui perilaku mengemudi hanya melalui aplikasi.

Berdasarkan siaran pers dari Grab, hasil analisis menyatakan perilaku akselerasi mendadak pada sopir Grab di Indonesia pada Juli 2018 telah turun 51% dibandingkan dengan Juli 2017.

Sementara itu, perilaku mengerem mendadak telah turun 25% pada Juli 2018 dibandingkan setahun sebelumnya. Adapun perilaku mengebut telah turun 76% pada Juli 2018 dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

"Mitra pengemudi kami melihat laporan telematika ini sebagai salah satu sarana praktis yang membantu mereka untuk menjadi pengemudi yang lebih baik. Mereka merasakan manfaat langsung ketika mereka dapat menghemat uang dengan berkendara lebih efisien, yang dapat menghemat bahan bakar mereka," jelas Nicholas Chng, Head of Safety and Security Grab.

Menurutnya, pengereman dan akselerasi mendadak merupakan pengalaman tidak menyenangkan bagi penumpang. Perilaku tersebut juga berhubungan erat dengan perilaku mengemudi yang tidak aman seperti mengemudi terlalu dekat di belakang kendaraan lain, cara mengemudi yang agresif dan kehilangan fokus di jalan.

Di sisi lain, ketika pengemudi mengerem atau menginjak gas lebih sering dari yang dibutuhkan, mereka akhirnya membuang lebih banyak bahan bakar serta merusak rem dan tapak ban.

Dikenal dengan julukan "lead foot syndrome", perilaku mengemudi ini juga terbukti kurang ramah lingkungan karena mengeluarkan gas yang lebih berbahaya dan juga mencemari lingkungan.

Menurutnya, dengan melacak data telematika dan mengamati pola mengemudi, Grab juga lebih mampu memberikan pelatihan proaktif kepada mitra pengemudi jika diperlukan.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Grab Luncurkan Fitur Keamanan Baru, Pelecehan Turun 70%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular